16 - Ditemukan

1.3K 201 4
                                    

Terinspirasi dari Netflix Original Series – Sense 8 & Anime Kamisama no memochou

.

..

...

"Kau yakin?" Tanya Josh sekali lagi pada Rudolf.

"Bicaralah padanya. Kalian belum menemukannya, bukan?"

Josh menggeleng. Ia dan Niou datang begitu Ivanna menelepon atas permintaan Rudofl dan sejam kemudian mereka tiba di rumah Van de Berg. Irina cukup bingung melihat kedatangan Josh. Ia mengira pria itu akan mencari Anastasia untuk menandatangani surat-surat itu.

"Tidak, dia akan menolong anak itu."

"Alice? Ada apa dengannya?"

"Tidak apa-apa. Kami hanya ingin bicara dengannya."

Dann membuka pintu ruang membaca dan mengajak Alice untuk masuk. Rudolf, Josh dan Niou mengikuti keduanya. Rudolf mengunci pintu untuk mencegah Ivanna atau Irina masuk dan mendengar pembicaraan mereka. Alice memandang keempat orang itu dengan bingung.

"Hai, aku Josh." Ujar pria itu sambil menyalami Alice.

Alice mengangguk. "Kau pengacara keluarga Van de Berg."

"Sebenarnya aku pengacara Katya." Koreksi Josh. "Aku bertanya-tanya mengapa kau ingin mengetahui bagaimana saat-saat terakhir Katya?"

Alice memandang Dann dan pemuda remaja itu mengangguk agar ia segera menceirtakan mengenai apa yang baru saja diceritakannya pada Dann setelah pemuda itu pulang lebih cepat dari sekolahnya. Hanya Dann saja yang ia beritahu begitu pemuda itu tiba di rumah. Ia tahu sekali Dann tidak akan memandangnya dengan sangsi seperti orang-orang lain.

"Katya akhir-akhir ini muncul di hadapanku. Aku bisa melihat arwah orang yang sudah mati jika kalian bertanya mengapa dan biasanya arwah-arwah yang mati dengan tidak wajar akan mendatangiku untuk meminta pertolongan."

Josh memandangnya dengan sangsi. "Kau yakin itu Katya?"

Wajah Alice berubah kaku. Ia selalu mendapat pandangan dari orang-orang yang sangsi atas apa yang dikatakannya. Lalu mengolok-oloknya di belakang dan mengatainya gadis gila.

Dann cepat-cepat berkata, "Maksud Josh kami ingin mendengar bagaimana saat Katya muncul di hadapanmu."

Alice mengangguk sambil mengingat-ingat. "Katya seperti kesakitan. Pertama kali dia muncul aku melihat kedua pergelangan tangannya yang teriris. Di lain waktu lehernya seperti dijerat tali. Aku sudah mengalami hal ini selama tiga hari terakhir. Apa hukuman mati di negara ini sangat mengerikan? Tidakkah mereka begitu kejam?"

Josh dan Niou saling pandang. Niou mengambil alih alur pembicaraan dengan cepat. "Apa kau bisa tahu dimana menemukannya?"

Alice menggeleng. "Aku tidak tahu. Terkadang mereka yang datang untuk meminta ditemukan akan menunjukkannya, terkadang tidak. Dan arwah Katya seolah meminta pertolongan padaku untuk ditemukan, tapi ia sendiri tak tahu di mana ia berada."

"Sial!" umpat Niou.

"Maaf, sebenarnya ada apa ini?" tanya Alice penasaran.

Josh memutar otaknya dan dengan cepat mengambil keputusan. "Bagaimana jika kukatakan bahwa Katya masih hidup?"

Tarikan napas Alice berhenti. "Apa?"

"Seperti yang kubilang, Katya masih hidup. Kami yang menyembunyikannya selama ini dari orang-orang. Tapi saat ini Katya menghilang, jadi kami harus segera menemukannya."

"Ta-tapi, bagaimana bisa?"

"Ceritanya akan sangat panjang. Kami benar-benar buntu karena tidak bisa menemukan Katya. Jika kau memiliki sedikit saja informasi mengenai di mana keberadaannya, itu sangat berarti bagi kami."

"A-aku tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi."

"Katya masih hidup. Itu yang perlu kau ketahui saat ini." Ujar Niou karena Josh sudah terlanjur membongkar rahasia mereka.

Alice tak mampu berkata apa-apa selama beberapa saat. "Apa yang terjadi dengannya? Mengapa aku bisa melihatnya? Apa aku sudah gila?" tanyanya bertubi-tubi sambil menarik rambutnya seakan mencoba ingin mencabut kepalanya sendiri. Mungkin benar apa yang dikatakan ayahnya dan orang lain, bahwa ia sudah gila.

"Kau tidak gila," sergah Josh. "kau diberkati untuk bisa melihat dan Katya diberkati untuk kembali dari kematiannya. Kau halfman."

"Halfman?" kalimat itu terdengar membingungkan di kepalanya.

Josh mengangguk. "Terima kasih sudah mau bicara dengan kami. Setidaknya pencarian kami ada sedikit kemajuan."

Alice mengatupkan kedua tangannya sambil berpikir. Jika Katya masih hidup, saat ini ia benar-benar membutuhkan pertolongan.

Oh Tuhan, kuharap Katya segera ditemukan.

"Aku sudah menemukannya."

Alice terlonjak dari duduknya dan seorang wanita dengan piama bergambar boneka beruang cokelat memandangnya dengan wajah yang penuh air mata. "Kana,"

Semua orang yang berada di sana terkejut melihat kemunculan wanita itu yang tiba-tiba.

"Siapa kau?" tanya Niou.

Kana mengabaikan Niou. Ia menyodorkan buku sketsa yang digambarnya pada Alice. "Aku tidak tahu dia berada di mana. Dia berada di sini dan menderita."

Sketsa itu menampilkan pemandangan hamparan pemandangan yang terlihat seperti dari bukit yang cukup tinggi. Josh ingin mengambil buku sketsa itu, tapi tangannya menembus buku itu. Kana menggeleng padanya.

"Buku sketsa ini dari tempatku. Kau tidak bisa menyentuhnya."

"Oh ya ampun, kumohon kirimkan hasil scan gambarmu ke alamat emailku."

Kana langsung menghilang setelah mengangguk. Dan Josh tersenyum dengan aneh. "Aku tak percaya ini. Kita menemukan third eye dan penjelajah secara bersamaan."

...

..

.

Vivian MeyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang