Two (둘)

1.4K 305 155
                                    

Dentuman musik DJ menggema keras di The Aquarius, club malam dengan harga tinggi. Disinilah para manusia dan iblis tak bisa dibedakan, mereka sama-sama berlebur panas dalam kenikmatan dunia yang fana, menghilangkan suntuk dengan bercumbu penuh gairah, meneguk cairan haram, bahkan menghisap daun kematian.

Patrick bukan alpha yang sering 'bermain' dengan omega, like hell, tidak sudi ia berganti-ganti, para omega akan memekik senang jika ia melakukannya. Siapa yang tidak ingin mating dengan alpha seperti dia? dia gagah, postur tubuh yang sempurna, dan 'ukuran'nya tidak kecil.

Tapi, David adalah pengecualian. Omega itu belum memasuki masa heat dan parasnya juga manis. Yah, Patrick juga tidak ingin tahu seberapa banyak alpha yang bermain dengan David, yang jelas, David terikat dengannya. Ya, nama tengah Patrick adalah brengsek, jangan kaget.

Ini sudah rokok ketiga yang ia hirup, tapi sosok David belum muncul di bar ini. Ia terpaksa memesan lagi minuman kadar alkohol rendah untuk mengulur waktu.

Ia kuat minum, hanya saja ia tidak suka mating dalan keadaan mabuk.

"Sorry membuatmu menunggu, master~" sepasang tangan melingkar erat di pinggangnya. Patrick menyunggingkan seringai tipis, sebelum berbalik dan mengecup bibir si omega.

"Did you play with another alpha, Dave? Who's his name? Allen?"

"No! Ibuku terbangun mendadak tadi, aku sedikit kesulitan untuk kabur."

"Aku sangka kini pria idamanmu sudah berubah tipe menjadi culun dan lemah."

David hanya tersenyum tipis dan mengacak surai raven Patrick, kemudian menarik kepala itu dalam ciuman dan lumatan, sampai kecipaknya beradu dengan kerasnya musik erotis bar itu. David yang pertama melepas ciuman, menghasilkan benang saliva diantara bibir keduanya, "Itu tidak penting, kan?"

Iris kelam Patrick berkabut nafsu, dengan tak sabar, ia menarik David ke salah satu kamar VIP kosong di bar mahal itu,

"Yes, si culun itu tidak penting, dan tidak akan pernah penting."

🌙🌙🌙

Rabu sore, dibawah pohon rindang, Allen tengah duduk sendirian, tidak sendirian jika kertas-kertas proposal dihitung. Minggu ini, ia harus mengajukan proposal ke salah satu taman kanak-kanak disabilitas. "Maaf aku terlambat, Allen!" Seseorang dengan balutan baju biru tua dan celana jeans tergopoh-gopoh berlari menuju Allen,

"Santai saja, Danny!"

Pria itu mendudukkan dirinya disamping Allen, "Namaku Daniel, omega!" Si surai cokelat hanya tertawa puas karena telah membuat rekannya kesal.

Daniel, Kang. Entah apa yang membuat Allen bisa betah berteman dengan pria bongsor pecinta kucing ini. Padahal, mereka menyukai banyak hal yang berbeda. "Al, kau mengerjakan semuanya sendirian?"

"Tidak, Dan. Aku dibantu anggota kita. Aku hanya meminta tolong kau untuk mengecek apakah proposal kali ini harus direvisi." Ia mengambil note kecil berwarna pink pucat dari tas-nya. "Aku akan mencatat apa saja yang harus dibeli untuk anak-anak di kindergarten."

"Calon istri idaman. Pantas saja banyak alpha yang menyukaimu."

"Hey, tidak ada alpha yang menyukaiku." Karena kebanyakan omega yang menyukaiku.

"Say that to the gifts that you got when you're in birthday."

Allen menatap jengah pada Daniel yang kini fokus dengan proposal, "Aku bukan orang terkenal seperti Dave, Dan."

"Kau dan David tidak bisa disamakan, Al." Daniel menutup proposal dengan keras, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Allen, kemudian ia mengerucutkan bibirnya, "Kalian berbeda, David primadona karena hal buruk, kau primadona karena hal baik."

