BAB 7 "TES SEKOLAH HARI PERTAMA"

31 2 0
                                    

                بسم الله الرحمن الرحيم

           السلام عليكم ورحمةالله وبركته

"Cha nanti kalau kamu mau mandi, mandi aja dulu aku tunggu dikamar ya"

"Oke siap Jar"

Sekarang aku tak banyak komentar Hajar mau kemana, yang jelas moodku lagi gak karuan gara gara mimpi semalam huft.

Usai mengaji ke ibu nyai aku segera mandi untuk mengikuti tes sekolah ibtida'iyah, ini hari ke tigaku di pesantren rasanya tetap sama seperti dirumah bedanya ga ada abi umi sabhira dan arfan.

Bicara soal keluargaku, aku jadi rindu  bagaimana keadaan mereka disana? Kenapa umi tak menelfonku? Tak menanyakan bagaimana keadaanku, huft aku rindu mereka..

Dor dor

"Siapa di dalam? Ayo dong buruan aku kebelet nih" teriak suara di luar

Aku menjengit mendengar suara gedoran dan suara cempreng itu

"Iya sebentar" teriakku, dengan buru buru aku memasang baju dan kerudungku dan buru buru keluar

"Kamu anak baru ya?" tanyanya sinis

Aku hanya mengangguk, semua pandangan santri wati yang mengantri madi diluar menatap dengan tatapan intens dan berbisik entah apa yang mereka katakan aku tidak peduli.

"Eh berani sekali dia mandi di tempatnya kakak-kakak aliyah, cari masalah dia" bisik santri wati di belakangku

"Iya berani banget, liat saja pasti dia akan di panggil sama kak ulfah"imbuhnya

Dan masih banyak lagi bisikan santri wati yang lain namun aku enggan mendengarkannya, toh aku kan anak baru tidak tahu juga, karna aku tak mau ambil pusing aku mempercepat langkahku agar tak mendengar bisikan sadis yang mereka lontarkan.

Sesampainya di kamar aku tak menemukan Hajar, padahal tadi dia bilang mau menungguku "huft pusing aku kalau begini terus" gerutuku

Aku bersiap siap untuk melakukan test tinggal 1 jam lagi sambil menunggu tes aku pergi ketaman menikmati indahnya pagi sembari menghilangkan kegundahan dan moodnya yang kurang baik

Perlahan Raesha menuruni anak tangga menyenandungkan sholawat yang disukanya.

"Raesha" panggil seorang dari belakang

Merasa dirinya di panggil Raesha menoleh ke arah pemilik suara itu
"Hajar, aku kira siapa"

"Dingin banget sih neng, kenapa sih aku punya salah ya?"

Raesha menggeleng mewakili jawaban "Tidak" yang tak mampu di ucapkan

"Terus kenapa?" tanya Hajar bingung

"Aku kangen sama umi abi dan adik adiku"

"Hmm baru aja 3 hari udah kangen, apalagi seperti aku yang bertahun tahun disini apa kabar? Bahkan kedua orang tuaku saja setahun sekali bisa menyambangiku kesini"

Raesha sejenak berfikir benar yang di katakan Hajar, dibandingkan Hajar aku lebih beruntung karna jarak rumahku cuma satujam ke pesantren sedangkan Hajar berjam jam "huft aku bener bener tidak bersyukur"

"Astaghfirullah hal adzimm"

"Apa kamu nggak kangen sama orang tuamu Jar"

Wajah Hajar tiba tiba berubah datar. "Kangen...? Sayangnya rasa kangen itu sudah hilang dari hatiku"

Jawaban hajar suxses membuatku membulat aku tidak percaya apa yang dikatakannya beberapa hari mengenalnya baru kali ini aku melihat Hajar berucap seolah ada luka yang membara menjadi kebencian

Sekedar Cinta Dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang