(9) Merasa Bersalah

17 5 2
                                        

~•~

Ketiga gadis yang merasa namanya terpanggil itu pun menoleh ke belakang untuk melihat sang pemilik suara,

"Riko?Robby?"

"Iya gue?" Riko menjawab sambil menunjuk dirinya, lalu Robby hanya mengangguk meng-iyakan.

Sempat terjadi kecanggungan diantara mereka berenam. Namun, Kesha tak ingin berlama-lama, ia harus segera bertemu dengan apa yang ia cari. Segera!

"Dimana Ran?"

Ingin sedikit memberitahu, Riko dan Robby adalah teman dekat Ran, lebih tepatnya sahabat Ran. Jadi, gak salahkan kalau Kesha bertanya kepada kedua pria ini? Tentu saja!

"Si jagung?"

"Budek kali yak? Orang ngomong Ran, dia jawabnya Jagung. Dasar aneh!" Tasya menimpali.

"Ya iya, si Jagung itu Ran ogeb!"

"Lu yang bego!" Entah mengapa, sejak dulu hingga kini, Tasya dan Riko tak pernah akur.

"Orang ngomong ogeb, si mbak jawabnya bego. Dasar aneh!" Riko menjawab persis dengan nada bicara Tasya yang tadi.

"Pliss, Tasya...Riko,"

"Hum oke," Tasya menjawab mengerti, lalu segera mengelus-elus pundak Kesha.

"Ran...dimana?" Kesha mulai gelisah, tak enak hati, dan...lemas.

"Gatau gue, bolos dia."

"Bolos gimana maksudnya? Yang gue tau dia orangnya gasuka bolos-bolosan, anak baik-baik dia mah." Jawab Billa.

"Nah, itu karena lo belum terlalu mengenal dia. Ran itu yah, kalo udah frustasi, dia bakal bolos, kebut-kebutan di jalan. Pokoknya, pengen sendiri aja gitu."

Tahu tidak? Telapak tangan Kesha mulai melembab, keringan namun dingin.

"Dan parahnya lagi..." Riko menggantungkan kalimatnya,

"Apa!"

"Waktu kelas sepuluh, dia pernah koma enam bulan karena tabrakan sama truk yang gede banget itu loh." Ucap Riko, sambil sesekali menepuk-nepuk perutnya.

Mata Kesha terbelalak sempurna, detak jantungnya berdetak mulai tak karuan, kali ini bukan karena lapar, "Seriously?"

"Yakali siang-siang gini gue boong?"

"Bwahahahahahahhaha!" Tawa Tasya seketika pecah.

Kesha, Billa, Robby, bahkan Riko menatapnya heran.

"Duh lucu banget deh," Tasya sesekali mengusap ujung matanya yang mengeluarkan cairan bening yang tercipta dari tawa nya, "lo pikir kita bertiga sebego itu?" Kini nada bicara Tasya menakutkan.

"Yaelah, dikasih tau gak mau percaya. Bingung gue kadang-kadang sama cewek-cewek kekurangan gizi."

"Dasar sinting! Gajelas!" Tasya menarik tangan Kesha dan Billa untuk menjauh dari si gak waras RIKO.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang