Sorry for typo
😊Sebelumnya...
From : Seokjin Hyung
Pulanglah cepat. Nanti malam kita akan menghadiri pernikahan tuan Lee.
Deg
Tuan Lee?***
Yoongi ingat sekarang. Tuan Lee. Mata dan tatapan itu milik salah satu bodyguardnya. Ia memijat pelipisnya pelan. Semua yang berhubungan dengan pria tua itu selalu rumit. Yoongi tahu seberapa liciknya pria tua itu dulu. Ia, Appanya, dan Seokjin sampai di buat pusing karena ulahnya. Mulai dari penggelapan dana sampai penurunan investasi. Pelakunya tentu orang dalam. Appanya dan Seokjin langsung memecat mereka tanpa ambil pusing. Yoongi saat itu hanya diam dan membantu apa yang di perintahkan. Tapi, ia selalu merasa ada yang salah dengan mereka. Kejadian di perusahaan saat itu sangatlah ganjil. Akhirnya Yoongi mencari tahunya sendiri. Hingga ia mengetahui dalang dari semuanya, Lee Hyujin. Teman dekat sekaligus rekan bisnis ayahnya.
Belum lagi, beberapa hari yang lalu Jungkook menceritakan semua masalah yang melibatkan Hyujin sebagai dalangnya. Sungguh ingin rasanya Yoongi memukul pria tua itu. Tapi, ia harus menahannya. Hyujin itu lebih cerdik dari perkiraannya. Ia menggunakan Jungkook untuk menghancurkan keluarganya. Dan kini mereka seperti secarik kertas yang terkena air, hancur dengan sendirinya. Kali ini Yoongi tidak akan tinggal diam. "Bajingan sialan", umpatnya pelan.
Yoongi beranjak dari kursinya. Ia harus mendinginkan kepalanya sejenak, sebelum menyusun rencana untuk menghancurkan Hyujin. Ah, dia juga membutuhkan seorang rekan. Seseorang yang bisa di ajak begerja sama, cepat tanggap, dan mengerti apa yang ia mau. Hingga satu nama terlintas di benaknya.
Benar juga. Dia pasti akan banyak membantu.
Yoongi mengeluarkan ponselnya dari balik saku dan menulis sebuah pesan singkat yang kemudian dikirim ke orang yang di maksud. Setelah itu ia bergumam pelan dengan tatapan mata yang tajam.
"Aku akan mengakhirinya, Lee Hyujin."
*
Jinyoung menggengam erat tangan sang ibu membuat sang empu berbalik menatap wajah sang anak sendu. Jinyoung menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia menolaknya, ia tak ingin Hyujin menguasai ibunya. Tapi apa, kini wanita itu akan pergi mengambil gaun untuk pernikahannya nanti. "Jebal, jangan menikah dengannya", Jinyoung berujar lirih. Kepalanya menunduk menatap lantai. Park Jihyun, hanya diam menatap anak semata wayangnya. "Aku mohon. Dia tidak pantas untuk eomma. Jangan menikah dengannya." Jihyun melepas perlahan tangan Jinyoung.
"Eomma mencintainya. Apa kau tak mau melihat eomma mu ini bahagia? Apa kau ingin eomma mu ini hidup dengan bayang-bayang appa mu, begitu? Eomma tersiksa Jinyoung-ah. Eomma tak bisa melupakan appa mu begitu saja. Eomma masih menyayanginya. Tapi eomma juga harus tetap menjalani hidup tanpa appa mu. Dan eomma bertemu dengannya. Eomma mencintainya. Eomma bahagia sekarang Jinyoung-ah. Jangan seperti ini eomma mohon," ucap Jihyun sebelum pergi meninggalkan Jinyoung yang mematung di tempatnya.
Tanpa sadar air mata nya menetes. Ia jelas tau bahwa eomma nya selama ini terus menahan sakit karena kepergian sang ayah. Ia sering melihat ibunya menangis diam-diam sambil memeluk foto sang ayah. Jinyoung ingin ibunya bahagia tapi tidak dengan rubah itu. Ia jelas tau alasan di balik ini semua. Hyujin hanya akan memanfaatkan ibunya dan berujung dengan ibunya yang kembali terluka.
Sudah banyak cara Jinyoung lakukan untuk mencegah pernikahan itu terjadi. Tetapi nihil, pernikahan itu tetap akan berjalan sesuai keinginan mereka-ah tidak Hyujin tepatnya. Jinyoung tak habis pikir dengan eomma nya, bagaimana bisa seorang wanita cantik nan angun itu jatuh kedalam pesona rubah licik. Jinyoung mengusap air matanya kasar. Ia tau ibunya pasti sudah jatuh terlalu dalam. Sekarang yang bisa Jinyoung lakukan hanyalah terus berada disisi sang ibu saat satu per satu sikap rubah itu terlihat nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung... Jebal! √
FanfictionBeberapa tahun yang lalu, sebuah kecelakaan mobil terjadi. Membuat orang tua keluarga Kim meninggal. Benci, itulah yang di rasakan ke enam anak Tuan Kim pada bungsu mereka yang selamat dari kecelakaan itu. Kim Jungkook namanya. Sejak kecil di jauhi...