BAB 2 - NARUTO

2.1K 163 8
                                    

Kedip sana kedip sini, siul sana siul sini, kadang Sasuke menatap jengah melihat kelakuan sahabat pirangnya itu.

Pernah Sasuke menegurnya agar tidak terlalu menggoda para gadis-gadis cantik di sekeliling mereka, tapi jawaban sahabatnya itu mampu membuatnya ingin mual. "Ketampanan itu anugerah terindah yang pernah kumiliki, makanya harus dipergunakan sebaik mungkin."

Gimana? Jijik kan? Jijik kok kalau kalian sudah kenal dengan lelaki bermata biru laut itu. Kalau belum? Ya kalian pasti akan mengangguk antusias, menyetujuinya.

Namanya Uzumaki Naruto, siswa kelas 3 SMA terkenal ini. Berpawakan tinggi tegap dengan tubuh tan atletis. Seorang kapten basket yang namanya juga sama tersohornya dengan sekolah ini. Pandai dalam mata pelajaran Fisika tapi tidak suka Biologi dan Kimia. Lah?

Kalau kata gadis-gadis yang tergabung dalam fansclub lelaki ini, mata biru Naruto itu menghanyutkan. Bibirnya penuh dan sexy, aww~ Oh jangan lupakan darah blasteran yang mengalir di dalam dirinya. Ibunya adalah asli orang Jepang sedangkan ayahnya ada asli orang Eropa. Entah Eropa mana biarlah itu menjadi misteri tersendiri.

Lahir dengan kekayaan yang melimpah dan kesempurnaan fisik serta kepandaian yang imbang membuat lelaki ini jadi besar kepala, terkadang. Terutama pada gadis-gadis cantik. Ia suka sekali menggoda mereka, imut katanya.

Naruto emang gila.

"Lo kayak orang cacingan." perkataan Sasuke yang ketus tentu menusuk ulu hati sang pangeran sekolah. Ia tak terima! Enak saja dikata cacingan, Sasuke tidak bisa melihat tubuhnya yang segar bugar ya?

"Sembarangan kalau ngomong Lo nyet, tubuh gue segar bugar kayak gini Lo kata cacingan?" balasnya tak kalah sengit.

Sasuke meliriknya sekilas. "Lo kebanyakkan kedip-kedip sih, ya gue takut aja. Antisipasi. Ogah gue punya temen cacingan."

Harusnya Naruto tahu, Sasuke adalah lelaki yang sekali bicara langsung menancap tepat di hati. Nyelekit kalau bahasa kekiniannya.

"Terserah Lo aja deh, Lo kan enggak bisa menikmati hidup." dan Naruto lebih memilih mengalah, enggan berdebat dengan sahabat dari jaman oroknya itu.

*

*

*

(Flashback on)

"Kurasa kita memang harus sampai disini."
"Kenapa?"
"Aku sudah lelah. Kalau boleh aku jujur, aku tak pernah merasakan perasaan berdebar selama ini jika bersamamu."
"Dengarkan aku, kasih kesempatan untukku agar kau jatuh cinta padaku!"
"Maaf, aku lelah. Aku lelah berpura-pura."
"Disaat semua yang telah kuberikan padamu?"
"Maaf, Naruto.."

(Flashback off)

"Teringat tentang sesuatu?" pertanyaan Sasuke mampu membuyarkan lamunan sang pemuda pirang itu.

"Ya, bisa dibilang begitu." jawabnya sarat akan makna kesedihan yang mendalam. Naruto menyandarkan punggungnya pada salah satu bangku taman sekolah.

Sasuke menghela nafas panjang, ia jelas tahu apa yang terjadi pada sahabat pirangnya itu.

"Kau menyesal mencintainya?"
"Tidak,"
"Lalu?"
"Aku menyesal membiarkannya pergi saat itu."

Sekali lagi, Sasuke hanya dapat tersenyum miris.

*

*

*

Emosi Naruto memuncak saat ia membaca kabar dari salah satu temannya bahwa sang mantan kekasih kembali ke negara ini.

Moodnya berubah drastis hari ini, dari yang tak bisa diam menjadi sangat pendiam. Ia menjadi lelaki yang sensitif, sekali diganggu akan langsung menghajar.

Sudah ada korban? Tentu saja. Salah satunya adalah Toneri, teman sekelasnya. Lelaki itu sengaja memancing perkara dengannya. Ia mengejeknya dengan sebutan 'pemuda gegana'. Jelas saja Naruto langsung menghajarnya hingga babak belur.

Ia memilih pulang setelah diberi penerangan oleh kepala sekolahnya. Namun saat perjalanan pulang, seseorang menabrak dirinya.

Oh great! Ia akan menghajar habis-habisan orang ini!

Naruto jelas melongo melihat siaupa yang baru saja menabraknya. Seorang siswi. Tidak mungkin kan ia menghajarnya? Jadi Naruto hanya sedikit memberikan ancaman.

Ancaman biasa baginya, tapi tidak dengan siswi tersebut.

Naruto kembali melangkahkan kakinya santai. Ia ingin segera pulang dan mengistirahatkan tubuhnya. Ah, masa lalu memang mampu mengobrak-abrik dirinya.

Hanya karena gadis itu ia kembali bermasalah di sekolah. Sialan memang.

*

*

*

'Miiku Shion mengunggah sebuah foto.'
"Hi Jepang! Aku kembali ♥"

"Sialan!"

Praang

Sasuke menghela nafas panjang melihat kelakuan sahabatnya yang sedang mendekati penyakit gangguan kejiwaan.

Barang-barang disekitarnya tampak berantakan, hancur mengenaskan. Ini jelas perbuatan sang pemilik kamar, Uzumaki Naruto.

"Lo nakutin kalau lagi gamon." komentar Sasuke seadanya. Ia benar-benar tak habis pikir Naruto melakukan semua ini karena seorang gadis. Cinta pertamanya sewaktu SMP.

"Dia kembali.."
"Gue tahu."
"Lalu apa yang harus gue lakukan?"
"Hidup seperti biasanya."

Naruto memandang lekat kearah Sasuke. Apa katanya tadi? Hidup seperti biasanya? Disaat sang mantan datang dan berusaha mendobrak dinding pembatas yang ia buat?

Alay ah,

"Lagian juga si Shion belum tentu kembali ke Jepang buat temu kangen sama Lo, kan?"

Jleb!

"Sasuke sialan!"

"Sasuke sialan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_TBC_

Notes :

Hallo semua~ aneh kan? Absurd kan? Iyah aku tahu, dan cerita ini bakal jadi cerita yang membosankan, I know that :v fufufu~
G

ga

But, voment dari kalian tentu aku harapkan ^^

Sankyu~

GEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang