BAGIAN 13

67 4 2
                                    

Dia, HAW'Aku

BAGIAN 13

Danu POV
Dikantor.
"Apa perlu gue minta ijin sama orangtua lo buat gantiin posisi calon suami lo Wa?" Tanya gue karna gue nggak sengaja denger obrolannya Hawa.

"Ekh, Pak Danu. Sejak kapan disini? Eemm Bapak denger semuanya?" Tanyanya kaget.

"Lo susah dibilangin ya Wa, jangan panggil gue Bapak, gue nggak setua itu." Pinta gue.

"Kalo diluar kerjaan si saya gapapa Pak, kalo dikantor lebih enak begini Pak." Ucapnya.

"Yasudah, gimana tawaran saya Wa?" Tanya gue lagi, secara nggak langsung gue ngungkapin perasaan gue kedia.

"Maaf Pak, kayaknya kalo masalah pribadi nanti aja deh kita bahasnya. Nggak enak sama karyawan lain." Ucapnya.

"Saya tunggu jawabanmu." Ucap gue sambil tersenyum dan berjalan meninggalkan Hawa.

Gue tau dia ngelirik Rhea, begitupun Rhea.

Adam POV
Dikantor.
"Ek ho gaye hum aur tum, humma humma humma, toh udd gayi neende re, hey humma"
Hape gue bunyi dan gue lihat itu panggilan dari bokap gue.

"Hape lo bunyi tu, nggak diangkat?" Tanya Candra.

"Bokap Cand." Jawab gue.

"Ya angkat lah Dam, siapa tau penting." Sarannya.

"Nanti Cand, tanggung." Ucap gue, padahal gue cuma lagi nggak pengen ngobrol sama orangtua gue.

"Ek ho gaye hum aur tum, humma humma humma, toh udd gayi neende re, hey humma"
Hape gue bunyi lagi, kali ini nyokap gue.

"Daaam, angkat. Lo tega tiap mereka nelpon lo, lo nggak respon?" Tanya Candra.

"Cand, menurut lo Hawa suka nggak sama gue?" Tanya gue.

"Menurut gue, Hawa tu bukan cewek yang suka maen maen Dam. Kalo lo serius, lo kenalin aja dia sama orangtua lo sekalian biar lo ada alasan nolak perjodohan lo." Saran Candra.

"Lo briliant Cand, thanks." Ucap gue dan guepun berjalan keluar ruangan kerja.

"Mau kemana lo?" Tanya Candra.

"Gue nelpon nyokap bentar." Jawab gue.
Gue segera nelpon nyokap gue setelah berada diluar.

"Hallo mih." Sapa gue.

"Hallo sayang, kamu baik baik aja kan? Mamih papih telpon ko nggak pernah diangkat?" Tanya nyokap gue.

"Maaf mih, Abi kan sibuk kerja mih." Jawab gue.

"Kamu baik baik aja kan sayang?" Tanya nyokap gue.

"Iya mih, Mamih papih juga sehat kan?" Tanya gue.

"Iya sayang, kamu udah makan?" Tanya nyokap gue lagi.

"Udah mih." Jawab gue.

"Jaga kesehatan sayang, jangan kecapean." Ucap nyokap gue perhatian.

"Iya mih, tenang aja. Abi baik baik aja mih." Ucap gue.

"Mamih nggak mau kamu kenapa napa, apalagi udah tiga minggu kamu nggak ngabarin sayang." Ucap mamih gue lirih.

"Maaf mih." Ucap gue.

"Kamu betah dikerjaan kamu? Anak mamih harus kerja keras buat makan, sayang kamu pulang aja. Mamih nggak tega." Pinta nyokap gue.

"Nggak mih, mamih juga tau kan alasan Abi kayak gini. Abi nggak suka dijodohin." Ucap gue.

"Kamu belom lihat dia sayang, dia cantik pintar lagi." Bujuk nyokap gue.

"Tapi dia dari desa mih." Bela gue.

"Emang kenapa? Nggak pengaruh sayang, kamu jangan bayangin yang aneh aneh dong sayang." Bujuk nyokap gue.

"Sebenernya gue nggak masalah si kalo dari desa, nggak ada pengaruhnya sama penampilan. Itu cuma alasan gue aja, gue cuma malu sama temen temen gue nantinya. Apalagi sama gebetan gebetan gue." Ucap gue dalam hati.

"Mih, kalo Abi nemu cewek lain yang Abi suka gimana?" Tanya gue.

"Apa? Kamu suka cewek lain?" Tanya bokap gue yang bikin gue jantungan karna kaget.

"Pa papih?" Tanya gue gugup.

"Apa maksudnya Adam?" Tanya bokap gue.

"Maksud Adam, kalo Adam u udah suka cewek la lain pih. Papih bakal ba batalin perjodohan itu kan?" Tanya gue.

"Papih nggak mau kamu dengan cewek cewek matremu itu, udah untung papih jodohin kamu dengan gadis baik baik." Bentak papih gue.

Jujur aja meskipun gue udah gede, gue masih takut sama bokap gue.

"Tapi dia beda pih." Bela gue.

"Sejak kapan kamu bisa dapet cewek baik baik? Mereka cuma manfaatin kamu Adam, lihat setelah semua fasilitasmu papih ambil, mana cewek cewek yang setia nemenin kamu waktu dulu?" Tanya bokap gue.

"I iya makanya pih, kasih Adam kesempatan satu kali. Adam yakin papih suka, setelah itu gi gimana papih. Adam terima keputusan papih." Pinta gue.

"Udah pih, Abi jangan dibentak, turutin aja." Ucap nyokap gue kedengeran.

"Minggu depan bawa dia. Kalo nggak, kamu harus mau papih jodohin." Ucapnya dan telponpun terputus.

"Hmm." Gue narik napas ngelus dada gue.

"Gue kira tiga minggu nggak ketemu, papih bakal lembut sama anaknya." Ucap gue pelan dan langsung menuju tempat kerja gue.

Dia, HAW'Aku (the end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang