TWENTY SEVEN

11K 960 57
                                    

Gue masih memeluk ten, tapi bedanya sekarang udah duduk. Gak berdiri.

Makanan yang mulai dingin  di atas meja dianggurin, gue masih nangis, meremas kemeja ten. Ten yang ngeliat gue nangis cuma bingung sendiri.

"Kaya nya lo nangis, bukan karna mau gue jedotin, ya?" Ten membuka suara, tangan ten menepuk nepuk pundak gue karna gue masih terisak.

Gila aja sih kalo gue nangis cuma takut ten jedotin gue, yang ada ten duluan yang gue jedotin, sebelum dia jedotin gue.

"Apa jungkook nyakitin lo?" Tanya ten, gue geleng geleng di dadanya.

Ten mendengus "padahal kalo jungkook nyakitin lo, jungkook pengen gue gebukin, biar kaya di wattpad-wattpad gitu" ucap ten.

Gue yang mendegar itu, hanya mencubit perut ten membuatnya meringis.

"Kalo gak mau cerita, nangis aja terus kalo itu bikin lo lega" ucap ten lagi.

Apaan lega, gue udah nangis seharian malah yang ada uring uringan, gak enak hati, apa lagi sekarang lagi gak enak badan.

"Gue... gue gak becus jadi istri, bang" lirih gue

"Heh, kenapa lo ngomong kaya gitu?" Tanya ten, dengan nada terkejut nya.

Itu kenyataan..

"Gue gak bisa apa apa, gue gak bisa urus jungkook, gue gak tau. gue gak bisa melakukan segalanya di saat gue yang notabenya seorang istri. Mungkin sekarang jungkook tersiksa nikah sama gue" ucap gue, gue memejamkan mata saat pusing sedikit menyerang.

Ten mengelus rambut gue "sssttt jangan ngomong kaya gitu,jungkook pasti ngertiin lo. bukan nggak cuma belum"

"di usia lo yang sekarang, itu wajar. Usia lo belum matang buat menikah, lo masih sama dengan remaja labil lainnya, begitu juga jungkook.
Tapi walau begitu, tugas lo yang mutlak itu mematuhi suami lo" kata ten dengan tenang, ten masih mengelus rambut gue.

"Gue gak tau pasti, tapi kalau jungkook meminta apa pun itu. Dan itu baik untuk diri lo sebagai istri, gak ada salah nya kan lo mematuhi. Seenggaknya lo menjalankan tugas lo sebagai istri" sambung ten, gue hanya mengangguk.

" Hidup itu jangan di ambil pusing, lisa. Semua ada proses nya, Makanya dari sekarang lo belajar, belajar jadi istri yang baik. Lo sekarang gak bisa masak, perlahan lahan lo coba belajar-pasti bisa. Dan seiring jalannya waktu, lo pasti akan jadi istri yang sempurna. Jangan merasa terbebani" Ucap ten, di saat tangisan gue udah sedikit reda.

"Lo udah punya perasaan sesuatu belum ke jungkook?" Tanya ten, lagi lagi gue cuma menggeleng.

"Kok cuma geleng? Gak mungkin kan kalo lo gak punya perasaan ke jungkook, lo nangis sampe segininya" kata ten.

"Gue gak tau" balas gue. Ten bingung sendiri.

"Gue gak ngerti sama diri gue, gue gak ngerti cinta-cintaan. Gue gak tau- mau sebut apa perasaan gue ke jungkook, kalo diri gue sendiri aja gak ngerti" jawab gue dengan suara bindeng.

Ten tersenyum tipis "gapapa kalo lo gak ngerti, asal itu bukan benci. Gue lega"

Walaupun ten itu kadang stress, tapi ten itu bijak. Ten juga perhatian. Cuma semua itu tertutupi dengan tingkah slengeannya.

Gue melepaskan pelukan gue dari ten, ten yang ngeliat gue langsung kaget.

"Woi, lo kenapa? Horor banget muka lo" kata ten, sedangkan gue hanya menyeka air mata gue.

Baru juga tadi gue puji_-

Gue gebuk lengan ten pelan "monyet, jadi abang ngeselin amat. Bukannya prihatin, malah bikin tambah emosi"

[1] She Is Mine ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang