(12) New Family?

6 2 0
                                    

~•~

Berkumpul bersama keluarga besar Ran sama sekali tak pernah di bayangkan oleh Kesha.

Bahagia sebenarnya, tapi agak canggung dan takut.

Saat tadi tiba di halaman belakang, Kesha di sambut hangat oleh Ibu dan bapaknya Ran.

Wajah sumringah dari Tante Susi dan sikap ramah Om Naufan membuat Kesha agak legah, setidaknya dari kedua orang tua Ran dapat menerimanya dengan baik.

Lah kenapa malah ngerasa di terima? Emang gue calon bini nya Ran apa? Apa apaan deh Key!

Saat ini mereka sedang berkumpul di halaman belakang rumah Ran. Kedua orang tua Ran, Tante dan Om nya, beserta sepupu-sepupu dari Ran ada semua. Membuat Kesha menjadi semakin beku.

Kesha duduk di salah satu ayunan dekat kolam berenang, menyaksikan keluarga ini mulai sibuk memegangi Jagung, Sate ayam, dan Ikan. Siap untuk membakar.

Ya, malam ini judul acaranya 'Bakar-bakaran bareng calon keluarga'. Kesannya ngarep banget kan? Hahaha.

"Nak Kesha, sini gabung!" Ajak Tante Susi yang melihat Kesha hanya diam menyaksikan mereka dari pojokan.

"Eh...iya iya Tante." Dengan sigap Kesha langsung menghampiri keluarga Cemara itu, walau udah dag dig dug ser.

"Diem aja di pojokan, udah kayak penunggu kolam." Celetuk salah satu sepupu Ran yang berdarah bule, yang sempat mengira bahwa ia pacar Ran, dan Namanya belum Kesha ketahui.

"Eh, iya hehehe."

"Ketawa gitu, makin mirip aja sama kuntilanak."

Nyebelin juga yak, untung cantik.

"Bisa aja." Hanya kata itu yang gampang terlontar dari mulut seorang Princessa saat ini.

"Rebecca, jangan gitu deh sama Kesha. Ntar, takut lagi sama Lo." Tegur salah satu sepupu laki-laki Ran.

"Santai aja, gapapa."

"You can listen?" Jawab Rebecca kepada lelaki itu.

"Sorry, Key. Emang si Becak ini agak nyebelin orangnya, tapi gak makan orang kok. Tenang aja."

Dengan cepat Rebecca menjitak kepala lelaki yang berada di sampingnya itu, "Becak, Becak! Dasar bajaj!"

~•~

Semuanya duduk rapi berjejer, saat ini Kesha sedang duduk disamping Ran.

Mereka semua menunggu bagian masing-masing, Tante Susi mulai membagikan sate, ikan, dan jagung mulai dari ujung hingga ke ujung.

"Di makan, ya!" Pinta Tante Susi saat tiba di tempat Kesha.

"Iya Tante, makasih." Kesha menjawab diiringi senyum manisnya. Entahlah, dia sedang senang.

"Cantik." Puji Tante Susi lalu meninggalkan Kesha.

~•~

Acara bakar-bakaran, dan makan-makan telah usai. Kini kami semua sedang duduk bersama menyaksikan bulan dan bintang sambil bercanda gurau.

"Jadi semuanya, malam ini kita kedatangan tamu. Dia temen sekolahnya Ran." Beritahu Om Naufan yang berdiri di hadapan kami  semua.

Semua mata mengarah pada Kesha, dengan kikuk Kesha tersenyum. Ran yang menyadari itu segera membuka suara, "Kenalin, dia namanya Kesha."

"Masa di kenalin sih, kayak anak kecil. Suruh kenalin diri sendiri dong!" Rebecca membuka suara lagi.

Kesha yang mendengar itu segera berjalan menuju ujung, mulai mengalami satu persatu keluarga Ran. Ternyata mereka semua tak semenyeramkan yang Kesha bayangkan. Mereka baik dan ramah-ramah.

Hingga tiba digiliran Rebecca, Kesha agak canggung. Tapi ya sudahlah. Baru ingin membuka suara, Rebecca mendahului nya, "I think, you know my name, dan gue sebaliknya. Jabatan tangan gak perlu, thanks."

Jlebb

Agak pedes tapi, Kesha memaksakan untuk tidak terlihat tersinggung. Senyum ramahnya ia pancarkan, bersiap untuk meninggalkan Rebecca. Namun, gadis bule itu menahan tangannya dengan lembut.

"Gue bercanda, Charlies Rebecca Gluan. You can call me, Rebecca."

Kesha tersenyum lebar, bersiap menerima uluran tangan dari Rebecca. "Kesha."

"Gue gak suka setengah-setengah, kasih gue yang lengkap."

Kesha di buatnya tersenyum untuk kedua kalinya, "Princessa Oscar, Kesha."

"Now, you is my sista." Ucapnya tegas, terdengar seperti memerintah.

"Ha? Yeah!" Kesha mengiyakan dengan semangat. Jujur, sebenarnya Kesha bingung dengan jalan pikiran gadis berambut kuning ini.

Suasana malam ini semakin hangat, hangat, dan hangat.

Satu sama lain saling melemparkan candaan, senyuman, dan kasih sayang. Terlihat begitu bahagia.

Tak lama, terdengar suara musik dengan suara keras dari arah ruang keluarga. Satu sama lain melemparkan tatapan. Seolah bertanya "siapa?".

Om Naufan, yang berperan sebagai tuan rumah berjalan terlebih dahulu ke dalam rumah. Disusul oleh kami di belakangnya.

Om Naufan menghentikan langkahnya, begitupun Kesha dan lain.

Pria bertubuh sedang, dengan koper di sampingnya sedang membelakangi kami semua.

Ia sepertinya merasakan kehadiran kami, ia berbalik.

Pria itu terlihat masih sangat muda, dan mengenakan kacamata yang lumayan gelap. Walaupun begitu, Kesha masih bisa melihat bentuk wajahnya. Ya, seperti fotocopy-an Ran.

1...2...3....

"Ranggaaaa!" Teriak hampir seluruh keluarga Ran dengan histeris, berlari memeluk remaja bernama Rangga tersebut.

Rangga terlihat sesak, lucu sekali.

"Huhh, lepasinnn!" Rengeknya.

Namun apalah daya, tak ada satupun dari mereka yang berhenti memeluk Rangga.

***
Hai semuanya!
Akhirnya update juga setelah sekian lama, maafin hahaha.

Buat readers semua, Minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir batin.

🙏

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang