Bab Tujuh (1)

20.9K 1.9K 162
                                    

BAB TUJUH

Sebab kamu sibuk mencari, sehingga ketika ia datang. Kamu tidak ada di tempat.

Follow ig Bellazmr

-Break Out-

Ada sebuah tradisi yang sampai detik ini masih dijalankan oleh Sanggar Seni yaitu pengukuhan anggota baru.

Setiap tahun agendanya berbeda-beda. Dan kali ini, setelah beberapa minggu konsep tersebut dimatangkan oleh Andini sebagai Ketua Umum. Tibalah waktu pengukuhan anggota Sanggar Seni dilaksanakan.

Sedikit memperbaharui konsep tahun kemarin, ketika Andini masih junior. Kali ini kegiatan pengukuhan di laksanakan tepat di pusat keramaian kota Palembang di hari minggu, ya apalagi kalau bukan Gelora Olahraga Sriwijaya.

Hari ini sesuai konsep, mereka akan melakukan beberapa kegiatan, seperti senam pagi, pertunjukan bakat dari tim Sanggar yang sudah Andini dan teman-temannya sendiri rancang, lalu berlanjut pada sesi games keakraban.

Melihat tahun kemarin,  dimana kegiatan seperti ini mampu meningkatkan kekompakan. Andini berharap tahun ini juga bisa membawa dampak yang sama.

Hari ini Andini cukup bersemangat. Ia memakai kaus berwarna oranye sesuai warna kesukaannya, ditambah joger pants, dan sepatu olahraga yang membuat penampilannya benar-benar terlihat segar. Oh ya, Andini juga sengaja mengerai rambutnya.

Sebenarnya, ia tidak terlalu suka mengerai rambut, tetapi entah kenapa saat bercermin pagi tadi ia ingin membuat penampilan yang berbeda.

Rambut Andini yang lurus dan hitam tergerai di punggungnya, membuat siapapun sedikit terpana dengan penampilannya hari ini.

Karena memang, hampir setiap hari mereka selalu melihat Andini tampil membosankan—rambut dikuncir satu tanpa poni, begitu saja tidak pernah berubah. Dan melihatnya seperti ini, membuat Andini beberapa kali mendapat pujian dari teman-temannya.

Tak terkecuali Wildan yang secara mengejutkan hari ini juga hadir.

Ya, Andini tahu bahwa Wildan juga anggota Sanngar Seni dan tergabung dalam Sanggar Band, tapi jelas, melihat tingkah Wildan yang selalu tidak pernah datang ketika kumpul.

Andini menyimpulkan bahwa laki-laki itu tidak akan datang kegiatan hari ini.

Tapi apa? Dengan percaya diri, laki-laki itu datang memakai kaus berwarna sama dengan yang ia pakai.

Dan itu sempat membuat, Andini menyesal telah memilih kaus tersebut.

Wildan tersenyum lebar ketika melihat Andini yang masih berada di hadapan seluruh junior yang sedang berbaris, seperti biasa Andini akan memberi pengarahan terlebih dahulu.

Saat itu berlangsung, Wildan duduk di tempat duduk semen, dari tempatnya duduk ia masih dapat melihat Andini yang hari ini mengerai rambutnya.

Kedua mata mereka sempat beberapa kali bertemu dan setiap pertemuan itu juga, Andini yang duluan akan memalingkan wajah.

Sedangkan Wildan, ia tetap memperhatikan Andini. Seolah obyek pusat matanya hanya berada di perempuan tersebut.

Setelah selesai memberi pengarahan, kegiatan pagi itu dimulai dengan senam pagi.

Yang pasti, kegiatan pertama di-skip Wildan dengan kegiatan yang lebih berfaedah. Tahu apa? Makan bubur ayam.

-Break Out-

"Hai!" sapa Wildan kepada Andini, setelah menunggu kegiatan senam dan kegiatan bakat selesai, ia baru bisa menyapa perempuan itu.
Andini meliriknya sebentar, sebelum kembali fokus melihat adik sanggarnya yang kini sibuk menyebar untuk melaksanakan kegiatan ketiga.

Break OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang