"Selamat pagi, cantik. Tidurmu nyenyak?" sapa Seungkwan melihat Hani berjalan malas ke ruang tengah.
Hani cuma mengangguk dan mendaratkan pantatnya ke atas sofa. Menjadikan pundak Seokmin sebagai bantalnya dan menguap lebar.
Hawa dingin memang sangat berpengaruh untuk tidur.
"Kau masih mengantuk, hm?" tanya Seokmin sambil menggigit sisa cake kemarin malam.
Hani cuma mengangguk dan kembali memejamkan matanya. Memeluk dirinya sendiri yang kedinginan walau sudah memakai sweater dan celana panjang.
"Kau mau?" tanya Seokmin menawarkan kuenya sebelum habis.
Hani hanya membuka mulutnya tanpa membuka matanya. Seokmin memasukkan kue itu ke dalam mulut Hani. Hani mengunyahnya dengan tenang.
Seperti saudara. Mereka benar-benar seperti saudara. Bukan begitu?
Vernon keluar dari kamarnya dan duduk di sebelah Hani. Ikut bersandar ke pundak Hani dengan posisi memeluk tubuh—posisi yang sama dengan Hani.
Jika dilihat sekarang, Seokmin duduk dengan tenang menonton TV sementara Hani memejamkan mata dengan kepala bersandar di pundak Seokmin. Vernon sama persis seperti Hani dan bersandar di pundak Hani.
CKREK...
"Ya! Kenapa kau memotret ku, Seungkwan-ah?" protes Seokmin menatap Seungkwan tajam.
Seungkwan menunjukkan hasil jepretannya pada Seokmin.
"Bukankah kalian menggemaskan?" tanya Seungkwan gemas.
Seokmin terkekeh gemas melihat layar ponsel Seungkwan.
"Apa rencana kita hari ini?" gumam Vernon yang masih mengumpulkan kesadarannya.
"Kudengar ada saluran TV yang menayangkan film-film Natal seharian ini," jawab Hani yang mengucek matanya.
"Ide bagus. Kita bisa menonton itu saja seharian. Atau kalau kau mau kita pesta lagi," usul Seokmin.
"Tidak, tidak... Kalian tidak ingat semalam membuat kekacauan besar? Ditambah soju yang kalian beli itu. Untung tidak ada yang mabuk berat. Lalu aku juga tidak mau membuat kue lagi. Butuh minat yang besar," sanggah Hani terduduk tegak, membuat Vernon nyaris terjungkal.
"Selamat pagi," sapa Jun keluar dari kamar dengan wajah khas bangun tidur.
"Pagi... Ini sudah jam tujuh. Kita bangunkan saja mereka, bagaimana?" tawar Seungkwan.
Hani berdiri dan masuk ke kamar Jihoon. Menggeser letak tidur Jihoon agar dirinya bisa duduk. Jihoon tidak terganggu dan masih terlelap. Hani memajukan wajahnya mendekati telinga Jihoon.
Sedetik.
Dua detik.
Hani yang sudah mengumpulkan nafasnya berteriak di telinga Jihoon dengan volume keras.
"OPPA BANGUN! SALJUNYA MASUK RUMAH!" seru Hani membuat Jihoon reflek menutup telinga dengan bantal.
Tidak hanya Jihoon yang terganggu. Semua roommate Jihoon ikut terbangun dari tidurnya karena terkejut.
Hani tertawa melihat itu. Tidak merasa bersalah dan menepuk-nepuk pipi Jihoon lembut.
Sejak Seventeen berkata bahwa Jihoon adalah orang yang paling susah bangun saat pagi, tugas Hani adalah membangunkannya saat Jihoon sulit terjaga.
"Aku berhasil?" tanya Hani di sela tawanya.
Jihoon mendengus kesal lalu menarik Hani sampai terbaring di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔
Fanfiction[Little bit fantasy, Romance, FICTION] OC×Svt Aku tidur di rumahku, di ranjangku. Namun saat aku bangun, aku sudah ada di negara lain, di rumah orang lain, dan di ranjang orang lain. Apa apaan ini? *** Karena takdir akan melakukan apapun untuk mem...