"Dan, tidak baik bicara seperti itu." Tegur Allen, biarpun memang seperti itu kenyataannya, Daniel tidak boleh berkata jahat.

"Memang benar, lihat saja dia. Tandanya belum muncul, tapi sudah making-out berkali kali dengan Kwon, bahkan dengan alpha lain, mentang-mentang cantik, huh." sungutnya.

"Kwon?"

Daniel terhenyak mendengar Allen bertanya, "Patrick Kwon, jangan bilang kau tak kenal. Dia model, seagensi dengan kakakmu!" Ucapnya dramatis.

"Aku mengenalnya kemarin, dan kesannya padaku sudah buruk. Aku tak tahu apa yang aku perbuat sampai ia sesinis itu saat pertemuan pertama kami."

Daniel salah jika ia bilang Allen tak tahu Kwon. Allen tahu Patrick Kwon, tahu benar. Ia tergolong pria idaman bagi Allen, dengan proporsi badan yang pas seperti model, dan tergolong anak berprestasi di bidang non-akademik. Tapi, melihat betapa sinisnya ia kemarin dan memiliki lingkungan sosial yang buruk, Allen takut untuk berurusan lagi.

Aku berharap Kwon bukanlah mate-ku. Ataupun siapapun.

"Dia memang begitu, aku sempat menangis saat ia mengataiku monster karena aku omega." Daniel menghela napas. "Lupakan tentang mereka, aku ingin bertanya padamu, Allen. Apa kau sudah mendapat tanda mate-mu?" Allen menggeleng, "Aku tidak banyak berpikir soal mate atau hal semacam itu. Kau sendiri?" Daniel merona, ia mengangguk pelan.

"Sudah... di bahu... " cicitnya. Allen melonjak, "Benarkah?! Pantas saja aku mencium aroma lily darimu! Aku mau lihat!" Ia bersemangat seakan-akan dia yang mendapat tandanya.

Di dunia mereka, kedatangan seorang pasangan atau mate tidak ditentukan oleh kapan sang omega mulai heat, melainkan dengan datangnya tanda kecil berupa gambar, atau marga di salah satu titik sensitif dari masing-masing orang. Dan biasanya, omega akan mengeluarkan harum yang lebih pekat dari sebelumnya.

Daniel menurunkan sedikit bajunya, memperlihatkan salah satu bahu bidangnya yang terdapat tanda bunga lily dan huruf "H".

"Wait," Allen menatap tato kecil itu cukup lama. "i'm familiar with this." Di detik selanjutnya, iris rubahnya melebar. Ia ingat, "Ini tanda yang sama dengan milik kakakku, Verrel."

"Hah?!"

🌙🌙🌙

"Verrel! Verrel! Wake up!" Pulang dari taman kampus, Allen langsung melaju ke kamar sulung Hwang. Ia menerjang sang kakak yang tengah tertidur diatas kasur, "We need to talk!"

Sulung Hwang ingin marah karena tidurnya terganggu, tapi saat tahu yang meneriakinya si bungsu, ia menahan emosinya, "What's going on, Al baby bun? Aku baru saja tidur satu jam yang lalu. Jadwal modelling bulan ini benar-benar padat."

Sontak saja, Allen langsung menyibak baju putih yang dipakai Verrel, dan ia melihat tanda bunga lily dan huruf "K" dibagian rusuk kanan Verrel. Ia menarik senyum sumringah.

Verrel shock, dan memukul pelan adiknya yang kini tengah bertepuk tangan heboh, "Hey, pervert! Siapa yang mengajarimu brutal begini?! Aku tahu aku tampan dan-"

"I found your mate!" Allen berujar ceria, membuat Verrel melotot dan langsung bangun dari tidurnya, "Kau bilang apa?!"

"I found your mate. He is my best of friend! Kau tidak akan menua tanpa pasangan!"

"Hah?!"

🌙🌙🌙

Kolom hujatan karena membuat Daniel menjadi omega 💬




Demi kepentingan cerita, HEHEHEHEH. Verrel-Daniel juga ngga terlalu difokusin kok, kecuali nanti kalo aku mau bikin hehe.

Maaf kalo jelek, silakan enjoy, hehe💓

-; I'm not a prince. [MinhyunBin] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang