Hani berangkat kerja tanpa mengatakan sepatah katapun. Dia mengabaikan ketiga belas lelaki yang berusaha menyapanya pagi ini.
Hani memang membuat sarapan dibantu Mingyu, tapi Hani juga mengabaikan Mingyu.
Paling bagus, Hani hanya menjawab "hm" untuk menanggapi perkataan mereka.
Hani sendiri tidak tahu kenapa suasana hatinya tidak baik pagi ini. Kesal? Pada siapa? Pada mereka? Kenapa? Bukannya Hani yang bersikeras untuk menunggu mereka?
Ini hari Sabtu. Dan ketiga belas lelaki itu ada di rumah sekarang. Bertanya tanya ada apa dengan Hani hari ini. Dan bingung bagaimana harus meminta maaf walau tidak tahu salah mereka dimana.
"Hani?" panggil Yoora membuyarkan lamunan Hani dari pagi tadi.
"Eh? Iya? Tadi kau bilang sesuatu?" tanya Hani gelagapan.
"Kau tidak apa? Kau melamun daritadi," tanya Yoora khawatir.
"Eh? Eum... Iya... Aku tidak apa. Em... Yoora," panggil Hani.
"Ya?"
"Apa salah jika aku khawatir pada orang yang tidak mengabariku sama sekali?" tanya Hani ragu.
"Tidak. Itu tidak salah," jawab Yoora mantap.
"Tapi aku kesal," ujar Hani lagi.
"Kenapa?"
"Mereka tidak memberitahuku. Membuatku khawatir. Aku kesal. Tapi aku tidak tahu pasti kenapa aku kesal," jelas Hani putus asa.
"Itu wajar saja... Aku juga pernah begitu. Tapi kalau boleh tahu memang apa yang membuatmu sekesal ini?" tanya Yoora penasaran.
"Membuatku khawatir. Aku menunggunya semalaman. Garis bawahi itu, SEMALAMAN. Lalu datang pagi hari dengan senyum tanpa dosa tidak mengabariku seharian. Maksudku, aku tahu ini keinginanku untuk menunggunya. Dan lagi dia juga baru tahu kalau tidak pulang malam itu. Tapi... tetap saja aku khawatir," cerita Hani dengan akhir putus asa.
Yoora cuma manggut-manggut walau tidak tahu pasti orang yang dibicarakan Hani. Yoora tersenyum lembut.
"Aku paham... Tapi ini juga bukan kesalahannya. Jadi jangan marah terlalu lama, ya?" saran Yoora.
Hani mengangguk.
"Omong-omong, Hani, kau lagi dapat ya?" tanya Yoora terkikik.
Hani menoleh cepat. Mengernyit bagaimana temannya bisa tahu jadwalnya.
"Kau sensi sekali, sih." Yoora terbahak melihat wajah kaget Hani.
"Aku seperti itu? Benarkah?" tanya Hani sedikit gelagapan.
Yoora mengangguk.
"Ayo kerja... Nanti kalau bos tahu kita bisa dimarahi, hihi," ajak Yoora membuat Hani kembali melanjutkan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl [SEVENTEEN FANFICTION]✔
Fanfic[Little bit fantasy, Romance, FICTION] OC×Svt Aku tidur di rumahku, di ranjangku. Namun saat aku bangun, aku sudah ada di negara lain, di rumah orang lain, dan di ranjang orang lain. Apa apaan ini? *** Karena takdir akan melakukan apapun untuk mem...