Twenty Eight

2.1K 213 0
                                    

"Sofia, tolong bukakan pintu. Siapa yang mengganggu pagi kita hari ini," seru Hani yang sedang berada di sudut ruangan untuk menata barangnya.

Sofia yang sedang menonton TV beranjak dan membuka pintu kamar mereka.

"Hansol oppa? Jihoon oppa? Joshua oppa? Dino oppa? Mingyu oppa? Minghao oppa? Kenapa kemari?" tanya Sofia sedikit tercengang dikunjungi banyak orang pagi-pagi begini.

"Bosan. Penerbangan, kan, masih nanti siang, aku bosan di kamar. Jadi kemari untuk melihat yang kalian kerjakan," jawab Joshua.

"Dan kenapa kau mengabsen kami? Haha," tawa Dino pelan.

"Sofia, siapa itu?" tanya Hani dari dalam.

"Kami datang!" sahut Minghao duduk di ranjang terdekat.

Hani terkekeh sebelum menyapa mereka. Hani menyelesaikan pekerjaannya dan beranjak untuk ikut mengobrol dengan teman temannya. Sofia dan Vernon, mereka sudah berdebat tentang hal yang tidak penting.

"Ais, diamlah kalian. Film-nya sedang seru," protes Mingyu lalu menyandarkan kepalanya di pundak Jihoon.

"Badan saja tinggi, dalamnya masih bayi," cibir Hani, mengambil posisi nyaman di tengah-tengah mereka.

Mingyu tertawa menatap Hani lalu kembali bergelung (sok) manja di depan Hani. Hani terbahak membuat seisi ruangan ikut tertawa.

"Kita berangkat jam berapa?" tanya Sofia.

"Tiga jam lagi. Itu masih lama. Yang lain saja masih keluar untuk membeli oleh oleh atau jalan-jalan," jawab Vernon.

"Mau bermain?" ajak Sofia.

"Hani eonnie, ikatkan rambutku," rengek Sofia.

"Apa ini? Kenapa manja dengan Hani?" cibir Vernon meledek adik kesayangannya itu.

Sofia mengabaikan Vernon. Memberikan sisir dan karet rambut pada Hani. Hani senang-senang saja mendandani rambut Sofia.

Saat di rumah, Hani cuma bisa bereksperimen dengan rambutnya. Yang lain kan laki-laki, bagaimana bisa mendandani rambut pendek laki laki?

Hani mulai mengikat beberapa helai rambut Sofia. Memilinnya dengan rapi dan menjepitnya. Sangat telaten di mata para pria.

"Bagaimana bisa wanita merapikan rambut sepanjang ini?" komentar Dino kagum.

"Rapi sekali... Percayalah, ini baru yang namanya bakat," timpal Joshua.

Mereka terkekeh.

"Selesai!" seru Hani puas dengan hasil kerjanya.

"Woah, indah seperti biasa. Terima kasih, eonnie." Sofia memandangi dirinya di cermin.

"Aku pernah sekali mengikat rambut Sofia. Untuk ke sekolah saat itu. Hanya satu ikatan di tengah kepala belakang. Aku bisa melakukannya, dan saat aku selesai Sofia bilang itu salah. Aku masih tidak mengerti sampai sekarang," cerita Vernon membuat Sofia tertawa.

"Bagaimana bisa kau bilang itu benar, oppa? Kalian mau tahu bagaimana dia mengikatnya?" Sofia menanggapi.

Sofia menyatukan rambut belakang Hani dan menariknya ke atas. Tidak rapi sama sekali dan miring.

Hani terbahak sama halnya dengan teman-temannya.

"Aku mau coba mendandani rambut perempuan," ujar Joshua tiba-tiba.

"Boleh ku pinjam rambutmu, Hani?" tanya Joshua hati-hati.

"Tentu saja. Lakukan sesukamu asal jangan dipotong, oppa," jawab Hani menyerahkan sisir dan karet rambut lainnya.

Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang