Hari demi hari berlalu seperti biasanya dan kehidupan Hinata juga berjalan dengan seharusnya. Semenjak kejadian memalukan di koridor sekolah saat itu, Hinata sama sekali tak bertemu lagi dengan Naruto.
Pernah suatu hari teman-teman Neji bertamu di kediaman Hyuuga, awalnya Hinata sudah panik takut-takut jika ada hal yang tak enak kembali terjadi saat ia bertemu dengan Naruto. Nyatanya, pemuda itu tak ikut serta dalam acara menghabiskan weekend bersama tersebut. Hinata tentu bersorak riang dalam hati.
Hari ini suasana kelas Hinata tampak lebih ramai dikarenakan guru pengajar sedang ada rapat. Dari kabarnya sih karena ada program kerja tahunan yang sebentar lagi akan diadakan. Hinata pun jelas memanfaatkan situasi ini dengan berdandan ria, mempercantik dirinya. Poles sana poles sini, sisir sana sisir sini, duh Hinata pokoknya riweuh banget deh.
"Lo udah cantik, kok." kata Tenten dengan nada malasnya karena jengah menatap sahabatnya ini. Hinata mengedipkan sebelah matanya centil. "Oh, tentu saja. Hime haruslah cantik setiap saat, hehehe~"
Tuhkan! Hinata itu kadang tidak bisa membedakan mana kalimat pujian asli atau kalimat sindirian secara halus. Bikin sahabat-sahabatnya capek sendiri. "Cantik banget sampai-sampai jadi taksirannya si kak Naruto." aslian deh! Hinata benar-benar ingin menyumpal mulut Ino.
Hinata tuh enggak suka kalau disangkut pautkan sama lelaki blonde itu. Kenapa? Ya jelas enggak mau lah! Awal ketemu mereka berdua aja udah enggak banget. Intinya, di mata Hinata, Naruto itu cuman biang kerok aja, enggak kurang.
"Ngomong apaan sih, No? Kak Naruto nya aja udah punya gandengan sendiri." Sakura yang tiba-tiba datang dengan pernyataan mengejutkan tentu membuat mereka semua menatapnya. Sebenarnya enggak terlalu mengejutkan sih kalau Naruto punya pacar baru. Ya tapi bagi mereka ini tuh berita heboh.
Apalagi dengan adanya kejadian-kejadian Naruto sama Hinata. Jelas kaget banget lah. "Oh, bagus deh. Itu artinya aku bisa bernafas lega." timpal Hinata yang melanjutkan proses dandan-mendandannya.
Tenten menepuk jidatnya. "Gue kira kak Naruto bakal happy ending sama Hinata kayak di novel-novel gitu. Eh, taunya udah punya pacar baru." Hinata sontak mendelik tak terima.
"Jelek banget sih ekspektasinya!"
"Bagus kok, Hin. Badboy kayak dia emang cocok sama cewek manja kayak lo. Hahaha!"
"Aku enggak manja, ya! Cuman sedikit girly aja sih,"
"Sedikit kata lo? Make up lo bejibun kek gini lo kata sedikit? Ebuset,"Hinata mengerucutkan bibirnya kesal. Kalau sudah membahas make up sih Hinata akui kalau dia memang punya segudang alat make up dan skincare kecantikan. Ya wajar kalau Hinata bisa bening dan mulus kayak gini. Selain dari lahir sudah oke, ditunjang juga dengan perawatan yang tidak kalah okenya.
Temari mengambil salah satu liptint milik Hinata lalu mencoba memoleskan di bibirnya. "Ini bagus sama gue. Gue mau beli ini deh entar pulang sekolah." katanya puas. Baru saja Sakura mau menuangkan pendapatnya, namun Hinata sudah menyelanya dengan antusias.
"Ayo beli! Nanti aku temenin! Blush on ku juga habis soalnya."
Yah gitu deh, jam kosong jadi berwarna bagi mereka. Bahas tentang fashion dan kecantikan, meskipun disini Hinata sudah seperti sales-sales yang mempromosikan dagangannya.
*
*
*Sesuai kesepakatan, Hinata menemani Temari untuk membeli beberapa make up yang sudah ia rekomendasikan di toko biasanya mereka beli. Disaat Temari sedang sibuk memilih, Hinata memutuskan untuk menunggunya di salah satu sofa yang disediakan untuk pengunjung.
"Ibu cocok yang warna apa?"
"Warna nude cocok kok, bu. Ibu kan cantik, jadi pakai apapun cocok."Hinata menajamkan indera pendengarannya. Ia kenal betul suara siapa ini. Gadis itu menoleh ke seluruh arah guna mencari pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEE
FanfictionHinata, putri pertama papi Hiashi yang punya hobi menyanyi sambil menari-nari dan memiliki sejuta imajinasi dalam dirinya sendiri. Jangan dikira Hinata yang ini adalah tipikal gadis remaja malu-malu dengan pipi merona setiap saat tanda ia sedang ter...