Hinata tersenyum lebar melihat beberapa temannya telah menunggu bahkan melambaikan tangan ke arahnya. Gadis bersurai indigo itu mempercepat langkahnya sembari terus mengulas senyuman bahagianya hingga-
Bruuuk
"Kalau jalan pakai mata dong, woy!"
Hinata melongo, tak terima dengan perkataan yang baginya kasar menembus gendang telinganya. Kalau kata papi Hiashi, ia harus bertindak sebelum harga dirinya diinjak-injak."Harusnya saya yang bilang seperti itu, anda ini terlihat seperti orang linglung yang kehilangan arah jalan pulang!"
Aku tanpamu butiran debu
-lupakanLaki-laki di depannya memelototkan mata sewarna laut miliknya, jari telunjuk kanannya terangkat menyentuh kening Hinata dengan elitnya. Bibirnya terangkat sebelah dan Hinata merasa terhina akan hal itu.
"Denger ya, pendek,-"
Hinata ingin mengoyak bibir kecoklatan milik lelaki itu sekarang juga. Berani-beraninya dia?"-semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi atau kau akan-"
Lelaki itu mendekatkan bibirnya ke telinga Hinata. Hello~ siapa sih yang tidak mematung kalau seperti ini? Hinata sudah berpikiran yang iya-iya pada lelaki pirang ini."-aku akan membuatmu menangis."
Hell!•
•
•Sakura menatap iba ke arah sahabat indigonya itu. Sementara Ino senantiasa mengelus punggung Hinata seolah-olah menyemangatinya dalam diam. Tenten dan Temari tetap diam dengan kotak bento dipangkuannya. Hilang sudah nafsu makan mereka sekarang.
"Udahlah, Nat. Sekarang yang terpenting Lo jangan sampai ketemu dia lagi." kata Ino mencoba menenangkan sahabatnya walau hasilnya tidak berbuah sama sekali.
"Tapikan aku sama dia satu sekolah, No. Gimana bisa enggak ketemu coba? Huweeeh~" balas Hinata masih dengan nada mendayu-dayunya, hatinya tersakiti sekarang! Selama ini Hinata lewatkan masa-masa bersekolah dengan riang gembira. Tidak ada tuh ceritanya Hinata nangis bombay kayak gini kecuali dia pernah dihukum sama gurunya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Ya salahkan saja Neji yang mengajaknya jalan-jalan kece di tempat yang instagramable banget sampai Hinata lupa waktu karena kebanyakan cekrek sana cekrek sini.
Kepala Sakura berdenyut nyeri saat ini. Sungguh, ia tak akan menduga sahabat baiknya itu akan bertemu dengan senpai sangar yang selama ini menjadi pentolan para berandal di sekolah megah ini.
Ya siapa yang tidak kenal dengan Uzumaki Naruto? Berandal tampan yang hobi kedipin mata sana-sini istilah gampangnya sih tukang goda cewek-cewek cakep,
Tapi bagi Hinata yang notabenenya gadis yang polos alias enggak tahu apa-apa, Naruto tidak ada ubahnya dengan seorang lelaki genit mata keranjang.
Ups, dengar dulu. Meskipun Naruto hobi kedipin matanya ke gadis-gadis cantik, bersiul-siul menggoda mereka, bahkan terkadang suka modus sana-sini, Naruto tidak pernah terlibat hubungan sampai ke ranjang. Dia lelaki baik-baik walau hanya sedikit persentasenya. Naruto memang berandalan, tapi dia tidak bajingan.
"Udah ya, Hin? Anggap aja barusan yang Lo alamin itu cuman mimpi buruk. Toh sekolah ini juga besar, kecil persentasenya Lo ketemu si tukang onar."
Perkataan Temari ada benarnya juga, lantas Hinata mengusap air mata sekaligus ingusnya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa kemana-mana. Kemudian mengambil bedak dan lipbalm dari dalam tasnya dan memolesnya pada wajah cantiknya.
Bujugile, Hinata doyan beginian?
Kan udah dibilangin, Hinata yang ini tuh berbeda.
•
•
•Neji memijat pelipisnya pelan saat melihat sang adik kembali bertingkah. Foto sana foto sini tidak ada habisnya. Posenya pun berbeda di setiap pengambilan gambar yang ia lakukan sendiri. Ada yang berpose sedih, kedipin sebelah matanya, lihat arah lain, senyum manis, aduh Hinata emang bikin gemas sendiri
Emang lagi manja
Lagi pingin dimanja
Pingin berduaan dengan dirimu sajaNeji syok lahir batin, dering telpon milik siapa itu? Benar-benar bikin hati ikut berdendang dan pinggul bergoyang.
"Hallo?"
Dan suara Hinata sukses membuat Neji benar-benar menganga tak percaya. Ia berpikir, Hinata semakin dewasa semakin mengejutkan.
Bagaimana tidak? Dulu Hinata suka mendengar lagu-lagu klasik karangan Bethoven, bahkan ia akan berteriak kegirangan saat papi Hiashi pulang membawakan oleh-oleh kotak musik bernadakan lagu klasik.
Dulu Hinata hobinya baca buku tentang penemuan-penemuan di dunia, resep memasak, rumus-rumus pelajaran menghitung, dan bait-bait lagu klasik.
Dulu Hinata kalau berangkat sekolah hanya dengan berbekal sekotak bento, alat tulis lengkap, dan buku pelajaran lengkap itu sudah sangat cukup baginya. Oh, jangan lupa dengan rambut yang selalu dikepang dua. Eh tapi Hinata kelihatan imut kok, kan dia masih masa kanak-kanak. Hihihi~
Tapi sekarang?
Bacaannya tak pernah lepas dari buku tutorial make up, novel-novel romansa, majalah remaja, dan hal-hal berbau kekinian.
Isi tasnya juga sebagian besar alat make up pada umumnya untuk remaja. Liptint, lipbalm, lipgloss, bedak, maskara, eyeliner, blush on, dan apalah itu namanya.
Hobinya? Memang tak banyak berubah sih. Hanya saja ditambahkan dengan berselfie ria ala-ala remaja hits jaman now.
Hinata benar-benar disulap menjadi seekor angsa cantik yang fashionable.
Eh?
"Kak Neji,"
"Hm?"
"Tolong ambilkan tissue di tasku, astaga liptint ku kocar-kacir dimana-mana!"
"Dasar!"TBC
Notes :
Hai, maaf kali ini emang enggak memuaskan :v
Aku sendiri juga bingung kenapa harus buat beginian T.T
Voment dari kalian aku butuhkan 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
GEE
FanfictionHinata, putri pertama papi Hiashi yang punya hobi menyanyi sambil menari-nari dan memiliki sejuta imajinasi dalam dirinya sendiri. Jangan dikira Hinata yang ini adalah tipikal gadis remaja malu-malu dengan pipi merona setiap saat tanda ia sedang ter...