.
Fragrance speaks the loudest on a subliminal level
― Marian Bendeth, Global Fragrance Expert, Sixth Scents
Sepanjang kuliah kelas gambar bentuk, ponsel Taehyung dalam saku tidak berhenti bergetar. Taehyung jadi sering curi-curi waktu untuk mengintip notifikasi ponsel akibat tidak nyaman dan terganggu.
Sebenarnya pesan yang dikirim padanya tidak terlalu penting, sih. Cuma Hoseok dan Seokjin yang sudah selesai dengan kelas mata kuliah jurusan mereka masing-masing, dan membombardir ponsel Taehyung dengan permintaan konfirmasi soal pengakuannya tadi pagi. Sebagian besar pesan itu dari Hoseok, kelihatannya Hoseok yang paling terkejut.
Taehyung menghela napas panjang. "Sudah kubilang percaya saja," gumam Taehyung sambil mengetik jawaban untuk dikirim pada Hoseok dan Seokjin.
'Kita makan siang di kantin jurusan musik hari ini. Aku berhutang bibimbap pada Seokjin-hyung. Soal statusku sebagai Alpha, nanti kutunjukkan kartu identitasku.'
Jawaban yang ampuh untuk membuat Hoseok dan Seokjin berhenti mengganggu konsentrasinya di tengah kelas. Taehyung yakin, bagian soal mentraktir makan bibimbap-lah yang membuat dua Beta yang bersepupu itu diam, bukan bagian soal menunjukkan kartu identitasnya.
.
.
.
Jimin menyerah. Hoodie Taehyung dilipatnya rapi sebelum masuk ke dalam tas olahraga yang selalu dibawanya tiap latihan dan tiap ada kelas di ruang berdinding cermin untuk latihan. Meskipun tidak tahu hendak mencari Taehyung dimana, yang jelas Jimin tahu Taehyung mahasiswa SAPAD juga. Mereka bisa saja tidak sengaja bertemu di daerah rektorat, atau di kantor administrasi, kantin pusat, dimanapun.
"Hanya perlu mengembalikan hoodie ini, lalu selesai, 'kan?" Jimin bermonolog. Setengah bagian dirinya merasa kecewa berat dan terpuruk, tidak ingin saat ketika dia menjumpai Taehyung menjadi pertemuan terakhir mereka. Setengah yang lainnya terus berusaha membujuk bagian yang kecewa, mengatakan bahwa Jimin tidak seharusnya bersanding dengan seorang Beta seperti Taehyung dan melawan peraturan alam.
Jimin memandang hoodie hitam di tangannya dengan tanpa ekspresi, bingung harus merasakan apa saat menatap bahan fabrik yang meskipun hanya menemaninya sebentar sudah memberikan memori yang sepertinya tidak akan Jimin lupakan. Detik berikutnya, Jimin memutuskan untuk mengubur wajahnya pada hoodie hitam Taehyung, menghirup aroma tipis asin garam laut dan orange blossom dalam-dalam, untuk terakhir kalinya.
"Kau kenapa?" tepukan dari tangan kokoh Jungkook di bahu membuyarkan lamunan Jimin. "Aku tahu kau sudah melatih gerakan untuk penilaian hari ini dengan sangat keras, kenapa sampai salah tadi?"
Jimin menggelengkan kepalanya lemah. "Bukan apa-apa. Hanya sedang berpikir, itu saja."
"Kau bisa cerita padaku," Jungkook akhirnya ikut duduk di sebelah Jimin di bangku panjang di luar ruang latihan. "Apa hal yang mengganggu pikiranmu sekarang juga ada kaitannya dengan kejadian Jumat malam kemarin? Kau tiba-tiba izin ke toilet, lalu mengirim pesan padaku kalau kau pulang. Kang Seulgi yang kemarin dipasangkan denganmu kelihatan kecewa, kalau kau mau tahu. Untung Joohyun-noona bisa menanganinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️| Scent [kth x pjm]
Fiksi PenggemarTentang Kim Taehyung, Alpha beraroma tipis, dan Park Jimin, Omega berferomon bak seorang Alpha. Book 1 of 3 from "Pheromones" by limeslemonade [Warnings] ⚠️ May include mature content. Diharapkan menjadi pembaca yang bijaksana. ⚠️ Omegaverse!AU Star...