~•~
Setiap harinya Ran dan Kesha semakin dekat, setiap hari selalu bersama, bagai sepasang sepatu.
Namun, semuanya berjalan tanpa status. Mungkin hanya bisa di sebut teman? Teman dekat? Calon sahabat? Sahabat? Atau calon ----?
Mungkin, ini terlalu cepat? Ah entahlah.
Kesha tak pernah berpikir sampai sejauh itu, cukup jalani saja dulu. Entahlah, ia juga tak yakin jika hatinya sanggup untuk di tempati lagi.
Biarkan semuanya berjalan sesuai dengan rencana Tuhan. Kesha serahkan semua kepadanya, hanya kepadanya.
***
Hari ini, sepulang sekolah. Kesha, Ran, dan kawan-kawan yang lainnya memutuskan untuk mampir ke salah satu cafe.
Hari ini, derasnya hujan dan kencangnya angin mampir ke ibu kota. Tak seperti biasanya dengan cuaca panas, pengap, dan sesak.
Kesha merindukan hujan, sudah lama hujan tak menyapa kulitnya.
"Kalian..."
Semuanya berhenti dengan aktivitas masing-masing, berhenti bermain handphone, minum, makan, berbincang, tertawa. Saat ini mereka terfokus pada satu titik, Kesha.
Semua menatap Kesha, menunggu lanjut dari ucapannya.
"Kalian, Rindu nggak sama hujan?"
Huft!
Mereka mencibir kesal, berharap yang dilontarkan oleh Kesha sesuatu yang penting. Atau mungkin yang lebih masuk akal untuk diperbincangkan.
"Gue mah, gak suka sama hujan. Gue gak suka sama yang mendung-mendung. Gue lebih suka sama yang cerah-cerah, kayak si kuning matahari. Jadi? Intinya gue gak sama sekali rindu sama hujan." Jelas Billa.
"Kenapa? Hujan itu kan memberikan kesejukan. Hujan dapat memberikan kebahagiaan. Coba deh, Lo perhatiin anak kecil pada saat hujan. Lo liat ekspresi yang dia keluarkan, Lo liat reaksinya gimana."
"Senyum mereka terus merekah. Mereka bahkan merengek agar diperbolehkan pergi ke halaman rumah untuk langsung menyapa hujan. Mereka ingin menyentuh langsung tetesan-tetesan air yang turunnya dari langit."
"Selain itu, hujan adalah Rahmat dari tuhan, Sabilla fevta kinawa."
Kesha, Ran, Riko, Tasya, baik pun Billa menatap Robby dengan setengah menganga.
Sangat menakjubkan! Seorang Robby Alan Dafelix? Berbicara panjang lebar? Merespon seseorang dengan sempurna? Woahh!
Robby, adalah orang yang sangat dingin, kaku, dan cuek dengan sekitar. Menurut orang-orang di sekitarnya, Robby adalah orang yang sangat menyebalkan. Ia selalu bersikap cuek, ketika di ajak berbicara akan memberikan respon yang sangat menyebalkan. Paling-paling hanya mengangguk, atau menggeleng. Nyaris seperti orang bisu.
Robby tidak akan berbicara banyak kalau bukan sesuatu yang penting. Sangat malas menurutnya.
Dan, dapat menjelaskan sesuatu seperti barusan adalah hal yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
Fiksi Remaja"Dijatuhkan, dibangkitkan, lalu...nampaknya sang pembuat skenario tak lagi puas. dan ya? Cukup jahil. Ia jatuhkan lagi, bahkan jauh lebih dalam. Teruntuk ending, membangkitkan atau menjatuhkan bukanlah pilihan. Nyatanya ia lebih tertarik untuk menca...