Epilogue : Scent

4.8K 730 379
                                    

.

"Maybe you’re not perfect, but you certainly are not unworthy. You are beautiful. A flower with a petal still unfurled does not lack in fragrance."

Mona Soorma, Soul Food And Instant Karma

Empat tahun sudah terlewati sejak konferensi pers yang membuka identitas asli Jimin. Selama itu pula Jimin mengetahui bahwa 'Beta' yang dihindarinya di tahun kedua sampai tahun ketiga masa kuliahnya di SAPAD sebetulnya bukan seorang Beta.

"Park Jimin?"

Jimin menolehkan kepala pada suara bariton serak-serak basah yang memanggilnya. Suara yang sama dengan suara yang memanggilnya di suatu siang, di kantin jurusan musik.

"Kita harus pergi. Ayah dan Bogum-hyung akan langsung ke gedung yang dipakai untuk konferensi. Aku sudah mendapat pesan dari Ayah untuk menyusul."

Senyum Jimin terkembang, kedua belah tangannya merapikan sedikit letak jas hitam yang terpasang apik di tubuhnya. Lengan jas sedikit ditarik untuk menunjukkan arloji yang melingkar indah di pergelangan tangannya, yang kemudian dilirik sebentar untuk memastikan ucapan lawan bicaranya tidak keliru.

"Kau benar," ucap Jimin setelah sedikit tersentak, karena ternyata jam sudah menunjukkan waktu lebih terlambat dari yang semestinya.

Jimin berjalan lembut ke arah pria yang memanggilnya, bunyi sol sepatu mahal berketuk-ketuk dengan lantai granit ruang kerjanya di Tarragon Entertaimment. Tangan halus Jimin bergerak untuk menyapu bagian bahu dari jas warna cokelat pria di hadapannya, dilanjutkan dengan memperbaiki letak dasi yang mengalung di leher si pria.

"Jangan macam-macam. Aku cuma mau memperbaiki dasi dan jasmu. Kita tidak akan punya waktu lagi kalau sudah sampai di gedung nanti," ucap Jimin sambil menepis tangan besar pria di hadapannya yang sentuhannya sudah merambat sampai ke pinggang sempit Jimin.

"Aku tidak macam-macam. Aku juga cuma mau merapikan jasmu di bagian sana. Agak kusut, sih."

"Jangan konyol."

"Iya, iya. Maaf," pria itu mengacak rambut Jimin yang dicat warna cokelat terang. "Ayo, kita berangkat."

.

.

.

Dua pasang tungkai bersepatu kulit mahal melangkah turun dari mobil mewah yang mengantar mereka sampai ke salah satu hotel tempat konferensi pers lanjutan dari yang pertama empat tahun lalu menyangkut kepemimpinan mutlak Tarragon Entertainment. Dua pria yang baru datang tersebut langsung disambut empat pria lain yang tubuhnya lebih besar dan kekar, yang segera mengantar mereka ke ruangan mirip ballroom besar yang sudah kedengaran sangat ribut bahkan dari luar.

Kilatan blitz kamera menemani langkah dua pria bersetelan resmi itu menuju meja utama di tengah panggung, tempat tiga pria yang terlihat jelas lebih tua dari yang baru datang sudah duduk.

"Kalian sedikit terlambat, Nak. Ada masalah di jalan?" tanya Chanyeol pada Jimin.

"Tidak juga. Mungkin karena tadi kami kena beberapa lampu merah yang lama sekali," jawab Jimin. "Jadi, langsung dibuka saja acaranya?"

✔️| Scent [kth x pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang