Matahari mulai jatuh terkulai dan gadis itu tak kunjung datang. Jadi? Apa maksudnya meninggalkanku sendiri disini dengan segala hal tentang buku-buku yang tak ku mengerti.
"Hei!" Ucap gadis itu, lima belas menit setelah bulan kembali menemui langit. Aku menghela napas.
"Lo kem..."
"Nih!" Gadis itu menyodorkan sebuah kantong plastik.
"Ap.."
"Mulai sekarang, selain kamu belajar bahasa inggris, kamu juga harus belajar masak rendang. Kasian kakak kamu mesti bolak balik kemari kalo ngidam rendang."
"Hah?!" Jujur saja, aku tak pernah sekalipun menyentuh dapur. Kalaupun ke dapur, itu hanya sekadar untuk membuat kopi. Bagaimana bisa aku membuat rendang?
"Tenang, saya akan ajarin kamu. Oh iya, satu lagi. Itu tadi saya beliin kamu beberapa kaos. Saya bosen liat kamu pake kaos itu itu aja."
Aku tertawa.
"Thanks banget, ya! Tau aja lo kalo gue cuma bawa tiga pasang baju kesini."
***
"Dari mana?" Tanya suara yg sangat familiar di telingaku. Wanita itu tengah sibuk mengganti channel tv. Aku meletakkan bungkusan plastik di atas meja.
"Tuh.. cobain!"
"Dari mana?" Tanyanya sekali lagi.
"Gue atau rendangnya?" Ucapku sambil mengangkat bungkusan plastik yg tadi kubawa. Wanita itu segera merebutnya dari tanganku. Aku tertawa melihat kelakuan kakakku itu. Kelakuannya masih saja seperti anak kecil, padahal sudah tinggal menghitung bulan ia akan dipanggil mama oleh seorang anak kecil yang entah darimana datangnya.
"Bang Rhey kemana?" Ucapku berbasa-basi, mengganggu kakakku yg tengah asyik menyantap isi dari bungkusan plastikku tadi.
"Oh iya, telpon dia dong cepet. Bilang gue udah gak ngidam mangga!"
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
Bagaimana bisa bang Rhey tahan dengan kelakuan wanita aneh ini?
Dan bagaimana bisa wanita aneh ini ternyata adalah kakak kandungku?
"Kurang garam. Tapi enak sih." Ocehnya lagi.
"Maklum, baru belajar.." jawabku sambil berlalu meninggalkan kakakku yang tercengang mendengar pernyataanku barusan.
"Ini lo yang buat?"
"Woy"
"Adek durhaka lo! Ditanya gak dijawab.."
"Astaga"
Kupikir itu hanyalah basa-basi karena setelah hari ini, pasti ia akan memintaku membuatkan rendang lagi.
Bang Rhey, lo lelaki tangguh bang!
Oh iya! Aku lupa menelponnya..
#author'snote
Hello gengs.. welcome back.. ayo corat coret di komen siapa yg cocok buat cast elegi kopi.
Don't forget to vote!
Love,
Author♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Kopi
Fiksi RemajaSeperti halnya kopi, realitas pun begitu. Ada kalanya hidup ini pahit bagi yang tidak menikmatinya. Tapi bagi penikmat sejatinya, hidup terasa begitu nikmat. Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Kita hanya perlu meyakinkan hati kita...