Patrick melangkah masuk ke dalam The Aquarius, badannya bergerak ahli menghindari kerumunan para pemuas nafsu yang tampaknya begitu mengincar dirinya. Sampai ia menemukan sosok yang tak berhenti menelponnya sejak berjam-jam lalu.
Pening mendera Patrick mendadak, merasa tidak nyaman dengan kondisi sekitarnya, padahal ini bukanlah kondisi yang asing sejak usianya 16 tahun sampai sekarang -yang artinya sudah 8 tahun-. Ia mengibaskan sedikit tangannya mengusir asap nikotin yang dulunya menjadi penenang.
"Hey, bro. Lama tidak jumpa." Orang itu menyapa Patrick seperti biasa, menepuk bahu kokok Patrick dan mempersilahkan duduk "Vodka, satu gelas lagi." Jeffrey dengan cekatan menahan salah satu bartender.
"Tidak, tidak." Patrick memotong ucapan Jeffrey, "Jus jeruk saja."
"Hah?" Jeffrey menganga, "Jus jeruk?"
🌙🌙🌙
"Beritahu aku apa yang terjadi padamu." Allen berhenti dari kegiatannya, menatap Verrel penuh tanda tanya, "Aku baik-baik saja. Apa aku terlihat aneh?"
"Baby bun."
Allen bergerak tidak nyaman saat Verrel menurunkan satu oktaf nada bicaranya. "Demi tuhan, Verrel. Aku baik. Aku hanya ingin dan kau berkata aku aneh."
"Allen Hwang."
"Berhenti mengintimidasi. Jangan merusak suasana bahagia antara aku dan jus jerukku." Allen mengaduk jus jeruk yang ada di genggamannya. Belah bibirnya menggumam lucu mengagumi betapa nikmat jus jeruk yang ia minum. Ia kembali fokus menonton serial drama yang tengah terputar di televisi rumah.
Theodore menyenderkan badannya ke sofa, "Tidak biasanya kau meminum jus. Apa kau juga hamil seperti Daniel?"
UHUK! UHUK!
Allen tersedak, Theodore mengerutkan kening, seolah bertanya apa ada yang salah dengan pertanyaannya. "D-Daniel hamil?!" pekik si bungsu shock.
Theodore melempar remukan kertas yang tadinya ia pegang ke arah Verrel, "Salahkan Verrel dan seluruh nafsu bejatnya. Anak itu bahkan masih berusia 18."
"Hey, kami adalah mate dan dia tidak menolak!" Verrel meninju bahu Theodore, "Lagipula, aku juga siap menjadi ayah. Dan umurnya 20 tahun, bukan 18."
"Apa keluarga Kang tahu?"
"Tentu saja mereka tahu, aku sudah memberitahu dan meminta izin untuk membawa Daniel ke rumah kita mulai minggu depan. Ayah juga sudah tahu, aku pergi bersamanya waktu itu." Verrel menyunggingkan senyum tampan, sembari memandangi jari manisnya yang kini telah ada cincin perak, "Dan, aku juga sudah mencatat namaku dan Daniel ke kantor penduduk, sebagai mate."
Ada terbesit rasa iri di hati si Bungsu Hwang ini. Ia merasa iri pada Daniel, yang beruntung mendapat mate yang sangat sempurna seperti Verrel. Pria itu sosok yang sangat bertanggung jawab. Yah, meskipun kadang tingkahnya sedikit menggelikan. Dan ia juga merasa iri dengan Theodore, yang pasti akan melindungi pasangannya nanti, meskipun ia belum memiliki tanda mate.
"Baby bun, kau sendiri baga-"
"Aku ingin mengambil wafer di kulkas." Allen tiba-tiba beranjak pergi, bahkan tidak menolehkan kepalanya lagi. Hatinya berkecamuk sekarang. Ia ingin mengadu, tentang semua yang ia alami, tentang mate-nya, tentang tragedi yang menimpa dirinya. Tapi ia tak bisa.
Karena ia diciptakan untuk memendam semuanya sendiri.
🌙🌙🌙
Allen berguling ke sisi kiri kasurnya, dengan telepon yang ia jepit diantara bahu dan telinganya, "Daniel, congrats for being Hwang Daniel! Oh my god, aku tak menyangka kau menjadi saudara ipar-ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
-; I'm not a prince. [MinhyunBin] [✔️]
FanfictionAnother Allen (Minhyun) and Patrick (Hyunbin) with ABO concept Fanfiction. Start : 16-10-18 Finish : 14-10-20 [151118] #10 In Minhyunbin [290119] #12 In JBJ [230219] #3 In ABOuniverse [010319] #2 In ABOuniverse [220419] #1 In ABOuniverse [130621] #1...