BAB 3 "LAMARAN"

48 2 0
                                    

                 بسم الله الرحمن الرحيم
       
            السلام عليكم ورحمة الله وباركته

Malam ini malam yang sangat menegangkan bagi Raesha, hatinya belum bisa menerima kehadiran Azzam, ingin sekali iya pergi dari dunia ini, namun iya tak kuasa saat melihat raut senang di mimik wajah Uminya.

#Flashback Raesha on

Sehari sebelum acara lamaran Umi kembali menanyakn hal itu kepada Raesha ingin rasanya Raesha segera berangkat kepsantren karna jengah dengan keadaan.

"Bagaimana Cha apa kamu sudah memutuskan semuanya? Umi harap keputusanmu sama seperti harapan abi dan Umi"

"Bismillah Umi Raesha menerima lamaran kak Azzam" hanya kata itu yang terlontar dari bibir tipis nan mungil itu.

Aku merutuki diriku sendiri kenapa lidahku kelu saat aku ingin menolaknya? Dan kenapa kata menerima itu yang terucap tanpa ragu? "Ya allah hamba serahkan segala urusan hamba padamu ya roob"doaku dalam hati

Umi memeluk erat tubuh Raesha ucapan syukur menggema dihatinya

Bagaimana hatinya? Jangan di tanya lagi pasti sangat hancur, buliran bening itupun lolos kepermukaan dadanya sesak ingin sekali memberontak namun tak berdaya, iya hanya bisa pasrah pada pilihan kedua orang tuanya, dan percuma menolak perjodohan itu karna sang Abi telah menerima sepihak tanpa tau bagaimana perasaan Raesha.

#Flasback off

Tok tok

Suara ketukan di daun pintu menyadarkan lamunan Raesha iya beranjak membuka pintu kepada si pengetuk

"Ka Echa di panggil Umi di bawah"ucap si gembul adik laki-laki Raesha yang baru berumur 2thn

"bismillahirrohmanirrohim ya allah sesungguhnya hamba ini sang pendosa yang tak patut meminta dan memilih sesuka hati atas jodoh hamba, hamba siap bila ini memang jalanmu, sekalipun hati ini belum bisa menerima, wahai engkau dzat yang membolak balikkan hati tetap kanlah hati ini pada cintamu, berikanlah kedamaian pada hati hamba Ya rabb"

"lama banget cih ka bukanya, untung caja Alfan ndak jamulan" gerutunya pada Echa

"ya sudah maafin ka Echa ya si embul, ayok kebawah" ajak Raesha pada si gembul.

Di ruang tamu sudah berkumpul semua para sanak keluarga baik dari Abi dan Uminya, Echa memilih duduk di samping Uminya wajahnya tertunduk dalam dalam, sengaja agar Azzam tak bisa melihatnya.

Tak mau mengulur waktu terlalu lama Raesha segera menyalami semua sanak familynya. Usai acara, Echa segera beranjak pergi menuju kamarnya tangisan yang sudah iya tahan kini tumpah, hatinya bagai di iris iris oleh pedang karat

Drrtt drttt

Suara deruan ponsel di atas nakas membuat tangisan Raesha berhenti, segera iya mengambil ponselnya, namun urung saat melihat siapa yang menelfon, Azzam? Iya Azzam yang menelfonnya, rasa sesak kembali menjalar keseluruh dadanya, yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

•Flashback Raesha on•

Setelah kelulusan Badrus, ia memberi selembar kertas untuk Raesha yang ditipkan pada Medina.

"Cha ini ada amplop dari kak Badrus buat kamu"

"Kak Badrus? Untuk apa?" tanya Raesha bingung

"Ya mana aku tau, coba deh buka siapa tau penting"

"Ngga deh nanti saja, aku masih sibuk rapat sama osis osis yang lain"

Jujur saja, ingin rasanya Raesha membuka amplop itu. "apa isinya? Kenapa tiba tiba kak Badrus ngasih amplop ini?" pertanyaan itulah yang terus terngiang ngiang di fikiran Raesha.

Sekedar Cinta Dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang