Chapter 40

21.1K 1.2K 227
                                    

1 minggu kemudian

Tempat penuh kenangan itu terasa berbeda sejak terakhir kali ia kesini. Dibawah pohon yang rindang itu terdapat seorang pemuda yang sedang duduk termenung di tempatnya. Rambut hitamnya berkibaran mengikuti arus angin. Matanya menatap lurus ke depan. Hamparan rumput di depannya adalah saksi bisu dari kebahagiaan keluarganya dulu. Ia ingat bagaimana senyum ibunya, suara tawa ayahnya, wajah polos adiknya, dan wajah jahil kakaknya. Semua memory itu berputar di dalam kepalanya. Merindukan seseorang itu memang berat, ia merasakannya sendiri. Ingin rasanya ia memeluk orang itu, berbicara dengannya, atau melakukan hal yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

Pemuda itu menghela nafas pelan. Ia menutup matanya, merasakan semilir angin menerpa wajahnya. Suara langkah kaki terdengar, seseorang berjalan mendekat ke arahnya. "Taehyung-ah", panggil orang itu. Taehyung membuka matanya perlahan. Mendapati wajah kesal Jimin. Ia melipat tangannya di depan dada, dengan tas yang menggantung di sisi tubuhnya. "Mau sampai kapan disitu?", tanya Jimin. Ia mendudukan dirinya di samping Taehyung. Ia kemudian mendesah lelah. "Hoseok hyung terus saja mengoceh tentang mu yang tak kunjung datang", katanya. Jimin mendongakkan kepalanya, menatap hamparan langit biru tanpa awan. Ia terdiam saat Taehyung menjatuhkan kepalanya di pundaknya. "Aku merindukannya", lirih Taehyung. Jimin tersenyum. Ia menganggukan kepalanya pelan. Ia juga merindukannya. Ia ingat suasana tempat ini. Nyaman dan hangat. "Nado". Jimin memejamkan matanya. Ia juga merindukan orang yang mereka sayangi.

Mereka terdiam selama beberapa saat. Taehyung menegapkan tubuhnya kembali, membuat Jimin membuka matanya. Ia melihat ke arah Jimin dan tersenyum. "Ayo, kita harus pergi. Aku tidak mau Hoseok hyung mengurangi jatah kue ku", katanya sambil menampilkan senyum kotaknya. Ia berdiri dari duduknya, menggambil tas hitam miliknya, dan menyampirkannya di bahu. Jimin terkekeh pelan. Ia juga berdiri dari duduknya dan mengambil tas miliknya. "Ya, ayo kita pergi. Hoseok hyung sudah menunggu". Mereka berlari memuruni bukit.

Mereka terkekeh pelan saat dari kejauhan melihat wajah sebal Hoseok. Keduanya kompak duduk di belakang. Membuat Hoseok mendesis kesal. "Apa yang kalian lakukan?", katanya. Taehyung dan Jimin saling pandang, kemudian mereka menatap Hoseok dengan pandangan  polos. Hoseok memutar bola matanya malas. "Aku bukan supir. Cepat pindah", katanya. Mereka menggelengkan kepalanya. "Aku duluan yang duduk disini. Suruh saja alien itu pindah". Taehyung mencebik kesal memdengar hal itu. "Yak! Aku duluan yang duduk disini. Kau saja yang pindah bantet", ejek Taehyung sambil mengeluarkan lidahnya. Dan terjadilah perang mulut yang tak terelakan. Hoseok memijat pelipisnya. Ia menghela nafas pelan sebelum akhirnya menyalakan mesin mobil dan menjalankannya. Di temani dengan suara berisik mereka. "Kenapa harus aku yang menjemput mereka?", gumam Hoseok.

Beberapa menit kemudian keadaan mobil menjadi lebih tenang. Taehyung menatap jendela di sampingnya. Tangannya bergerak-gerak gelisah. Sedangkan Jimin hanya diam, menatap kosong ke depan. Hoseok menghela nafas pelan lagi. Kini suasana mobil terasa suram. Kenapa lagi mereka?. Hoseok berdehem pelan. Sebelum berkata, "Hei, ada apa dengan kalian? Wajah kalian membuatku muak". Ia memutar bola matanya malas saat tak mendengar jawaban dari keduanya. Taehyung menghela nafasnya. "Aku merindukannya hyung", ucap Taehyung pelan yang masih dapat di dengar oleh Hoseok. Jimin menganggukan kepalanya. Menyetujui ucapan Taehyung. Hoseok terdiam. Ia kemudian membelokkan stirnya, berjalan ke arah yang berlawanan. "Baiklah kita akan mengunjunginya."

**

Namjoon menjatuhkan tubuhnya di sofa. Rumahnya kini terasa sepi. Hoseok menjemput Taehyung dan Jimin. Yoongi, berada di rumah sakit. Jin, masih dalam masa perawatan, di rumah sakit. Ia menghela nafas lelah. Matanya memandang seisi rumah. Dan pandangannya terhenti di foto keluarga mereka. Foto keluarga yang berisi mereka semua di dalamnya. Termasuk eomma dan appa. Foto itu di ambil saat mereka masih kecil. Wajah mereka terlihat bahagia. Berbanding terbalik dengan mereka sekarang. Masa-masa indah itu tak akan bisa ia lalui kembali. Mereka kini hanya memiliki satu sama lain. Namjoon tersenyum kecil menatap foto itu. Foto terakhir mereka sebelum mereka kehilangan orang tua mereka.

Hyung... Jebal! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang