hoodie

158 34 3
                                    

Scarlett yang mengenakan hoodie abu pada pagi hari itu berjalan memasuki sekolah dan mendengus pelan karena ia harus menjalani sekolah ke sekian kalinya.

Mau tidak mau, demi masa depannya, Scarlett harus menjalani rutinitas sekolah yang siklusnya selalu sama. Datang ke sekolah, masuk ke kelas, duduk, belajar, istirahat, belajar, dan pulang, lalu esoknya akan seperti itu lagi.

Sebelum memasuki kelasnya, Scarlett duduk terlebih dahulu di tempat duduk yang ada di koridornya. Ia mengeluarkan telepon genggamnya dan mengirimi seseorang sebuah pesan.

To: +44 209482645

me
hey, i just want you to reply all my messages/letters i sent to you.

Terdengar suara tawaan yang sangat familiar di telinga Scarlett. Itu adalah saudaranya, Blake yang sedang menertawakan Reece di sebrang sana.

"Hah? Sumpahan lo akhirnya ngebales surat yang dikirim sama your past itu?" tanya Blake sambil tertawa.

"Gue penasaran. Bodo, ah, kalau dia sakit hati gara-gara gue bilang suratnya gak penting," ucap Reece.

"Jahat lo sampe ngomong kayak gitu. Tapi, terserah lo, sih," ucap Blake lalu disusul dengan tawaan mencemoohnya.

"Kenapa lo ketawa-ketawa, sih?" tanya Reece.

"Heran aja gitu. Kok lo bisa sampe mau ngebales surat begituan? Lo, kan, anti banget buat balesin pesan dari orang gak dikenal," jawab Blake. 

Scarlett pun datang ke arah mereka sambil melepaskan hoodienya karena kelas akan dimulai dalam lima menit lagi. 

Blake dan Reece melihat Scarlett yang kini sedang memegang hoodie abu-abunya itu. Tidak lama kemudian, Blake menyapanya.

"Pagi, Scarlett!" sapa Blake disambut dengan senyuman kecil dari Scarlett. Reece menatap hoodie yang dipegang oleh Scarlett, karena yang Reece tahu, hoodie itu milik Zoe.

"Hoodienya Zoe? Kok di lo?" tanya Reece dingin. Scarlett mengernyitkan dahinya.

"Lo mikir gue nyuri?" tanya Scarlett dengan nada sedikit tinggi. Scarlett memang sedang kedatangan bulan dan itu membuat sifatnya semakin menjadi-jadi.

"Gue, kan, ngomong doang. Habisnya sama kayak punya Zoe," ucap Reece. Blake memelas dan memukul dahinya pelan.

"Lo pikir hoodie kayak gini cuma Zoe doang yang punya?" tanya Scarlett.

"GUYS!" teriak Blake. "Childish banget tau, gak?" tambahnya.

Scarlett dan Reece saling menatap sinis. Blake hanya bisa mengacak rambutnya. Kalau Reece dan Scarlett menjadi satu dalam keadaan seperti ini, suasananya bisa berubah menjadi panas. 

Reece yang tujuan awalnya hanya ingin menyimpan surat yang akan ditujukan kepada seseorang yang selalu mengirimkan dirinya surat, malah harus berurusan dengan Scarlett. 

Tetapi akhirnya, Reece menyimpan suratnya di loker dengan keadaan sedikit terlihat dari luar, menandakan ada sesuatu di dalamnya. Ya, tanda ini ditujukan kepada si pengirim surat agar ia bisa mengambilnya. Setelah itu, Reece langsung pergi dan meninggalkan Blake juga Scarlett.

--

Dengan terburu-buru, Zoe berjalan ke arah lokernya untuk mengambil beberapa buku pelajarannya hari ini. Tidak sengaja, Zoe melihat sebuah surat yang sedikit terlihat dari loker Reece. 

"Reece ngebales surat apa gimana, nih?" gumam Zoe pelan. 

Zoe melihat ke arah kanan dan kiri terlebih dahulu, memastikan tidak ada Reece di sana. Langsung saja, ia membuka surat tersebut.

10.08PM

Untuk kau yang mengaku sebagai masa laluku.

Bisakah kau langsung menemuiku saja dan utarakan semua maksudmu dari surat-surat yang kurang penting ini?

Wow, maaf kalau aku menyakitimu karena mengatakan suratmu kurang penting. But that's the fact.

-Reece

"Maunya ditemuin langsung," gumam Zoe sambil menggelengkan kepala. Setelah membaca suratnya, ia menyimpan kembali surat tersebut ke loker Reece dengan posisi yang sama seperti awalnya.

Akhirnya, Zoe berlari di koridor yang sepi menuju kelasnya yang sudah mulai sepuluh menit yang lalu.

"Permisi. Maaf saya terlambat, Mr. Avery," ucap seseorang yang baru saja membuka pintu kelas. Mata semua murid di kelas pun tertuju padanya. Perempuan yang sekarang mengenakan hoodie yang sama seperti yang Scarlett punya.

Scarlett langsung menatap ke arah Reece, begitujuga dengan Reece. Saat mereka sama-sama menatap, mereka langsung membuang tatapannya ke arah Zoe lagi. 

"Kenapa kamu terlambat, Zoella?" tanya Mr. Avery.

"Tadi saya bangun kesiangan," jawab Zoe. Akhirnya Mr. Avery mempersilakan Zoe untuk masuk dan mengikuti pelajaran.

Zoe duduk di sebelah Blake dan menyapa Blake pelan. Lalu ia menepuk pelan bahu Reece.

"Lo bales surat?" tanya Zoe.

"Iya. Masih ada suratnya di loker?" tanya Reece.

"Ad-, gak, sih. Udah gak ada," jawab Zoe.

"Udah diambil berarti," ucap Reece lalu fokus kembali ke pelajaran.

Tidak sengaja, Zoe melihat Scarlett dan Scarlett sedang menatap Zoe. Ia pun menyapa Scarlett dengan melambaikan tangannya, namun Scarlett tidak membalasnya.

"Kebiasaan Scarlett, ya. Dingin terus," ucap Zoe pada Blake.

"Tadi dia berantem sama Reece gara-gara Reece mikir kalo hoodie yang dipegang Scarlett itu punya lo. Hoodie lo sama kayak punya dia. Childish banget, kan?" ucap Blake.

"Itu anak duaan emang bener-bener, ya," ucap Zoe sambil tertawa lalu membuka hoodienya dan mulai belajar.

***

double update for today. reece dan scarlett childish banget. gegara hoodie doang berantem. dasar aneh.

but anyways, vomments :)

12 Februari, 2019

chel.

letter from the past :: reece bibbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang