BAGIAN 16

72 5 0
                                    

Dia, HAW'Aku

BAGIAN 16

Hawa POV
Dikost-an Hawa.
"Tumhe apna banane ka junoon, sar pe hai, kab se hai, mujhe aadat bana lo ik buri, kehna ye tumse hai"
Hape gue bunyi, Adam Abinaya Lateef memanggil dan membuat senyum gue tersungging.

"Hallo Wa." Sapa Adam.

"Hallo Dam." Balas gue.

"Besok kita makan nonton yuk." Ajaknya.

"Boleh, nonton apa?" Tanya gue.

"Eemm film Bollywood terbaru, yang aku janjiin kemarin Wa." Jelasnya.

"Eemm kalo film lain gimana? Aku udah nonton duluan, sorry." Ucap gue.

"Makan malam mau?" Ajaknya.

"Boleh." Jawab gue.

"Yaudah, kamu istirahat ya Wa. See you." Ucap Adam.

"See you." Ucap gue mengakhiri panggilan.

"Tidur akh." Ucap gue sambil menarik selimut.

"Tumhe apna banane ka junoon, sar pe hai, kab se hai, mujhe aadat bana lo ik buri, kehna ye tumse hai"
Hape gue bunyi lagi, Danu Prayudi Jusuf memanggil.
Gue pikir dia marah sama gue, kayaknya nggak.

"Hallo Dan." Sapa gue.

"Hallo Wa, sorry tadi gue banyak kerjaan. Kamu tadi pulang sendiri?" Tanya Danu.

"Iya Dan, kenapa?" Tanya gue.

"Gapapa, buat nebus kesalahan gue, gue mau ngajak lo makan malem besok Wa." Ajaknya.

"Eemm sorry Dan, lo telat, gue udah bikin janji sama yang lain." Ucap gue.

"Yaudah kalo lo berubah pikiran, lo hubungi gue ya." Ucap Danu akhirnya.

"Iya Dan, bye." Ucap gue mengakhiri panggilan.

"Hmm.. Selamat tidur Nona Hawa." Ucap gue tersenyum buat diri gue sendiri.

Adam POV
Dihalte.
"Hai Wa." Sapa gue, padahal baru kemarin sore nggak ketemu tapi rasanya rindu gue udah segunung.

"Hai, tiap berangkat nggak bareng Candra?" Tanya Hawa.

"Nggak Wa, gue berangkat duluan biar bisa ketemu kamu. Kadang Candra juga bareng sama Rhea." Jelas gue.

"Gimana kemarin, udah selesai kerjaannya?" Tanya Hawa.

"Iya Wa tumben banget tu kerjaan banyak, kayaknya sore ini juga banyak." Jawab gue.

"Jadi?" Tanya Hawa.

"Jadi ko, nanti malem kita tetep makan malem. Kan aku yang ngajak, masa aku batalin?" Ucap gue meyakinkan.
Dan refleks tangan gue ngelus rambutnya dan gue baru sadar kalo Hawa masih pake pita yang gue kasih.

"Pitanya masih dipake? Cocok buatmu, cantik." Ucap gue.

"Iya, kan aku bersedia buat dikenalin sama orangtuamu, kalo nggak aku pake berarti aku berubah pikiran." Ucapnya sambil tertawa.

"Iseng yaaa." Ucap gue sambil nyubit hidungnya.

"Becanda ko, nanti kalo idung aku tambah mancung gimana?" Ucapnya sambil cemberut, dia lucu, ngegemesin.

Dikantor Adam.
"Dam, lo dipanggil bos tuh." Ucap Candra.

"Gue kesana dulu ya, thanks." Ucap gue.

Diruangan Anaya.
"Permisi." Sapa gue.

"Dam, duduk Dam." Ucap Anaya.

"Sorry ya, akhir akhir ini kerjaan lo banyak. Mau gimana lagi. Lo juga kayaknya malam ini nggak bisa pulang cepet, gue ngandelin lo banget. Gue tau lo belum lama tapi gue butuh lo Dam." Jelas Anaya.

"Gapapa, gue ngerti. Santai aja Nay." Ucap gue.

"Moga aja gue masih bisa makan malem bareng Hawa." Ucap gue dalam hati.

Hawa POV
Dikantor menuju pulang.
"Adam ko belom ngabarin ya?" Ucap gue khawatir.

"Apa dia lembur?" Tanya gue dalam hati.

"Ngelamun aja nih" Sapa Danu dan bikin gue kaget.

"Jadi gimana lo mau makan malem bareng gue?" Tanya Danu.

"Tumhe apna banane ka junoon, sar pe hai, kab se hai, mujhe aadat bana lo ik buri, kehna ye tumse hai"
Hape gue bunyi.

“Bentar ya Dan, gue angkat telpon dulu." Ucap gue dan diapun Cuma tersenyum.

"Hallo Dam." Sapa gue.

"Hallo Wa. Eemm Wa, gue mau minta maaf." Ucapnya.

"Kenapa Dam?" Tanya gue.

“Aku masih ada kerjaan Wa, aku usahain cepet ko." Jelasnya.

“Kamu selesain kerjaan kamu dulu aja, gapapa ko. Besok besok kan masih bisa makan malam bareng Dam." Saran gue.

“Kamu gapapa makan malamnya dicancel?" Tanya Adam.

“Santai aja Dam." Ucap gue.

“Yaudah, aku lanjut kerja lagi ya. Hati hati pulangnya Wa."  Ucapnya.

“Iya, bye." Ucap gue mengakhiri panggilan.

"Kenapa Wa?" Tanya Danu membuyarkan lamunan gue.

“Gapapa, aku pulang dulu ya." Pamit gue.

“Pulang? Kenapa?" Tanya Danu.

"Janji gue dicancel Dan." Jawab gue.

"Yaudah, kita makan malem aja sekarang Wa." Ajak Danu.

"Eemm, gue kayaknya cape deh pengen istirahat Dan." Tolak gue.

"Yaudah, gue anterin ya. Please jangan nolak." Pintanya.

"Yaudah yuk." Akhirnya gue nerima tawarannya dia.

Dimobil.
"Nggak mau mampir dulu ke cafe itu Wa? Enak loh makanannya." Ajaknya sambil nunjukin pake dagunya.

"Nggak akh, gue ... " Ucapan gue terputus saat gue ngeliat Adam dicafe itu, berdua.

Dia, HAW'Aku (the end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang