BAB 6 "TEMAN BARU"

42 2 0
                                    

بسم الله ارحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وباركته

Usai kepulangan Abi dan Uminya Hajar mengajak Raesha kekamarnya untuk membereskan barang barang Raesha agar tersusun rapi dan memasukkan bajunya ke lemari yang telah di sediakan

"Mbak Hajar" panggil Raesha

"Iya mbak?"

Echa berdecak kupingnya terasa geli saat Hajar memanggilnya dengan sebutan "Mbak"

"Ga usah panggil mbak dong paggil Echa aja biar lebih dekat gitu" pungkasnya

"Ooh iya mbak__ eh Echa kamu juga dong jangan panggil mbak, panggil Hajar aja ya"

"Sip, Oh iya Hajar, Echa mau nanya, Hajar sudah berapa tahun nyantri disini?"tanya Raesha penasaran dan supaya lebih dekat karna memang dari dasarnya Echa tak punya teman di pesantren ini

"Umm,.... Kurang lebih sih jalan 4tahun lah"

"What? Trus sekarang kelas berapa?"

"Kalau sekolah formal sih baru kelas 1 SMA kalau ibtida'nya baru kelas 4"

"Ummm,, berarti kamu masuk pesantren pas lulus SD ya?"

"Yups betul itu"

"Itu kemauan kamu sendiri apa gimana?"

"Kemauan aku sendiri sih, hitung hitung buat memperdalam ilmu agamaku Cha, kalau kamu sendiri gimana?"

"Aku sih karna permintaan aku sih, tapi..."

"Tapi kenapa Cha" sarkas Hajar penasaran dan mengambil posisi duduk di sebelah Raesha

Raesha urung bercerita kepada Hajar, karna Raesha rasa belum terlalu dekat dengan Hajar, bisa bisa Hajar Ember fikirnya

Raesha bergelayut dengan fikiran negatif terhadap Hajar.

Astaghfirullah haladzim...

Rapalan istighfar Raesha ucapkan tidak seharusnya Raesha berfikiran seperti itu.

Hajar memegang tangan Raesha seolah mengerti keadaan hatinya."Ceritalah kalau kamu sudah siap Cha, kapanpun aku akan mendengarkan ceritamu" ucap Hajar lembut

"Ah aku rindu Umi," hanya kata itu yang mampu Raesha ucapkan. Belum sehari di pesantren rasa rindu pada Uminya sudah menjalar ke ulu hatinya tapi saat kehadiran Hajar rasa rindu itu perlahan memudar aku menemukan sisi keibuan pada diri Hajar, ya walaupun usia kita beda beberapa bulan sikap dewasa nan pembawaan tenangnya itu membuatku betah tinggal disini.

Hari mulai sore Hajar mengajakku ke dapur ndalem untuk membantu para mbak mbak yang mengabdi (membantu) Ibu Nyai di dapur.

•============•

"Cha bangun" ucap Hajar sembari menggoyangkan tubuh Raesha pelan

"Mau kemana sih ini Jar aku ngantuk banget" ucapku tak bergeming

"Ini jam setengah tiga Cha, ayo bangun kita sholat tahajjud"

"Males kali aku ini, besok malam sajalah, aku mau tidur lagi".

"Jangan sia siakan waktumu Cha, kita tidak tau kapan ajal menjemput bisa saja sekarang atau nanti habis subuh...." terpotong

Raesha segera beranjak dari tempat tidurnya."Baiklah ustadzah, tungguin aku ya aku masih mau wudhu dulu" pintanya

Hajar mengacungkan jempolnya ke arah Raesha yang ada di ambang pintu.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Raesha datang.

Sekedar Cinta Dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang