🌙🌙🌙
"Permisi, permisi."
Daniel berjalan melewati lorong rumah sakit secepat yang ia bisa, melupakan fakta bahwa ada janin yang tengah ia kandung. Keluarga Kang langsung mengantarnya ke rumah sakit begitu ia mendapat telepon dari Theodore.
Langkahnya semakin tergesa saat melihat sosok Theodore duduk di depan salah satu ruangan gawat darurat. Tangisnya sudah sampai di pelupuk mata, namun ia berusaha menahan agar tidak terjatuh. Kondisi kakak iparnya tidak baik. Bahunya berdarah, wajahnya juga penuh luka. Tanpa perlu bertanya, ia tahu kalau Theodore baru saja melewati perkelahian yang sengit.
Kelebat Daniel ternyata menyadarkan Theodore dari lamunan panjangnya. Theodore mendongak. "Daniel..."
"Keadaan Allen... Bagaimana?"
Theodore menelan ludah saat pertanyaan itu meluncur lirih dari bibir Daniel, suara dokter kembali terngiang di telinganya.
Sosok wanita berjas putih mendongak dari pintu ruang gawat darurat, "Keluarga tuan Kwon." panggilnya dengan beberapa tumpuk kertas di tangan.
Mendengar marga 'Kwon', Theodore berdiri dan menghampiri dokter, "Aku. Istri tuan Kwon adalah saudaraku.."
Si dokter meragu melihat kondisi Theodore yang jauh dari kata baik. Ia terdiam sebentar. "Maaf harus menyampaikan kabar ini, tuan. Tapi, Tuan Kwon dan istrinya kritis."
DEG!
Theodore merasa dunianya berhenti berputar saat itu juga.
"K-kritis, dok?" Suaranya bergetar. Wanita anggun itu mengangguk pelan,
"Mereka kehabisan darah. Beruntung, bayi yang dikandung nyonya Kwon cukup kuat, sehingga bayinya tidak apa-apa."
"Theodore..."
"Kritis. Allen dan Patrick." Theodore mengulang perkataan dokter yang masih membekas di kepalanya. "Namun, mawar kecil mereka tidak apa-apa."
Meskipun Daniel tahu jawaban itulah yang Theodore lontarkan, tetap saja hatinya remuk mendengar keadaan keluarga adik iparnya. Yang bisa ia lakukan sekarang adalah memeluk tubuh Theodore yang lemas.
"Aku terlambat menyelamatkan mereka, Niel."
Pertahanan Daniel seketika runtuh begitu Theodore terisak pelan di pelukannya. Isakannya begitu pilu dan menyayat hati, membuat siapapun bisa merasakan kepedihan Theodore. Tak pernah Daniel lihat barang sedetikpun Theodore kehilangan kontrol atas emosinya. Bahkan ketika dia bertengkar dengan Verrel.
"Kondisi bayi memang sehat, namun sang ibu akan sulit untuk pulih jika masih ada bayi di dalam kandungannya, sedangkan jika dipaksa operasi, saya ragu bayi akan selamat, mengingat usianya masih enam bulan."
Belum selesai ia memikirkan kondisi adiknya, kalimat dokter itu kembali mengejutkannya, "A-Apa maksudmu, bu Dokter?!" Teriaknya tanpa sadar.
"Dokter memberiku dua pilihan."
"Sekali lagi, kami melakukannya atas keputusanmu, tuan, membiarkan bayinya atau ibunya yang hidup. Karena sangat kecil kemungkinan untuk menyelamatkan keduanya."
"Untuk keadaan tuan Kwon, kakinya mengalami retak yang sangat parah. Tubuhnya juga mengalami trauma. Kemungkinan terburuk yang akan dialami tuan Kwon adalah lumpuh kaki ketika beliau sudah sadar."
"Aku harus memilih, antara Allen, atau bayi mereka."
Theodore melanjutkan, "Apakah dokter tidak tahu kalau mereka sama pentingnya dalam hidupku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
-; I'm not a prince. [MinhyunBin] [✔️]
Fiksi PenggemarAnother Allen (Minhyun) and Patrick (Hyunbin) with ABO concept Fanfiction. Start : 16-10-18 Finish : 14-10-20 [151118] #10 In Minhyunbin [290119] #12 In JBJ [230219] #3 In ABOuniverse [010319] #2 In ABOuniverse [220419] #1 In ABOuniverse [130621] #1...