~•~
"Mampir di minimarket dulu ya, Ran."
"Ngapain?"
"Mau beli es bubble."
Ran melirik bingun ke arah Kesha, "Sejak kapan minimarket nyediain es bubble di kasir nya, kayak kinder Joy?"
"Dih, yang bilang minimarket jualan es bubble siapa?"
"Ya, terus?"
"Di depan minimarket ada yang jualan es bubble, Mang Adi namanya."
"Oh,"
~•~
Ran memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, mengikuti Kesha yang dengan cepat menghampiri gerobak es bubble milik orang yang namanya 'Mang Adi'.
"Mang Adiii! Assalamualaikum. Es bubblenya dong dua, yang kayak biasa."
"Eh neng, Waalaikumsalam. Dua ya neng? Siap!"
Kesha tertawa geli, Mang Adi terkadang mengejeknya dengan sebutan 'Neng' yang memang sudah dibantah Kesha sejak awal kenal.
"Sedeket itu lo sama Mang Mang es Bubble?" Ran duduk di bangku sebelah Kesha.
"Menurut, lo?"
"Hm,"
Tak perlu menunggu lama, Mang Adi dengan dua gelas plastik berisikan es bubble di tangannya menghampiri Kesha dan Ran.
"Es bubble rasa taro dengan topping oreo dan keju siap disantap!" Seru Mang Adi.
Dengan tak sabar Kesha menancapkan sedotan es bubble pada dinding atas gelas plastik itu.
Menghisapnya dengan bersemangat, tak lama senyum-senyum sendiri, dan berakhir dengan terus menerus memuji es bubble buatan Mang Adi.
Ran sempat di buat kaget, bagaimana bisa Kesha memesankannya es bubble dengan rasa yang sama? tanpa khawatir tidak cocok dengan selera nya. Jika pada umumnya, orang akan bertanya "Lo rasa apa?". Ran rasa, aba-aba itu tidak perlu untuk seorang Kesha.
Namun, Ran tidak dibuat menyesal dengan hal itu. Entahlah, sebelumnya Ran sangat jarang yang namanya meminum es bubble. Ia lebih tertarik pada Thai tea. Tapi, sekarang? Seolah-olah terkena ramuan sihir atas rasa es bubble taro pilihan Kesha.
"Gimana, enakkan?"
Ran mengangkat gelas plastiknya, "Selera lo bagus juga."
"Oh jelas," Kesha dengan bangga menjawab.
"Ini rasa fav, lo?"
"Iya, es bubble Taro dengan topping Oreo dan keju itu surga dunia, Ran."
"Gak gitu juga kali."
"Lah, buktinya, lo aja suka kan? Padahal sebelumnya gak pernah coba."
"Tau dari mana, lo?"
"Soalnya Mang Adi gak kenal sama lo."
"Dasar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
Teen Fiction"Dijatuhkan, dibangkitkan, lalu...nampaknya sang pembuat skenario tak lagi puas. dan ya? Cukup jahil. Ia jatuhkan lagi, bahkan jauh lebih dalam. Teruntuk ending, membangkitkan atau menjatuhkan bukanlah pilihan. Nyatanya ia lebih tertarik untuk menca...