End. (끝)

574 64 21
                                    

Gatau masih ada yang baca atau ngga, karena udah hampir setahun mandek di draft :') 


🌙🌙🌙

"Mom..."

Sebuah rumah kecil di suatu desa di Inggris, ternyata tidak luput dari berisiknya pagi hari. Matahari mengeluarkan cahayanya yang paling terang, berusaha menebar kehangatan bagi para penduduk bumi. Seorang remaja -mungkin umurnya sekitar delapan belas atau sembilan belas tahun-, berpiyama hijau dengan corak kodok muncul dari kamarnya dengan wajah baru bangun tidur.

Kaki jenjang remaja itu membawanya menuju ke dapur dengan harapan ada sang ibu di sana. Benar saja, ia langsung menemukan sosok ibunya yang tengah menyiapkan sarapan. 

Dalam hati ia bersyukur, masih bisa melihat ibunya dalam keadaan sehat. Oh, ia selalu bersyukur akan itu. Bersyukur akan seluruh hal yang diberikan Tuhan pada keluarganya setelah kejadian buruk menimpa keluarga mereka bertahun-tahun yang lalu, meski ada luka tak terlihat yang tertoreh dan tak akan bisa disembuhkan.

"Mom... Mom... Mommy... " Panggilnya terus menerus, sampai sosok manis yang dilabelinya 'Mom' menoleh.

"Oh, sudah bangun?" Sosok itu, Allen Kwon, mengecilkan api kompor dan mencuci tangan, kemudian menghampiri remaja kelebihan kalsium yang kini sudah duduk manis di ruang makan.

"Kiss..." Ares memulai percakapan dengan menggumam parau. Sang ibu hanya tersenyum manis. Ibunya itu sudah memasuki usia kepala 3, tapi parasnya masih saja sama seperti belasan tahun yang lalu. Ares kadang merasa ibunya mendapat sepercik kekuatan dewi Aphrodite.

Ya, inilah sosok Ares Kwon, putra pertama dari Patrick Kwon dan Allen Hwang. Sosok bayi yang dulu masih kecil dan ringkih kini bertransformasi menjadi remaja tanggung. Tubuhnya tinggi, bahkan terlampau tinggi untuk anak seusianya. Wajahnya rupawan meski setengah kuyu karena mengantuk. Sorot matanya tajam seperti sang ayah, namun maniknya kelam seperti sang bunda. Rahangnya tajam dan bibirnya kecil dengan warna merah muda alami. Oh, sungguh idaman, keluarga bahagia dengan genetik yang bagus.

"Sudah besar, masih mau kiss?" Goda Allen sembari menata piring di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah besar, masih mau kiss?" Goda Allen sembari menata piring di meja makan. Ares membantu ibunya itu dengan menyusun sendok dan pisau di samping masing-masing piring.

"Kiss itu tidak mengingat umur, mom. Memangnya kalau aku sudah besar, aku tidak akan jadi anak mom lagi?" Ares mendengus, "Tahu begitu, aku jadi kecil saja terus seperti Ari."

Derai tawa Allen sontak terdengar, "Kebiasaan merajukmu belum hilang, tuan beta Kwon." Ares

"Kan, mengejek secondary gender-ku lagi." Allen kembali terkekeh. Senang sekali rasanya menggoda anak sulungnya ini.

"Mom tidak bilang apapun tentang itu. Keluarga daddy-mu juga ada yang beta dan tidak ada yang bermasalah,"  Allen beralih ke teko air panas yang sudah berbunyi. Tangannya dengan cekatan menyiapkan teh hangat juga susu vanilla juga beberapa lembar roti bakar dengan selai coklat dan stroberi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-; I'm not a prince. [MinhyunBin] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang