"Kami..." Seungcheol menggantungkan ucapannya. Membuat Hani dua kali lipat penasaran.
"Mengijinkanmu untuk bekerja paruh waktu selama kami kerja," sambung Seungcheol diikuti senyum dari semua orang, menunggu reaksi Hani.
Sedetik.
Dua detik.
Belum ada reaksi dari Hani yang masih membeku.
Sampai wajahnya berubah kaget dan berkata, "Jinjja?!" (benarkah?!)
Semua orang tertawa melihat mimik Hani yang menggemaskan itu.
"Tapi kami memberikan syarat." Jeonghan memajukan tangannya tanda mereka kembali serius.
"Satu, kau harus ambil shift pagi atau siang. Tidak boleh malam, apapun yang terjadi," ujar Joshua.
"Dua, kau hanya boleh pergi ke sekitar sini saja dan tidak terlalu jauh. Itu artinya kau hanya boleh bekerja di minimarket yang ada di belokan," sambung Seokmin.
"Tiga, kau tidak boleh berangkat dan pulang sendirian," lanjut Wonwoo.
"Tunggu... Lalu bagaimana aku akan berangkat kerja?" tanya Hani bingung mendengar syarat terakhir.
"Tiap pagi dan sore kami akan bergantian menjemputmu. Tenang saja," ujar Jihoon.
"Tidakkah itu merepotkan kalian? Lagipula hanya seratus meter jaraknya dari rumah. Aku bukan anak TK. Aku sudah besar," rengut Hani mengerucutkan bibirnya.
"Tidak merepotkan kami. Kami hanya takut kalau ada orang jahat. Atau kau tersesat. Itu saja," ujar Mingyu.
"Haah... Hani, jangan merajuk lagi. Baiklah, baiklah. Kau boleh sesukamu. Tapi pastikan langsung pulang dan tidak mampir kemanapun. Jangan pulang malam. Besok pagi kau bisa ke minimarket untuk melamar pekerjaan. Dino akan mengantarmu. Hani, aku tidak menerima penolakan lagi," ujar Seungcheol.
Hani menegang. Sepertinya Seungcheol marah karena sikapnya.
"Maaf, oppa. Aku tahu kalian khawatir. Maaf aku seperti tadi. Maaf," ujar Hani menunduk.
"Tidak. Tidak masalah. Kami paham. Nah! Aku sudah selesai makan. Yang terakhir cuci piring!" seru Seungcheol, berusaha membuat suasana tidak canggung.
Hani hanya terkikik melihat yang lain. Besok. Dirinya harus bersiap untuk besok.
Hani mengikat rambutnya dengan karet yang diberi Jeonghan beberapa waktu lalu.
Kata Jeonghan, dulu rambutnya panjang dan dia memiliki banyak karet. Sekarang rambutnya pendek jadi tidak bisa diikat lagi.
Saat Hani menyisir rambutnya ke atas, Dino mengetuk pintu. Seperti biasa, untuk mengambil pakaian. Hani mengijinkannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Dino melihat Hani di depan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔
Fanfiction[Little bit fantasy, Romance, FICTION] OC×Svt Aku tidur di rumahku, di ranjangku. Namun saat aku bangun, aku sudah ada di negara lain, di rumah orang lain, dan di ranjang orang lain. Apa apaan ini? *** Karena takdir akan melakukan apapun untuk mem...