TIRTHTY

12.4K 1.3K 103
                                    


gue menatap jalanan dari jendela, menggit kuku berusaha mengurangkan ke gugupan gue.

sampai sampai kaki gue gemetaran.

gue memejamkan mata,menghela nafas.

kali ini memori gue terus mengingat apa yang perkataan dahyun tadi.

"she is cousin"

"dia kim yerim sepupu jungkook yang bakal pindah ke jepang, maka dari itu dia pelukan untuk salam perpisahan. dan untuk tempat itu, semua gue yang mengatur"

mata gue memerah, gue gak sanggup lagi menangis. air mata gue udah kering.

ada perasaan lega, dan juga bersalah di lubuk hati gue.

" gue ada di balik pohon, saat mereka butuh waktu berdua. dan di saat itu juga gue gak sengaja ngeliat lo saat lo mergokin jungkook pelukan, dan yang perlu lo tau gue bisa baca dari mata lo yang tersirat kekecewaan"

"kalian berdua sama sama egois, gengsi kalian juga besar"

iya gue egois, selama ini gue gak ngertiin persaan jungoook. dan gak peduli sama sekali.

dan lebih mentingin gimana perasaan gue selama ini ke dia.

gengsi kita juga besar, selama seminggu ini tidak ada yang ingin memulai pembicaraan untuk memperbaiki semua.

tidak ada inisiatif untuk memperbaiki kesalahan.

"gue memaklumi kalian seperti ini karna umur kalian belum matang untuk menikah, kalian sama dengan remaja di luar sana"

"but remember you are married. dalam status ini, jika ada problem itu bukan main main. jika ada masalah selesaikan, jangan dengan enteng nya bilang cerai, seperti hubungan kalian itu tidak berarti"

saat dahyun menjelaskan semua, gue hanya diam mematung. antara lega ,terkejut dan juga..

mencerna dan memahami letak kesalahan gue. no kita berdua.

omongan dahyun ke gue itu sedikit menyindir gue, apa lagi soal cerai.

hati panas ternyata bisa menghancurkan segalanya.

untuk kesalahan yang paling gue sesali, gue kurang tau tentang segala sesuatu tentang jungkook.

terutama keluarganya.

dan di posisi gue disini itu wajib mengetahui segala hal tentang suami gue, karna gue istrinya.

gue bodoh.

gue mengusap wajah gue gusar, setelah mengetahui kesalah pahaman yang terjadi di antara kita berdua.

"sorry, I interfere with your problems. karna yang gue tau ini adalah kunci kesalah pahaman dari kalian.
because I'm tired of seeing my friend who is so depressed because of this problem"

"akkkkhhhh.." racau gue seraya menjambak rambut gue pelan.

sedangkan supir taxi yang di depan kaget sendiri mendengarnya.

"sabar neng, ada penggalian jadi macet" kata si supir, dengan ragu ragu melihat dari kaca spion.

gue memandang keluar jendela, melihat jalanan yang tidak asing bagi gue.

"pak saya turun di sini aja" kata gue lalu mengambil uang di dompet.

"ya tapi kan belum sampai tujuan" katanya,

gue menggeleng, meyakinkan "gapapa" kata gue

lalu turun dari mobil, dan benar. jalanan macet parah.

[1] She Is Mine ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang