(8) Ayam Jantan?

10 4 0
                                    

~•~

"Lo...." Kesha menahan geram.

"Lo gila! Sekarang gausah deket-deket sama gua dah. Jauh-jauh lo, anggap aja kita gak pernah kenal."

"Gausah suka sok dekat sama gue!"

"Dan sekarang, lo...pergi!"

Sungguh menjengkelkannya seorang Ran ini, dia hanya tetap bersandar santai di tembok dengan kedua tangan di dalam saku, sambil mengunyah detail permen karetnya.

"Lo gak mau pergi? Biar gue yang pergi!" Emosi Kesha sudah berada di atas puncak, sungguh sudah tak tahan. Wajahnya bahkan memerah padam.

Taptaptap

Suara hentakan dari sepatu milik Kesha menggelegar di koridor sekolah. Saat ini sudah seperti ada asap yang keluar dari telinga dan hidungnya.

Tangan besar itu menghentikan langkah Kesha, "Gue pergi." Ucapnya, lalu melepas genggaman tangannya dari Kesha, dengan tangan kembali ke dalam saku, dan masih dengan permen karetnya.

Berlalu, Ran berlalu dari hadapan Kesha.

Taptaptap

Kesha melongo tak habis pikir, ada ya orang se-menjengkelkan itu? Ingin rasanya Kesha mencakar-cakar wajah Ran yang jelek itu.

What? Jelek? Author pikir sangking menawannya atlet itu, sampai-sampai Kesha sulit mengucapkan kata "ganteng". Ck!

.

Taman sekolah di jam istirahat seperti ini sedang ramai-ramainya, banyak penduduk sekolah yang duduk bersantai sambil bercengkrama dengan kawannya, ada yang menikmati cemilan, ada yang bergelayut manjah di lengan kekasihnya, ada yang lagi suap-suapan kerikil eh salah keripik maksudnya, ada yang lagi mau bunuh diri karna gak ada yang gandengin.

Kesha kini duduk bersama dua Sahabatnya, Tasya dan Billa. Kesha tak habis-habisnya mengoceh tentang Ran.

Sejak jam istirahat pertama tadi sampai sekarang sudah jam istirahat kedua, rasa kesal dan amarah Kesha kepada Ran tidak meredah.

Bagaimana tidak? Orang yang bernama Ran itu bisa-bisanya membawa seekor ayam jantan yang sangat besar dan mengerikan ke dalam kelas Kesha pada saat Kesha baru ingin keluar kelas.

Ayam itu meloncat ke bahu Kesha, bahkan berkokok sangat nyaring di dekat telinga Kesha. Kesha langsung saja mendorong ayam itu, lalu berlari sambil berteriak histeris ke luar kelas.

Apalagi pada saat itu adalah jam istirahat, dimana siswa siswi mulai berkeliaran. Seluruh pasang mata memerhatikan Kesha yang berlari ketakutan kesana-kesini.

Cihh, memalukan!

"Gue gak habis pikir ya, kenapa sih tu anak pake acara bawa ayam ke sekolah? Sengaja mau nakut-nakutin gue?"

"Hmm...sebenarnya Key..." Billa membuka suara.

"Sebenarnya apa?"

"Kita berdua yang ngebuat Rabiru sampe bawa ayam ke sekolah, tepatnya sih buat Lo."

Kesha mengerutkan dahi nya, "Gue gak ngerti deh?!"

"Jadi gini, Kemarin itu Rabiru nanya sama gue dan Tasya. Dia tanya, Lo itu suka sama apa? Gue sama Tasya iseng ngejawab kalo Lo itu paling suka ayam, apalagi ayam jantan yang gede dan masih hidup."

"Ini gak seperti yang Lo kira kok, gue sama Tasya itu cuman iseng doang. Kita berdua gak bakal nyangka kalo dia beneran bawain ayam buat Lo."

"I'm so sorry Kesha." Ucap Tasya dan Billa yang merasa tak enak.

"Lo berdua gila? Kalian tiba-tiba amnesia? Tiba-tiba lupa kalo gue phobia ayam gitu?"

"Kan iseng Key..."

Kesha diam sejenak, sedang memikirkan sesuatu. Entah apa?

Tak lama, Kesha langsung beralih dari bangku taman yang ia duduki bersama kedua sahabatnya.

Ia berlari kesana-kemari, ke kantin,
perpustakaan, lapangan badminton, bahkan sampai toilet pria pun.

Namun hasilnya nihil! Ia tak menemukan apa yang ia cari.

Kini Kesha mulai gelisah, di susul oleh Tasya dan Billa yang ikut berlarian bersamanya sedari tadi.

Kesha menggigit kukunya, "Duh, Lo nyari apaan sih Key? Lari-larian kayak lagi ikut lomba lari maraton aja."

"Ran, Ran dimana? Gue udah keliling sekolah tapi gak ketemu."

"Hmm," Tasya berpikir sejenak, "Kelasnya! Tadi kita belum ke kelasnya!" Jawab Tasya heboh.

"Ahha!" Kesha mengangguk setuju, lalu langsung beralih ke kelas Ran.

Kesha melirik sekitar, ia mendesah berat, pria itu tak ada.

"Eh ada Princess, tumbenan ke kelas gua?" Tanya salah seorang teman kelas Ran.

"Humm gini, Lo tau gak Ran ada dimana?"

"Ran?"

"Aduhh," Kesha menepuk jidatnya, ia baru mengigat bahwa tak ada yang mengenal Ran. Yang mereka kenal adalah Rabiru.

"Maksudnya Rabiru,"

"Oh Rabiru, tadi jam pertama ada sih. Tapi, habis itu gua udah gak liat batang idungnya."

"Oke, makasih Bagas."

Kesha kini semakin gelisah, ia sangat takut kalau Ran marah dan merasa tersinggung karena Kesha telah mengusirnya dengan kasar tadi. Padahal kan, niat Ran baik, ia ingin membuat Kesha senang dengan membawa sesuatu yang di sukai kesha. Dan btw, bawa ayam ke sekolah itu gak gampang loh.

"Kesha? Tasya? Billa?" Suara itu mengangetkan ketiganya.

~•~

Kesha phobia Ayam?
Kalo Ran phobia ketinggian. iya, takut terlalu tinggi mencintai Kesha.

😂😂😂
Gaje ah! Pokoknya kalo suka masukin library ya beb.


BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang