BAGIAN 12

71 4 3
                                    

Dia, HAW'Aku

BAGIAN 12

Adam POV
Dihalte.
Gue lihat cewek yang beberapa hari ini mengganggu tidur gue, Hawa.

"Hai Wa." Sapa gue.

"Hai." Jawabnya singkat dengan senyuman manisnya.

"Sorry buat yang kemarin Wa." Ucap gue.

"Gapapa Dam, lupain aja." Ucapnya.

"Eemm kalo boleh aku nanya, kemarin kamu ngapain dicafe Rose?" Tanya gue.

"Aku lagi makan sama temen, kamu juga ngapain kemarin disana?" Tanyanya.

"Aku juga lagi makan sama temen." Jawab gue.

"Kencan?" Tanyanya.

"Kencan? Nggaklah, dia Candra Wa. Masa aku kencan sama cowok yang udah punya cewek?" Ucap gue.

"Rhea?" Tanyanya.

"Rhea kenapa?" Gue malah balik nanya.

"Eemm gapapa kirain dia ikut." Ucapnya.

"Aku boleh nanya Wa?" Tanya gue ngalihin pembicaraan.

"Dari tadi kamu kan udah nanya nanya Dam." Jawabnya sambil tersenyum.

"Kemarin kamu dicafe lagi makan sama cowok yang dijodohin itu?" Tanya gue meskipun gue udah tau yang sebenernya dari Candra.

"Bukan, dia mah bosku dikantor." Jawabnya.

"Dia suka sama kamu?" Tanya gue sambil berdiri karna bus yang kita tunggu akhirnya datang.

"Entah, kenapa?" Jawabnya.

Kita udah ada dibus dalam posisi berdiri karna nggak kebagian tempat duduk.

"Gapapa si, kan katanya kamu dijodohin. Nah kalo dia nembak kamu, kamu gimana?" Tanya gue penasaran.

"Ya nggak gimana gimana Dam." Jawabnya datar dan itu bikin gue gemes karna susah dapet jawaban yang gue pengen.

"Jadi kamu nerima dia apa calon yang itu?" Tanya gue lagi.

"Penting?" Dia balik nanya.

"Sangat." Jawab gue cepet.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Ya seenggaknya sainganku berkurang kalo kamu nolak salah satunya Wa." Jawab gue dan gue dihadiahi sebuah cubitan ditangan.

"Jangan disini dong Wa kalo mau nyubit, malu." Ucap gue terkekeh dan makin dihadiahi sikutan.

"Tapi ucapanku tadi serius Wa." Ucap gue akhirnya.

Diapun mengangkat kepalanya, natap mata gue.

"Dari matamu, nggak ada yang serius tu." Ucapnya dan keluar dari bus karna tempat kerja kita udah deket, kantor kita emang nggak terlalu jauh ternyata.

"Nanti sore kita ketemu dihalte ini lagi ya." Pinta gue.

"Maybe yes maybe no." Ucapnya sambil berjalan kearah kantornya meninggalkan gue.

Hawa POV
Dikantor.
"Pagi Rhe." Sapa gue.

"Ekh lo Wa, tadi bos nanyain lo." Ucapnya memberi tahu.

"Ada apa ya? Belom masuk jam kerja ko." Tanya gue.

"Kan bukan masalah kerjaan." Jawabnya cekikikan.

"Lo udah sarapan Rhe?" Tanya gue.

"Udah, lo udah?" Jawabnya nanya balik dan gue mengangguki.

"Jadi kalo bos nembak lo, lo bakal jawab apa?" Tanya Rhea.

"Entah, belom gue pikirin. Lagian belom tentu dia suka sama gue Rhe, lo jangan nyebar hoax." Ucap gue.

"Tumhe apna banane ka junoon, sar pe hai, kab se hai, mujhe aadat bana lo ik buri, kehna ye tumse hai"
Hape gue bunyi.

"Bentar ya Rhe." Ucap gue.

"Hallo Mah." Sapa gue.

"Sayang, kamu kapan pulang? Mamah papah kangen." Ucap mamah gue.

"Hmm.. Setelah Fira yakin mah." Ucap gue.

"Kamu tau kan mamah papah pasti pilihin yang terbaik buat kamu sayang." Ucap mamah gue.

"Fira percaya mah tapi Fira harus tau dulu sikap dia gimana mah." Ucap gue sambil memijit dahi gue.

"Seminggu lagi, suka nggak suka kamu harus pulang sayang. Mamah sama papah nggak enak sama calon mertuamu." Pinta mamah gue.

"Emang mereka udah siap? Kan katanya anaknya itu nggak setuju mah." Tolak gue.

"Itu nanti calon mertuamu yang ngatur nak, kamu tinggal pulang aja. Lagian mamah yakin, kalo dia ngeliat kamu, dia pasti terpesona sama kamu." Bujuk mamah gue.

"Nanti Fira kabarin ya mah." Ucap gue.

"Iya sayang, jaga kesehatan ya. Dah sayang." Ucap mamah gue.

"Iya, mamah papah juga. Dah." Ucap gue akhirnya.

"Apa perlu gue minta ijin sama orangtua lo buat gantiin posisi calon suami lo Wa?" Tanya Danu tiba tiba.

"Ekh, Pak Danu. Sejak kapan disini? Eemm Bapak denger semuanya?" Tanya gue kaget.

Dikantor gue emang manggil dia Bapak, biar lebih sopan meskipun dia nolak.

Dia, HAW'Aku (the end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang