"Secangkir teh hangat untuk Allen yang cantik."
"Uh, terima kasih, Richard."
Dua minggu terakhir, Richard selalu mengikuti kemana pun Allen pergi. Layaknya anak ayam yang tak ingin jauh dari induknya. Jujur, Allen risih. Apalagi jika Richard mengajaknya makan di salah satu jam kosong.
Biasanya, pria bertelinga lebar itu hanya akan duduk diam, memandangi si manis dengan senyumnya yang tampan -tapi terlihat bodoh di mata Allen-.
"Apa kau kedinginan?" Richard meniup dan menggosok kedua telapak tangannya yang besar, kemudian menangkup pipi Allen. Yang langsung ditepis cepat oleh Allen.
"Jangan pegang wajahku." Sungutnya dengan bibir yang mengerucut.
Tentu saja, hal itu menjadi berita simpang siur. Seorang calon dokter, seperti Richard, dengan gencarnya mendekati si 'monster'. Banyak yang tidak senang, apalagi dari kaum female-omega. Richard itu tampan, tapi mengapa ia tertarik pada si monster?!
Ah, sekadar informasi saja, tidak ada satupun orang yang tahu tentang kehamilan Allen selain keluarga dan alpha-nya. Perutnya tidak terlalu buncit untuk ukuran omega yang tengah mengandung.
Mungkin itu salah satu cara sang bayi untuk melindungi ibunya dari kejahatan dunia.
Tanpa keduanya sadari, Patrick mengamati dari kejauhan. Kacamata baca yang membingkai netra tajam itu perlahan ia lepas. Penat menghampirinya, dan keadaan yang ia lihat tidak membantu menghilangkan.
"Mereka tampak serasi." Monolognya sembari membereskan lembaran tugas milik mahasiswa lain -ia kini dipercaya dosen untuk menjadi asisten dosen, terlepas dari catatan kriminalnya di musim lalu-.
"Apakah aku harus menyerah?" Sedetik kemudian, ia memukul kepalanya dengan jurnal.
"Patrick bodoh. Apa apaan. Perjuanganmu ini belum ada harganya dibanding perjuangan Allen." Ia kembali memandangi omega-nya dari kejauhan.
Inilah yang selalu ia lakukan. Memandangi dan melindungi mawarnya dari kejauhan. Memastikan kalau mawarnya aman dari cengkraman orang yang ingin menyakitinya.
Pernah sekali, di usia kandungan Allen 3 bulan atau 4 bulan -Patrick tidak ingat pasti-, seseorang ingin meracuninya atas suruhan Jeffrey. Dan berakhir Jeffrey dan perempuan itu mendekam di rumah sakit, terkena patah tulang. Sampai sekarang, Jeffrey tidak pernah berani untuk mengolok-olok Allen lagi.
Dan Richard adalah orang yang masuk ke dalam list orang jahat untuk omega-nya. Patrick yakin, ada yang tidak beres dengan calon dokter itu.
"Omega-ku tampak tidak nyaman. Haruskah aku- Tidak, Patrick. Kau tidak pantas muncul di hadapannya."
Gelengan keras. Ia memantapkan hatinya untuk tidak menghampiri kedua insan itu. "Tetapi ia tampak benar-benar tak nyaman." Gumamnya meragu.
"Jangan berani kau muncul dihadapan saudaraku, brengsek!"
"Tidak, Patrick. Alpha never break their promise." Ia semakin meragu saat melihat tangan Allen mulai digenggam Richard. Tanpa sadar, ia mengepalkan tangannya. Amarah mulai mendominasi dirinya.
🌙🌙🌙
Patrick terhuyung saat satu bogeman keras menghantam wajahnya telak. Ia mundur beberapa langkah untuk menyeimbangkan badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
-; I'm not a prince. [MinhyunBin] [✔️]
FanfictionAnother Allen (Minhyun) and Patrick (Hyunbin) with ABO concept Fanfiction. Start : 16-10-18 Finish : 14-10-20 [151118] #10 In Minhyunbin [290119] #12 In JBJ [230219] #3 In ABOuniverse [010319] #2 In ABOuniverse [220419] #1 In ABOuniverse [130621] #1...