Gatau ini sebenernya masuk ke rating M atau ngga, karena ada adegan (sok) sadis :(
Oh iya, di chapter ini, masih ada kontribusi bornthishyun, please say thank you to her❤
🌙🌙🌙
Jacob menghentikan mobilnya, "Disini." Mesin mobil dimatikan. Calon dokter tampan itu segera keluar dari mobil, disusul oleh Patrick yang duduk di kursi penumpang. Mereka kini berada di mansion megah yang entah milik siapa di ujung kota.
Patrick mengedarkan pandangannya ke penjuru mansion. "Jacob, kau yakin ini tempatnya?" Terselip nada heran dalam bicaranya. "Mansion ini terlalu bagus untuk menjadi tempat penyekapan."
Mansion itu tampak terurus. Terdapat taman kecil yang berisi berbagai bunga di depan mansion. Cat-nya berwarna putih gading. Pilarnya menjulang tinggi dengan pahatan ala Romawi, dengan dedaunan yang melilit gerbang. Patrick ingin sekali memuji selera Richard kalau orang itu tidak menyekap dan menyakiti Allen, kekasihnya. Yang Patrick herankan, tidak ada satupun penjaga di depan mansion. Benar-benar tidak ada.
Sebenarnya bagus juga, karena baik Patrick maupun Jacob tidak ada yang membawa senjata tajam atau benda yang bisa ia pakai untuk bertarung. Ia sudah siap untuk babak belur jika di dalam mansion ada penjaga.
Bahu Patrick ditepuk pelan oleh sahabat satu sekolah menengahnya. "Kita melacak telepon Richard sesuai dengan keinginanmu dan navigasinya mengarahkan kita kesini, Patrick." Patrick tersenyum tipis. Memang tidak salah ia berteman dengan Jacob. Dia begitu penyabar dan sangat tidak gegabah.
"Ayo, kita harus bergerak cepat sebelum terjadi sesuatu pada Allen." Ajak Jacob. Mereka memasuki kawasan mansion dengan penuh waspada. Sesampainya di depan pintu mansion, Patrick hampir meraih kenop pintu kalau Jacob tidak menahannya.
"Biar aku yang buka. Jika ada penjaga, kita akan bertarung. Kau paham?" Patrick mengangguk. Ia menggulung lengan bajunya, bersiap-siap. Jacob memutar kenop pintu mansion.
KRIIIEETT!
Mereka saling memandang dengan wajah terkejut, "Tidak dikunci?" Tanya mereka berbarengan.
"Si bodoh itu. Bagaimana bisa ia menjadi penculik kalau mengunci pintu saja tidak bisa." Geram Patrick. Jacob melangkah masuk terlebih dulu. Mansion itu benar-benar sepi, tidak ada tanda adanya penjaga.
Mereka mengitari isi mansion tersebut, berharap bisa menemukan petunjuk dimana Richard dan Verrel menyekap Allen. Patrick berjalan kearah ruang tamu dan Jacob pergi kearah dapur. "Patrick, ada pistol disini." Jacob memanggilnya sembari menggoyangkan sebuah pistol di genggaman, "Kau bisa menggunakannya."
Patrick tidak menoleh samasekali kearah Jacob. Ia terus mengelilingi ruang tamu mansion -yang bahkan sangat rapi-, "Aku tidak bisa menggunakan pistol." Katanya. Jacob hanya mengangguk dan kembali meletakkan pistol itu.
Sama seperti Patrick, ia juga mengitari dapur dengan harapan bisa menemukan petunjuk, sampai akhirnya ia melihat ada sebuah pintu kayu yang sedikit terbuka di dekat bar stool. Curiga, ia mendekat dan membuka pintu tersebut. Betapa terkejutnya ia saat melihat ternyata ada tangga yang memutar -yang sepertinya akan membawanya ke ruangan lain di mansion ini-.
"Patrick! Kemari!" Teriak Jacob. "Ada pintu tersembunyi disini!"
Patrick datang dengan langkah besar-besar. Maniknya yang tajam tidak mengedip saat melihat Jacob membuka dan menutup pintu itu, "Dia pasti di ruang bawah tanah, ayo, Jacob!" Tanpa babibu, Patrick langsung menuruni tangga. Jacob menyusul dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-; I'm not a prince. [MinhyunBin] [✔️]
FanfictionAnother Allen (Minhyun) and Patrick (Hyunbin) with ABO concept Fanfiction. Start : 16-10-18 Finish : 14-10-20 [151118] #10 In Minhyunbin [290119] #12 In JBJ [230219] #3 In ABOuniverse [010319] #2 In ABOuniverse [220419] #1 In ABOuniverse [130621] #1...