BAGIAN 07

112 5 2
                                    

Dia, HAW'Aku

BAGIAN 07

Hawa VOP
Dikost-an Hawa.
"Nanti makan siang dimana ya? Gue lupa nanya. Ketemu dimana juga gue kemarin nggak nanya karna kesel." Ucap gue sambil bercermin menilai penampilan gue sendiri.

"Pake lipstik nggak ya?" Pikir gue.

"Ikh, ngapain coba gue dandan segala. Eugh, gue jadi kepikiran obrolan Mamah Papah. Fokus Hawa, ekh fokus Fira fokus." Oceh gue.

"Apa gue telpon Adam aja ya buat nanya ketemu dimana?", " Bodo akh, gue nunggu dihalte aja." Akhirnya gue putusin buat nunggu dihalte.

Adam POV
Dihalte.
Dari kejauhan gue lihat cewek yang gue tunggu berjalan kearah gue, diapun mendekat.

Seperti biasa, gue seperti terbius dengan segala yang ada padanya.
Rambut ikal yang tebal, hitam terurai dan dihembuskan angin, gue rasa makeupnya nggak berlebihan malah terkesan natural dan yang paling gue suka bibir tipisnya melengkung memamerkan deretan gigi putihnya dan tentu saja lesung pipi kirinya.
Kalo kata Demian sih, SEMPURNA.

"Hallo. Hey, apa yang kamu lihat?" Tanyanya sambil mencetikan jarinya ke dekat wajah gue karna merasa risih diperhatikan.
Dan bodohnya gue, gue masih aja melongo.

"Hey, tutup mulutmu. Dasar lakilaki aneh." Tegurnya sambil berdiri.

Ko gue berasa de javu ya?

"Hai, namaku Adam. Adam Abinaya Lateef, bolehkan aku berkenalan denganmu Nona?" Tanya gue sambil mamerin senyuman maut gue.

Diapun cuma natap gue dengan wajah heran tapi gue bisa lihat semburat merah dikedua pipinya.

"Eemm, ka kamu kenapa Dam? Kamu gapapa kan?" Tanyanya heran.

"Ekhm, apa begini cara lakilaki berkenalan?" Ucap gue niruin nada bicaranya dia waktu itu.
Meskipun waktu itu gue terpesona sama dia tapi gue denger apa yang dia katakan, cuma gue nggak tau kalo bus itu ninggalin gue.

Diapun cuma mengernyitkan dahi dan natap tajem mata gue.

"Aku cuma pengen ngulang cara berkenalan kita biar lebih baik Wa." Jelas gue masih dengan senyuman maut gue.

"Kamu, lucu juga ya. Oke, ulangi ulangi." Jawabnya antusias.

"Hai, namaku Adam. Adam Abinaya Lateef, bolehkan aku berkenalan denganmu Nona?" Ulang gue nurutin permintaannya.

"Hai, namaku Hawa. Nona Hawa Zhafira Aznii." Jawabnya sambil terkekeh.

OMG, senyumannya. Gue jadi pengen nyubit pipinya, sayangnya cuma khayalan gue aja.

"Kamu cantik kalo senyum Wa." Ucap gue tanpa sadar.

"Aku nggak mempan digombalin Dam." Jawabnya, tapi gue tau dia nggak bisa nyembunyiin rona merah dipipinya.
Dia manis kalo lagi tersipu, malu malu miaw.

"Kamu emang nggak pantes digombalin, kamu pantesnya dihalalin Wa." Ucap gue lagi, gue penasaran apa jawabannya.

"Kamu jangan mainin aku Dam." Jawabnya, gue kira dia bakal seneng gue tembak dia.
Gue emang belom ada rencana nembak dia, spontan aja gue bilang kayak gitu meskipun itu dari hati gue.

"Kalo buat mainin kamu aku nggak bisa, tapi kalo buat seriusin kamu, aku bisa." Jelas gue, entah kenapa tiba tiba hati sama mulut gue bilang kayak gitu.

"Gue udah dijodohin sama orang tua gue Dam." Jawabnya dan itu bikin gue terdiam beberapa menit dan diapun sama, sama sama diam.

Hawa POV
Masih dihalte.
"Eemm, kita jadi makan siang Dam?" Ucap gue karna suasana jadi canggung.

"Ekh tentu, tentu aja jadi, kenapa nggak? Apa kamu nggak mau berkasmu balik?" Tanyanya dan gue lihat dia memaksakan senyumannya.

Dicafe.
"Aku pesen, nasi goreng kambing sama lemon tea ya Mba." Pesen gue ke waitress.

"Kamu pesen apa Dam?" Tanya gue.

"Sama kayak kamu Wa." Jawabnya.

"Jangan, buat dia spageti bolognaise sama jus jeruk ya Mba." Ucap gue.

"Kamu hebat Wa, tau makanan favorit aku." Ucapnya yang bikin gue kaget.

"Aku, aku cuma asal pilih aja ko." Jawab gue gugup.

Adam POV
Setelah selesai makan.
"Wa, kamu bener mau dijodohin?" Tanya gue, selain buat ngeyakinin ucapannya tadi gue juga penasaran kenapa dia mau mauan dijodohin.
Nah, gue aja sampe pergi dari rumah karna nolak buat dijodohin.

"Iya, buat apa gue bohong." Jawabnya.

"Eemm, kenapa kamu mau?" Tanya gue penasaran.

"Kapan aku bilang mau?" Pertanyaanya jadi pertanyaan buat gue.

"Jadi kamu nggak mau juga?" Tanya gue cepet.

"Juga?" Tanyanya.

"Maksudku, jadi kamu nolak dijodohin?" Tanya gue.

"Kapan aku bilang nolak?" Ucapnya.

"Kamu kayaknya pantes jadi wartawan deh, kenapa tiap aku nanya kamu balik nanya?" Ucap gue nggak sabar dan diapun tertawa.

"Lah apa aku salah ngomong? Aku kan nggak bilang nerima atau nggak Dam, aku cuma bilang udah dijodohin Dam." Jelasnya yang bikin gue mendengus.

"Yayaya, terserah Nona Hawa." Ucap gue akhirnya.

Dia, HAW'Aku (the end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang