~•~
"Dari kemarin gak berhenti senyum-senyum nih bocah, sakit emang!"
"Apaan sih, Sya!" Kesha menjawab sambil tersenyum geli.
Tasya dan Kesha sedang berjalan beriringan di koridor sekolah, baru saja kembali dari kantin.
Dari pagi hari ini, tak habis-habisnya ia mendengar gosip yang bertebaran dengan bebas tentang kejadian dimana Ran menyatakan cintanya kemarin, dimana mereka resmi berpacaran, dan dimana Kesha pada akhirnya membuka hati.
Sejak kejadian kemarin, tidak berakhir dengan Ran yang mengantar Kesha pulang. Karena, pada saat itu Kesha membawa mobil dan bertanggung jawab mengantarkan kembali Tasya dan Billa walau sebenarnya mereka tidak langsung pulang. dan kabar baiknya, dengan alasan Kesha yang baru jadian dan mereka yang jarang ketemu, Rozie ikut bergabung dengan mereka. Walau dibalik itu terselip niat memperbaiki hubungan Rozie dan Billa. dan, ya, hubungan mereka menjadi sedikit lebih baik. Kesha berharap Billa bisa bersikap lebih dewasa untuk ini.
Untuk kabar buruknya, jujur saja___Kesha menangis semalamam. Benar-benar menangis, setelah sekian lama ia tak membutuhkan air mata karna Ran hadir mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan. Entahlah, hatinya seperti ditusuk-tusuk, ada rasa takut yang terdalam, sedikit tak percaya dengan dirinya sendiri, apakah kuat? Lagi?
Sama sekali tak menyesal menerima Ran, hanya saja takut. Tapi, ia ingin semuanya membaik, ingin dirinya sendiri membaik. Ia percaya, Ran orang yang baik, Ran orang yang manis.
Dan pagi harinya, mata Kesha membengkak hebat. Mau tak mau, tipuan make up dibutuhkan untuk membuat semuanya tidak berpikir yang tidak-tidak. Ia juga sebisa mungkin menutupinya dari Tasya dan Billa. Tak ingin menggangu pikiran kedua sahabatnya itu.
~•~
"Hai..." Sapa Ran saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
Kesha melirik Ran, "Hai...?" Jawab Kesha sedikit kaku, lalu keduanya tertawa.
"Tegang banget sih," ucap Ran sambil mengacak-acak rambut kesha.
"Kita kemana, nih? Dufan yuk!" Ajak Kesha dengan bersemangat.
"Makan dulu, ya?" Jawab Ran dengan menyapu padangan Kesha lembut.
Kesha tersenyum kecil, mengangguk mengiyakan.
~•~
"Ayo, Ran! Dufan!"
"Iya, iya sabar bocah!"
Mereka berdua mulai memasuki dufan, Kesha terlihat sangat antusias seperti anak kecil.
Ran menahan lengan Kesha, membuat Kesha menoleh dengan alis terangkat. "Ini seriusan pakai seragam sekolah?"
"Kita udah disini. Menurut, kamu?" Kesha mencubit kecil perut Ran, dan setelahnya berlari kecil.
"Wah, bandel!" Ran berlari mengejar Kesha yang sudah sedikit jauh di depannya.
Keduanya memilih beberapa permainan yang sedang, sampai yang memicu adrenalin. Keduanya tak henti-hentinya tertawa, secara tidak langsung mereka ingin mengatakan bahwa mereka bahagia.
Lega, hati Kesha sedikit lebih baik daripada semalam. Ia menatap wajah Ran yang berada di depannya, senyumnya, membuat Kesha tenang. Pria itu tak henti-hentinya mengoceh, seperti anak kecil. Padahal, Ran yang ada di lingkungan sekolah tak seheboh ini, Ran memang pintar menjaga image, dasar!
Ran merogoh sakunya, mengambil handphone. "Ayo foto, Princessa." Ajaknya sambil mengangkat benda persegi itu.
Keduanya tersenyum lebar, memasang wajah sangar, sampai wajah konyol.
Ran meng-upload foto kebersamaan mereka, begitu juga dengan Kesha. Setelahnya, postingan masing-masing mereka dibanjiri comment-comment menggoda warga Paal.
"Aku sayang, kamu." Kalimat itu, keluar dari mulut Kesha tanpa permisi. Kalimat itu tak terencana, keluar sendiri. Tak terkontrol.
dengan cepat, Kesha menutup mulutnya.
"Aku juga, sayang." Jawab Ran dengan begitu tulus, tatapan dan senyum pria itu berhasil menghipnotis Kesha.
Tanpa sadar, air mata Kesha keluar dengan sendirinya. Terharu, hatinya tak sanggup. Pria bernama Ran ini berhasil mendapat tempat di hatinya, Kesha berani sumpah. Ia ingin menempatkan Ran di lubuk hatinya yang paling tulus.
"Loh, kamu kenapa?" Ran terlihat panik, wajahnya menggemaskan sekali.
dengan cepat, Kesha menghapus air matanya, "Gak papa, Ran. Aku cu--cuma, terharu." Jawab Kesha sembari tersenyum.
Ran menarik Kesha kedalam pelukannya, hangat. Lagi-lagi tanpa terencana, tangisan Kesha pecah. Dari kemarin ini semua sudah ia tahan, mungkin sudah tak bisa? Sampai-sampai Kesha sendiri tak bisa mengontrol.
Kesha bisa jamin, Ran pasti bingung.
"Loh?" Dalam keadaan masih dalam pelukan Ran, pria itu menarik Kesha duduk di salah satu kursi.
"Sebenarnya kamu, kenapa?" Tanyanya lembut, menghapus air mata Kesha.
Kesha tak tahu harus menjawab apa, ia tersenyum lalu memeluk Ran kembali. "Jujur, aku gak papa. Aku bahagia bisa kenal sama kamu."
"Kamu gak digigit nyamuk, kan?"
PLAK
Ran meringis pelan.
Dasar, saat-saat seperti, pria ini masih sempat-sempatnya bercanda.
"Ice cream, dong!" Pinta Kesha sambil menghapus air matanya asal.
"Laksanakan!"
~•~
Ngaret bgt yaampun, so sorry🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
Teen Fiction"Dijatuhkan, dibangkitkan, lalu...nampaknya sang pembuat skenario tak lagi puas. dan ya? Cukup jahil. Ia jatuhkan lagi, bahkan jauh lebih dalam. Teruntuk ending, membangkitkan atau menjatuhkan bukanlah pilihan. Nyatanya ia lebih tertarik untuk menca...