Dia, HAW'Aku
BAGIAN 22
Anaya POV
Dirumah sakit.
"Gimana kejadiannya Cand?" Tanya gue saat ngeliat Candra duduk dikoridor rumah sakit."Saya nggak tau Bu, saya dapat telpon dari rumah sakit dan sampe sekarang dokter belom keluar dari ruangan UGD." Jawabnya.
"Orangtuanya udah lo kabarin?" Tanya gue lagi.
"Udah Bu, sepertinya lagi dijalan." Jawab Candra.
"Hawa?" Tanya gue keceplosan.
"I ibu kenal Hawa?" Tanyanya kaget.
"Akh, eemm ya Adam pernah cerita dikit." Jawab gue ragu.
"Moga Adam nggak kenapa napa ya Bu." Harapnya dan guepun tersenyum mengangguk mengiyakan.
"Adam, Adam. Moga lo nggak kenapa napa, bisa mampus gue diomelin orangtua lo." Harap gue dalam hati.
Candra POV
Dirumah sakit.
"Hallo say." Sapa gue."Sayang, Hawa hari ini nggak masuk kerja, barusan aku dapet kabar kalo dia pulang kerumah. Adam udah tau belom?" Tanya Rhea.
"Hawa pulang?" Tanya gue kaget.
"Iya sayang, kamu kasih tau Adam ya kalo Hawa pulang sekarang, bukan besok." Pinta Rhea.
"A Adam, Adam kecelakaan sayang." Ucap gue.
"Apa?" Tanyanya kaget.
"Adam kecelakaan sayang, tadi pagi." Jawab gue lagi.
"Hawa udah tau?" Tanyanya.
"Nomornya Hawa kata Dokter nggak bisa dihubungin say, kayaknya Hawa nggak tau deh." Ucap gue.
"Yaudah, Aku kabarin dia say." Sarannya.
"Jangan." Ucap gue cepet.
"Loh kenapa?" Tanyanya lagi.
"Jangan sekarang sayang, Hawa pasti khawatir. Nanti kalo Adam udah sadar baru kita kabarin, oke." Pinta gue.
"Yaudah iya sayang." Jawabnya.
Dan gue lihat orangtuanya Adam berjalan terburu buru kearah gue, dibelakang mereka ada seorang cowok berbadan besar mengikuti.
"Sayang, nanti aku hubungi lagi ya. Orangtuanya Adam datang, love you." Ucap gue.
"Love you too." Ucapnya mengakhiri panggilan.
"Om tante." Sapa gue menyalimi mereka, begitupun Anaya berjalan menghampiri dan menyalimi mereka.
"Adam dimana nak?" Tanya nyokapnya ke gue dan Anaya
.
Guepun nengok Anaya."Adam ma masih didalam tante, om. Dokter belom keluar." Ucapnya gugup.
Gue lihat wajahnya nyokap Adam terlihat khawatir dan wajah bokapnya Adam terlihat tenang. Dan saat dia menatap kearah Anaya, gue liat Ayana seperti memasang wajah merasa bersalah. Gue ngerasa ada yang aneh hari ini dengan sikap Anaya.
Hawa POV
Ditaxi.
"Hmm.. Semoga keputusan gue tepat buat balik kerumah." Ucap gue dalam hati.Ada rasa bersalah saat tadi gue liat Adam ngejar gue, tapi apa boleh buat. Gue harus lupain dia dan beraniin diri untuk batalin perjodohan ini.
Kalopun Adam serius dia pasti hubungin gue setelah kejadian tadi, tapi buktinya setelah hape gue aktif nggak ada pemberitahuan apapun.
"Hmm" Tarikan napas gue kasar.
Guepun melihat kejalanan melalui kaca mobil, dan sesaat gue lihat Danu bersama seorang cewek yang nggak asing buat gue.
"Ngapain Danu ada dijalan arah rumah gue?" Ucap gue dalam hati.
"Kayaknya gue kenal deh, siapa ya?" Ucap gue pelan.
"Udahlah dia juga mungkin nggak serius, atau mungkin itu rekan kerjanya." Pikir gue dalam hati.
Beberapa detik kemudian.
"Oh god, dia cewek yang waktu itu sama Adam." Ucap gue dalam hati.
"Pak, putar balik yak ke cafe yang tadi berwarna hijau Pak." Pinta gue.
"Baik Nona." Ucap Pak supir, dan taxipun berbalik arah.
Danu POV
Dicafe.
"Thanks Sya, lo udah mau kerjasama sama gue." Ucap gue sambil tersenyum puas."Sama sama, gimana hubungan lo sama dia?" Tanya Disya.
"Dia lagi pulang kerumah dan besok gue juga bakal nyusul dan jemput dia." Jawab gue bangga.
"Licik lo, nggak sesuai dengan wajah lo." Ucapnya tertawa.
"Tapi lo keciptaran duitnya juga kan?" Tanya gue masih tertawa.
"Iya lah haha. Tapi lo berani juga ya Dan." Ucapnya.
"Kenapa?" Tanya gue.
"Yah secara nggak langsung berarti lo nantang keluarganya Bapak Lateef, keren." Jelasnya.
"Gue nggak peduli, lagian gue nggak kerjasama sama perusahaannya." Jawab gue sambil menaikan sudut kiri bibir gue.
"Keren, rencana kedua lo pun berhasil." Ucapnya.
"Thanks, bonus lo segera gue transfer." Ucap gue.
"Bukan Disya Syeril Hanif namanya kalo nggak berhasil." Ucapnya bangga.
"Ternyata mudah juga ya buat hancurin kepercayaannya Hawa, sekarang dia nggak bakal percaya lagi sama si Adam itu." Ucap gue.
"Maksud lo?" Ucap seorang cewek yang gue kenal suaranya.
"Hawa?" Ucap gue lirih, dan gue terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, HAW'Aku (the end)
RomanceHawa Zhafira Aznii. Dia, Hawaku. Dan akan selalu menjadi Hawaku, karna Hawa tercipta memang untuk Adam. Hanya untuk Adam. Adam Abinaya Lateef. Cerita cinta Adam dan Hawa yang ringan dan mengalir hingga pembaca mudah memahami alurnya. Cerita ini meru...