Oke gengs di part ini author mau nyeritain dari sudut pandangnya Ree ya. Ada yang kangen Ree? Atau udah pada lupa malah? Hehehe.
-----------------------------------------
Ree POV
Aku menatap layar ponselku. Terdiam sejenak selama beberapa menit. Menikmatinya meski hanya lewat layar.
Tak terasa, sudut bibirku tertarik. Membentuk sebuah senyuman yang entah untuk apa, bahkan untuk siapa. Entahlah. Aku sendiri pun tak tau.
"Lo pergi tanpa ninggalin jejak sedikitpun. Gue rindu.." gumamku sambil menyandarkan tubuhku ke tembok.
"Dor!!!" Seseorang membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke arah sumber suara sambil menutup layar ponselku, menyembunyikannya.
"Ngagetin deh." Ucapku sambil memasang raut muka sebal. Dia tertawa.
"Habis lo bengong aja. Jalan yuk!" Ajaknya.
"Lo gak liat ini kantong mata gua udah gede banget gini? Mager ah."
"Yaudah. Ngopi deh yuk! Dijamin itu mata panda ilang semua sama bola matanya sekalian."
Aku memukul cowok itu dengan tumpukan buku di hadapanku.
"Sialan."
"Yaudah yuk. Gua bayarin deh." Tawarnya sekali lagi. Aku tersenyum lebar sekali.
"Gitu dong dari tadi."
***
Dua cangkir espresso datang diantar oleh seorang pelayan perempuan.
"Terima kasih." Ucapku. Wanita itu mengangguk.
Aku meneguk espressoku. Nikmat, seperti biasanya.
"Habis ini temenin gue, ya!" Ajakku.
"Halah, temenin doang, balikan kagak." Ucap lawan bicaraku itu, dengan sangat pelan, namun masih dapat kudengar.
"Apa?" Tanyaku memperjelas. Pria itu gelagapan.
"Eh, enggak. Yuk! Mau kemana?"
"Nyari referensi buat bikin makalah."
"Wah gila dosen loya. Lagi liburan masih aja ngasih tugas."
"Lo sendiri, kapan balik?"
"Gue masih mau nemenin lo."
***
Kami tak jadi mampir ke toko buku. Willy mengajakku mampir di sebuah perpustakaan kecil di pinggir kota. Lebih menyenangkan, katanya. Aku mulai menyenangi kehidupan pria ini, sederhana, meskipun tak sesederhana itu.
"Kok bengong. Yuk, masuk!" Dia menarik tanganku.
Baru ketika kami memasuki perpustakaan, ponselku bergetar. Sebuah pesan masuk di layar handphone ku.
Apa kabar?
Aku mengernyitkan dahi.
Siapa itu?
Haii!
Maaf baru update. Dan ini part terakhir aku sebelum lulus sbm. Nanti kalo udah lulus aku update terus. Janji.Love,
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Kopi
Teen FictionSeperti halnya kopi, realitas pun begitu. Ada kalanya hidup ini pahit bagi yang tidak menikmatinya. Tapi bagi penikmat sejatinya, hidup terasa begitu nikmat. Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Kita hanya perlu meyakinkan hati kita...