Sorry for typo
😊Sebelumnya...
Pintu kamar Taehyung terbuka. Menampilkan muka Taehyung yang datar. Jimin menghentikan langkahnya. pandangannya bertemu dengan Taehyung. Mereka terdiam beberapa menit. Hingga akhirnya Taehyung memutuskan kontak mata itu dan berjalan menjauh.
Kapan semua ini akan berakhir.
***
Hening. Dentingan sendok mendominasi makan malam kali ini. Mereka semua makan dalam keadaan diam. Tak ada ocehan Jimin. Tak ada candaan Hoseok. Tak ada kejahilan Taehyung. Semuanya memakan makanan malam dalam keadaan diam.
"Ekhm... hyung ada yang ingin aku bicarakan". Suara Namjoon memecah keheningan. Membuat Jin yang dimaksud menatap Namjoon. Sedangkan yang lain memasang telinga mereka baik-baik. Tanpa menghentikan kegiatannya. "Ada apa Namjoon-ah?". Namjoon menundukan kepalanya. Ia tau saudara-saudaranya menunggunya untuk bicara. Tapi lidah nya terlalu kelu mengatakan semuanya.
"Ehm... itu... em...". Jin mengeryitkan dahinya. "Bicaralah yang benar Namjoon". Namjoon menganggukan kepalanya. Ia menghela nafas pelan. Berusaha menetralisir sesak di dadanya. "Ini... tentang kecelakaan yang di alami eomma dan appa dulu". Suasana di ruangan itu seketika tegang. Semua mata berpusat pada Namjoon. Seakan meminta jawaban atas kalimatnya tadi. Namjoon mendongakan kepalanya. Menatap hyung dan dongsaengnya.
"Apa maksud mu hyung?" Taehyung menatap Namjoon penasaran. "Mereka meninggal bukan karena kecelakaan..." Namjoon menggantungkan kalimatnya. Ia berusaha menahan sesak di dadanya.
"...Mereka dibunuh." Namjoon menatap satu persatu wajah saudaranya. Taehyung, Jimin dan Hoseok memasang wajah terkejutnya sedangkan Jin memasang muka datar
nya. "Jangan membahasnya lagi." Ucapan Jin yang datar dan dingin membuat suhu diruangan itu memanas. Jin menatap tajam Namjoon."Apa maksudmu? Orang tua kita di bunuh hyung. Ini sudah di rencanakan. Apa kau tidak penasaran siapa pelakunya? Apa kau tidak ingin menangkap orang yang sudah berbuat seperti ini pada keluarga kita?". Namjoon meninggikan nada bicaranya. Ia tak habis pikir dengan pemikiran hyung tertuanya itu. Bagaimana bisa ia bersikap seperti itu saat tau orang tua mereka di bunuh.
"Bukankah sudah jelas. Pembunuhnya adalah Jungkook. Orang yang selama ini menjadi musuh dalam selimut di keluarga kita", ucap Jin pedas. Namjoon membelalakan matanya terkejut. Ia tak habis pikir. Bagaimana bisa sang kakak menyalahkan Jungkook yang saat itu masih berusia 8 tahun. "Hyung, Jungkook masih terlalu kecil. Dia tidak mungkin membunuh orang tua kita". Jin menatap Namjoon tajam.
"Tapi, karena mainan bodohnya itu, mereka meninggal Namjoon. Dia yang membunuhnya". Jin meninggikan suaranya. Matanya menatap Namjoon tajam. Kini, ia tak lagi melihat seorang kakak penyayang dan sabar. Di hadapannya saat ini hanyalah seorang namja yang terlalu takut untuk menoleh kebelakang. Ia terlalu takut mencari kebenarannya. Ia takut akan terluka lagi saat mengetahui semua faktanya.
Tapi tidak dengan Namjoon. Ia menginginkan keluarganya yang dulu. Keluarga yang penuh kehangatan dan kasih sayang. Keluarga yang penuh dengan canda tawa. Ia ingin keluarga kecilnya kembali. Sudah cukup ia kehilangan orang tuanya. Ia tidak ingin kebodohannya selama ini membuatnya kehilangan orang yang ia sayangi untuk yang ke dua kalinya.
"Kita semua tau bagaimana sikap Jungkook. Dia adalah anak yang cerdas. Apa menurutmu Jungkook benar-benar merengek hanya karena mainannya jatuh dan membuat mobil appa tergelincir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung... Jebal! √
FanficBeberapa tahun yang lalu, sebuah kecelakaan mobil terjadi. Membuat orang tua keluarga Kim meninggal. Benci, itulah yang di rasakan ke enam anak Tuan Kim pada bungsu mereka yang selamat dari kecelakaan itu. Kim Jungkook namanya. Sejak kecil di jauhi...