Bagian Lima
—jangan lupa voment-
Di pertengahan hari kamis, sebelum jam istrahat, seperti minggu-minggu sebelumnya adalah jadwal pelajaran olahraga untuk kelas sebelas ipa lima.
Pak Komar, guru olahraga baru saja selesai mengabsen dan memberi pengarahan apa saja yang akan mereka pelajari hari ini. Tidak jauh-jauh, materi olahraga pasti menyangkut hal-hal seperti basket, volli, futsal, dan beberapa cabang atletik.
Hari ini ada materi mengenai atletik, lompat jauh.
Pak Komar memberikan peragaan mengenai lompat jauh tersebut. Jadi, mereka akan melakukan beberapa gerakan. Yang pertama melakukan gerakan awal dengan berlari secepatnya, melakukan tolakan sekitar setengah meter dari bak lompat yang telah diisi pasir, melayang selama mungkin lantas mendarat dengan kedua kaki tertumpu sejajar. Pendaratan harus sejauh mungkin, tetapi tidak boleh keluar dari bak lompatan.
Setelah peragaan yang dilakukan Pak Komar. Anak-anak cowok bertugas untuk menggemburkan pasir yang berada di bak lompatan, hal ini sengaja agar lebih mempermudah dalam melakukan pendaratan.
"Silakan bagi yang ingin mencoba latihan dulu sebelum diambil nilai, bapak beri waktu empat puluh lima menit," suruh Pak Komar.
Pak Komar mungkin termasuk salah satu guru olahraga terfavorit di SMA Nusantara. Mungkin karena usianya yang masih muda, ia biasa memberikan materi olahraga yang menarik dan memanfaatkan semua fasilitas yang berada disediakan sekolah dengan baik.
Berbeda dengan guru olahraga lainnya yang biasanya hanya membiarkan anak didiknya untuk berolahraga semau mereka saja saat jam olaharaga, Pak Komar malah memberikan materi dan mengajari beberapa cabang olahraga yang bisa diterapkan di SMA tersebut. Salah satunya yang baru saja guru itu praktikan.
Empat puluh lima menit yang Pak Komar berikan dimanfaatkan oleh siswa kelas Sebelas IPA Lima itu untuk berlatih. Mereka terlihat antusias mengantri untuk mencoba pelajaran yang barusan diberi oleh Pak Komar. Beberapa dari mereka berhasil tetapi ada juga yang tersungkur karena tidak mulus melakukan pendaratan.
"4,7 meter!" Lapor seorang laki-laki yang baru saja mengukur jarak lompatan seorang perempuan dengan rambut dicepol tinggi.
Laporan itu membuat suasana tempat mereka berkumpul sontak riang, ya barusan perempuan itu berhasil mencatat jarak pendaratan lompatan terjauh untuk ukuran anak perempuan.
"Halah, kebetulan doang," cibir sosok laki-laki yang sedari tadi menikmati setiap penampilan teman-temannya dengan duduk mengepor di pinggir lapangan.
Sorak bahagia perempuan itu surut begitu saja atas celetukan tadi, ia keluar dari bak pasir sambil melayangkan tatapan tajam kepada laki-laki itu. Gemilang Anaca.
"Sirik tanda tak mampu, lo banget, wahai karet nasi bungkus!"
Gemilang membalas ucapan perempuan yang barusan tadi mendapat sorakan selamat, rehana Shalum. "Gue sirik sama lo? idih, ngarep amat lo tutup botol aqua."
Rehana Shalum—atau yang lebih dikenal dengan nama Hana itu langsung menanggapi dengan cepat. "Lo tuh ya!"
"Apa!" balas Gemilang tidak mau kalah. Laki-laki yang duduk di sebelah Gemilang berusaha melerai dengan menahan gerakan Gemilang yang tadi ingin berdiri dan menyambangi Hana.
"Berantem mulu sih, udahlah Lang. Lo rese banget sama Hana," ujar laki-laki itu.
"Iya emang! Nih karet nasi bungkus selalu rese sama gue," sambar Hana kepada laki-laki itu.
"Betah amat sih Flo lo temanan sama dia, awas hati-hati entar lo ketularan julidnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/114742810-288-k23456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Out
Teen Fiction[SUDAH DITERBITKAN] Sebenarnya ekspresi datar dan bicara ceplas-ceplos bukanlah karakter Andini Raya. Tetapi karena tuntutan keadaan, mau tak mau dia harus berlagak seperti itu. Yang jadi permasalahannya adalah buntut dari sifat barunya itu adalah...