"Kau ambisius ya," puji Hani.
"Cepat ajari aku. Dari yang dasar," ujar Dino tak sabar.
"Di Korea sapaan itu Anyeong sementara di Indonesia Halo," ujar Hani masih melakukan pekerjaannya.
"Halo?" ulang Dino. Hani mengangguk.
"Bagaimana dengan salam perpisahan?" tanya Dino.
"Di Indonesia ada banyak sapaan. Untuk salam perpisahan biasanya dah, dadaah, sampai jumpa dan selamat tinggal," jelas Hani lagi.
"Banyak sekali."
"Tadi kau yang minta diajari," ujar Hani malas.
"Baiklah. Lanjut. Bagaimana dengan panggilan?" tanya Dino lagi.
Dino sudah menyelesaikan pekerjaannya dan kembali menata baju bajunya di lemari.
"Untuk orang yang lebih tua, entah itu perempuan atau laki laki, kami memanggilnya kakak. Untuk yang lebih muda adik. Kalau eomma itu ibu, mama, bunda sedangkan appa kami biasa memanggilnya ayah, papa, bapak," jelas Hani panjang lebar sambil menatap punggung Dino yang sedang bekerja.
"Jadi kakak, adik, mama, ibu, bunda, ayah, papa, bapak. Wah, banyak sekali," komentar Dino yang sudah menyelesaikan pekerjaannya dan kembali duduk berhadapan dengan Hani.
"Kau tinggal di Indonesia, kan? Di bagian mana?" tanya Dino.
"Di ibukota, Jakarta," ujar Hani.
"Jakarta itu seperti Seoul, bedanya tidak banyak pejalan kaki di sana," timpal Dino.
"Benar. Kau pernah kesana?" tanya Hani. Dino mengangguk.
"Sekitar akhir tahun lalu. Kami konser di Jakarta. Orang-orang di sana ramah, murah senyum dan baik hati," cerita Dino.
"Benarkah? Aku memang pernah mendengar kalau akhir tahun lalu banyak orang yang berebut membeli tiket konser tapi aku tidak tahu konser apa itu."
"Kau tidak datang?" tanya Dino bingung. Hani menggeleng yakin.
"Aku sudah banyak menceritakan diriku. Sekarang dirimu," ujar Hani menunjuk Dino.
"Apalagi yang mau kau ketahui? Bukankah kau sudah melihatnya? Aku seorang penyanyi dari boyband bernama Seventeen. Punya dua belas kakak jahil dan perhatian. Menjadi anggota termuda. Bekerja keras untuk sekedar menjadi penyanyi. Melewatkan masa mudaku. Dikekang peraturan dan permintaan penggemar. Tidak ada yang spesial." Dino merebahkan diri.
Hani duduk di sampingnya dan hanya memeluk bantal sambil bersandar pada kepala ranjang.
"Tapi itu menyenangkan, bukan?"
"Menyenangkan," jawab Dino tersenyum. Hani ikut tersenyum.
Brukk...
Hani dan Dino menoleh ke ambang pintu. Melihat beberapa orang jatuh dan saling menindih.
"Sakit, Jihoon. Ais!"
"Ya! Salah siapa mendorong, hah?"
"Kenapa kalian sangat berisik?"
"Oh, ya ampun. Maaf mengganggu pasangan suami istri yang sudah berbagi lemari.""Jun hyung! Apa apaan sih? Dan kalian semua, Hoshi hyung, Jihoon Hyung, Wonwoo hyung, apa apaan kalian semua?!" protes Dino menunjuk semua orang di ambang pintu.
"Maaf. Kami menguping tadi. Habis kalian terlihat akrab sekali," ujar Jihoon berdiri dan membersihkan dirinya.
"Biar Jihoon yang mengurusnya. Ayo kita kabur," ujar Hoshi membawa pergi yang lain sebelum kena amuk banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔
Fanfic[Little bit fantasy, Romance, FICTION] OC×Svt Aku tidur di rumahku, di ranjangku. Namun saat aku bangun, aku sudah ada di negara lain, di rumah orang lain, dan di ranjang orang lain. Apa apaan ini? *** Karena takdir akan melakukan apapun untuk mem...