BAB 8 "ARTI PERSAHABATAN"

34 1 0
                                    


Bismillahirromahnirrohim
Assalamualaikum wr.wb.

Selesai sholat mereka bertiga bersiap siap untuk sekolah formal, capek? Pasti tapi kalau dalam menimba ilmu dan disertakan karna allah pasti rasa capek itu akan hilang.

"Mir, Jar" panggil Raesha

"Hmmm" jawab keduanya serempak

"Dih kompak banget sii"

"Sehati dong ya gak Jar"

"Hmmm"

"Kenapa sih kamu Jar sariawan ya? Atau mogok bicara" tanya Mira penasaran

"Nggak" jawab Hajar singkat dan padat

"Ish gitu amat sih" ucap mira kesal

"Apa jangan jangan masalah tadi pagi ya Jar" sergah Raesha

Pertanyaan Raesha tepat pada sasaran, namun dengan santai Hajar mengelak

"Tidak tidak Cha, aku cuma lagi mau PMS"

"Oh, kirain masalah yang tadi ya udah yuk berangkat entar telat lagi"

Mereka bertigapun berjalan melewati beberapa rumah tetangga

"Untung saja sekolahnya cuma melewati 3 rumah kalau lebih kakiku ini bisa terkilir ciyn" gerutu Mira dengan bibir yang manyun 3 senti

"Udahlah Mir nikmatin saja, ga usah ngeluh gitu"

"Yayaya aku selalu menikmati hidup ini kok tayang Hajang"

Hajar dan Raesha geleng geleng kepala mendengar ucapan manja sahabatnya itu

"Geli deh aku tu".

"Kan gue ga ngelitikin lo, kok jadi geli sih neng guelis"

"Mulai deh drama lo gue nya, ingat Mir kita disini ngapain....." terpotong

"Iya Hajar yang cantik kita disini mondok mencari ilmu dan harus berlaku sopan dan santun jaga ucapan juga, begitukan Umi Hajar"

"Hahahaha" Sontak mereka bertiga tertawa sehingga tanpa mereka sadari ada seorang yang tengah berdehem yang artinya mereka "Tidak boleh rame"

Pluk

"Aw sakit banget sih" ringis mereka bertiga

"Siapa sih yang ngelempar, huu dasar ga tau sopan santun" cercah Mira

"Tau nih sakit kan kepala cantikku" sambung Raesha

Hajar memberi isyaroh kepada Raesha dan Mira tapi mereka berdua tidak menggubris isyaroh dari hajar karna tak mengerti

"Apa sih Jar gak ngerti aku tuu"

Hajar terus mengedipkan mata kalau di atas ada gus Hamid yang lagi murotal hafalannya

"Tau nih Ha....."Ucapannya terhenti

Seketika Raesha diam menunduk malu pertanda dia mengerti kalau yang menegurnya adalah putra pemilik pesantren ini.

"Kamu lagi kenapa sih Cha, udah deh gak usah drama kalian berdua"

Hening!

Sedetik dua detik, bahkan sampai 5 detik mereka bertiga tak ada yang mengeluarkan suara sepatah katapun

"Ish lama lama gue sebel sama kalian, udah ah aku mau berangkat kalau kalian mau matung disini silahkan gue mah ogah bye" pungkasnya dengan nada kesal dan melangkah pergi dengan menghentakkan kakinya

Bruk!

"Hey kalau jalan hati-hati dong, lagian kalau ngomong jangan keras-keras, bukankah kamu tau kalau ida' itu dosa kenapa kamu masih melakukannya?" tanya seorang berpakaian kokoh dengan badan yang super gagah rahang yang kokoh membuat para santri terpesona

Sekedar Cinta Dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang