Dia, HAW'Aku
BAGIAN 20
"Lo selidikin sekarang."
"Mba Hawa, lagi apa?" Ucap Nora ngagetin gue.
Hawa POV
Dikantor.
"Ekh Mba Nora, i ini saya abis dari ruangan Pak Danu. Eemm saya permisi dulu ya." Ucap gue."Silakan Mba." Ucapnya tersenyum.
Rhea POV
Diruangan karyawan.
"Udah Wa?" Tanya gue."Udah." Jawabnya.
"Gimana?" Tanya gue.
Diapun menggelengkan kepala.
"Kalo ijin sih boleh." Jawabnya.
"Emang lo mau balik kapan?" Tanya gue.
"Besok apa lusa ya?" Jawabnya masih bingung.
"Menurut gue sih mending lo disini aja Wa, kalo lo nggak setuju sama cowok yang bakal dijodohin sama lo. Kan ada Pak Danu, cowok pujaan semua wanita kecuali gue." Ucapnya sambil terkekeh.
"Termasuk gue juga." Balas gue dan ikutan ketawa.
"Naaah gitu dong, jangan murung aja Wa." Ucap Rhea.
"Iya ya, lagian buat apa gue mikirin hal hal kayak gini." Ucap gue sambil menghela napas.
"Ekh, emang lo nggak suka sama Pak Danu?" Tanya Rhea.
"Mmm semenjak gue tau kalo gue dijodohin, gue jadi apa ya, nggak begitu suka sama cowok." Jawab gue sambil menerawang dan gue lihat Rhea mendadak jaga jarak.
"Gue udah punya Candra loh." Ucap Rhea.
"Dih, nggak gitu juga kali. Gue tetep doyan cowok ko." Ucap gue sambil nyenggol dia.
"Hahaha becanda. Emang sebenernya gimana cerita awalnya lo dijodohin? Gue cuma taunya lo dijodohin aja, cowoknya pun lo nggak ngasih tau gue." Tanya Rhea.
"Sebenernya bulan lalu Rhe gue taunya, dia itu anaknya temen SMA Mamah Papah gue." Jelas gue.
"Karna mereka temenan jadi kalian dijodohin?" Tanya Rhea.
"Iya tapi awalnya sih katanya karna game dare or dare, dan Papihnya dia waktu itu kena Rhe. Dan lo tau hukuman anehnya temen temen orangtua gue?" Tanya gue.
"Apa?" Jawab Rhea antusia.
"Ngejodohin anaknya mereka dengan anaknya mamah papah gue, padahal lo tau nggak? Gue ataupun dia sama sama belom ada, mamah gue dan mamihnyapun sama sama belom hamil. Gila." Jelas gue sambil geleng geleng kepala.
"Gila, mending ya sepasang lo sama dia. Coba aja kalo sama sama cewek atau cowok." Ucapnya sambil geleng geleng juga.
"Ya nggak kali kalo jenisnya sama mah Rhe." Ucap gue.
"Terus lo udah ketemu sama dia?" Tanya Rhea.
"Udah Rhe." Jawab gue, dan pandangan gue menerawang.
Membayangkan cowok yang akan dijodohin sama gue.
Adam Abinaya Lateef.
Yah, dia adalah cowok yang dipilih oleh orangtua gue. Dan gue adalah cewek yang dipilih oleh orang tuanya meskipun lewat game gila."Lo ketemu dimana?" Tanya Rhea, dan guepun masih diem.
"Wa?" Ulang Rhea sambil mengguncang tangan gue.
"Apa Rhe?" Tanya gue.
"Lo ketemu dia dimana?" Tanya Rhea mengulangi pertanyaannya.
"Eemm dia, gue ketemu dia nggak jauh dari kantor kita Rhe, maksud gue, dia kerja nggak jauh dari kantor kita." Ucap gue gugup.
"Dia setuju dijodohin sama lo?" Tanyanya.
"Eemm, gue nggak tau. Belom nanya, hehe." Ucap gue, gue nggak mau Rhea tau kalo cowok yang gue maksud itu Adam.
"Kalo lo emang jadi sama dia, gue harap lo bahagia sama dia. Meskipun perjodohan lo karna game gila itu tapi gue yakin orangtua kalian pasti tau yang terbaik." Jelasnya.
"Iya Rhe." Ucap gue sambil menghela napas.
"Eemm Wa, tapi lo bener nggak mau dengerin penjelasan Adam dulu?" Tanya gue.
Diapun menggelengkan kepala "Gue ketoilet dulu ya." ucapnya dan pergi meninggalkan gue.
Guepun langsung nelpon Candra.
"Hallo sayang." Sapa gue.
Candra POV
Dikantor.
"Hallo sayang." Sapa Rhea."Iya say, gimana?" Tanya gue.
"Besok atau lusa Hawa mau balik kerumahnya say, kasih tau Adam ya." Ucapnya.
"Dia bener nggak mau denger penjelasan Adam dulu?" Tanya gue.
"Susah say bujuknya." Jawab Rhea.
"Yaudah, makasih say infonya. Kamu jangan lupa makan ya sayang." Ucap gue.
"Iya sayang, bye." Ucapnya mengakhiri.
"Lex, Adam dimana?" Tanya gue, nyariin Adam.
"Tuh, abis dari pantry." Jawabnya.
"Dam, dam sini." Panggil gue.
"Kenapa Cand?" Tanyanya.
"Rhea bilang, kalo Hawa bakal balik kerumahnya besok atau lusa. Lo cepet temuin dia, oke." Saran gue.
"Malam ini gue harus kekost-annya, gue takut nggak ketemu dihalte lagi soalnya." Ucapnya.
Adam POV
Dikost-an Hawa.
"Toktoktok."
Beberapa kali gue ngetok pintu kost-annya tapi belom juga dibukain pintu."Ini masih jam 8, apa dia udah tidur?" Tanya gue dalam hati.
"Mending gue pulang aja, besok pagi pagi gue kesini. Mungkin dia kecapean." Pikir gue.
Dan saat gue akan berbalik pulang, tiba tiba gue denger suara pintu akan dibuka. Dan saat pintu terbuka, gue lihat dia sepertinya terkejut.
Seperti biasa tiba tiba gue melihat seolah olah semuanya berjalan lambat, gerakan tangannya ketika sedang mengeringkan rambut dengan handuknya dan tatapan matanya yang seolah olah slow motion buat gue. Sekali lagi, sempurna.
"Hallo. Hey, apa yang kamu lihat?" Tanya wanita Hawa.
Biasanya dia bicara kayak gitu ke gue sambil mencetikan jarinya ke dekat wajah gue, mungkin karna merasa risih diperhatikan.
Tapi sekarang diapun sama, sama sama diam seperti gue. Entah kaget kenapa gue ada disini atau entah kaget karna terpesona sama gue.
"Wa, aku mau ngejelasin semua ... " Ucapan gus terputus saat tiba tiba pintunya dia tutup.
"BRAK"
"Wa, please kasih aku waktu sebentar." Pinta gue sambil mengetuk pintunya berulang ulang, tapi dia tetep nggak bukain pintu.
"Wa, aku mau jelasin semuanya. Entah kamu mau denger atau nggak, mau percaya atau nggak, tapi cewek itu bukan pacar aku. Namanya Disya, dia mantan aku. Sampe sekarangpun dia tetep mantan aku. Kemarin saat aku mau pulang dan ngasih kejutan buat ketemu sama kamu, dia maksa aku pergi Wa. Setelah itu, udah Wa. Sampe sekarangpun kita nggak komunikasi lagi." Jelas gue.
Tapi pintu tetep nggak terbuka.
Dan, oh no , tiba tiba hujan deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, HAW'Aku (the end)
RomanceHawa Zhafira Aznii. Dia, Hawaku. Dan akan selalu menjadi Hawaku, karna Hawa tercipta memang untuk Adam. Hanya untuk Adam. Adam Abinaya Lateef. Cerita cinta Adam dan Hawa yang ringan dan mengalir hingga pembaca mudah memahami alurnya. Cerita ini meru...