Sejak hari ini, sejak hari kelulusanku ini, aku benar-benar tak pernah bertemu dengannya lagi. Tapi sudah kutitipkan secarik kertas yang mungkin memiliki berbagai makna di dalam tulisannya.
Jadi, selamat tinggal. Terima kasih untuk tuturmu yang menyenangkan dan hadirmu yang menguatkan.
Kuharap semesta akan mempertemukan kita kembali. Aku tersenyum menatap ijasah kelulusanku, menatap bangunan tua yang sudah kupijak selama tiga tahun, menatap bendera merah putih yang setiap hari senin ku beri hormat, dan melirik kelas di ujung sebelah kamar mandi perempuan, dimana gadis pujaanku sedang tertawa bersama teman-temannya menghabiskan waktu istirahat.
Aku bernapas lega, berharap gadis itu akan baik-baik saja tanpaku.
Jaga dirimu, Ree sayang.
Aku pergi.
Aku berangkat sore ini. Ditemani langit yang sedikit mendung. Aku mengecek ponselku berulang kali. Tapi nihil. Tak ada apapun. Apa dia tak tahu tentang kepergianku ini?
Waktuku di jakarta semakin menipis. Tersisa kurang dari 10 menit lagi dan aku masih terus berharap Ree menyusulku kemari, mendekap erat tubuhku meski sebentar saja.
Tidak. Tak ada yang datang hingga pesawatku lepas landas meninggalkan tanah Jakarta yang tengah basah karena diguyur gerimis sore ini.
Sekarang, hanya hamparan awan yang berarak-arak menghantarkanku menuju negeri paman sam. Telingaku yang berdengung menyadarkanku bahwa semua tentangku dan angan angan itu hanya sepotong kisahku di masa SMA. Hanya sebuah kisah klasik yang mungkin sepuluh tahun lagi akan kukenang sembari tertawa.
Tak perlu ada penyesalan. Jalani saja. Karena seperti kopi, hidup akan terasa nikmat jika kita menjalaninya sepenuh hati. Jangan sampai kepedihan ini menghalangiku mengejar cita-citaku.
Aku memejamkan mataku. Kuharap semua akan baik-baik saja ketika ia mengetahui kepergianku.
Jadi, sekali lagi. Aku mencintaimu..
Author comeback. Maaf banget lama gak update. Tetep setia baca ceritanya kan?
Love
Author♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Kopi
Genç KurguSeperti halnya kopi, realitas pun begitu. Ada kalanya hidup ini pahit bagi yang tidak menikmatinya. Tapi bagi penikmat sejatinya, hidup terasa begitu nikmat. Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Kita hanya perlu meyakinkan hati kita...