.
"Perfume is born of both pleasure and pain. It envelops the neck and reaches deep to the heart of recollection without notice."
― Marian Bendeth Global Fragrance Expert, Sixth Scents
Sejak masih kecil, Jimin memang selalu suka lagu klasik dan alat musik yang mampu memproduksi alunan lembut musik klasik. Hadiah ulang tahunnya yang keempat, sebuah kotak musik berbentuk Grand Piano, masih sangat bagus dan bisa berbunyi dengan baik meskipun hampir setiap malam Jimin pakai untuk memainkan Fur Elise baginya barang sekali-dua kali. Kata ahjumma yang merawat Jimin sejak kecil, kecintaan Jimin pada lagu klasik berasal dari kebiasaan mendiang ibunya untuk duduk di sofa ruang baca penthouse keluarga Park dan mendengarkan musik klasik setiap jam empat sore. Kebiasaan almarhumah Nyonya Park bahkan tidak berhenti ketika mengandung putra kedua keluarga tersebut, malah yang ada semakin menjadi. Kebiasaan yang awalnya hanya berlangsung selama tiga puluh menit setiap hari meningkat menjadi nyaris dua jam di sore hari dan lima belas menit sebelum tidur.
Ketika Jimin yang masih berusia hitungan minggu menangis dan rewel, mungkin mencari sentuhan dan bau susu dari sang mendiang ibu yang tak pernah sempat menimangnya, lagu-lagu lembut gubahan maestro ternama asal Eropa kesukaan ibunya selalu menjadi sumber ketenangan bagi Jimin kecil. Tangisannya mendadak berhenti begitu lagu diputar lewat pengeras suara di ruang tidurnya dan Jimin akan sangat tenang sepanjang tidurnya, seperti dihipnotis. Pengasuh-pengasuh Jimin tak pernah mengalami kesulitan yang berarti dalam merawat putra bungsu keluarga Park tersebut, karena semua masalah seputar si kecil selesai dengan lagu klasik.
Kecintaan Jimin pada musik klasik tidak berhenti sampai di sana. Ketika usianya sudah lebih tua, ketika kaki-kaki kecilnya sudah tegap berdiri, tubuhnya mulai berdansa mengikuti alunan musik halus yang diputar. Gerakannya mengalun, mengalir, berpadu dengan irama meski tanpa pola berulang yang jelas. Gerakannya seakan memberi jiwa dan arti pada musik yang tanpa lirik. Jimin menemukan tari kontemporer sebagai cintanya setelah musik klasik.
Jimin kecil tidak terlalu sering berjumpa dengan sang ayah dan kakak laki-lakinya yang berselisih umur enam tahun dengannya. Park Chanyeol baru diwarisi Park Corporation sepenuhnya oleh kakek Jimin sesaat sesudah Jimin lahir, tidak heran jika mendadak beliau sangat sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk ada di rumah bersama kedua buah hatinya yang masih kecil-kecil. Jimin dan Bogum punya pengasuh yang berbeda, mereka tumbuh sendiri-sendiri dengan kebiasaan dan kecintaan masing-masing, tanpa terlalu banyak atensi dari sang ayah.
Jimin baru delapan tahun ketika hasil tes laboratorium Bogum diantarkan ke meja makan saat makan malam yang sangat jarang dihadiri ketiga anggota keluarga Park. Matanya menatap bingung ketika sebuah usakan di rambut dan kecupan di dahi diberikan oleh sang ayah pada kakaknya usai sang ayah membaca kertas-kertas dalam map berlogo laboratorium pusat. Jimin kecil yang belum paham mengapa kertas-kertas begitu bisa membuat sang ayah sangat senang, bahkan memberikan kontak fisik dan afeksi selevel mengusap kepala dan mengecup dahi kakaknya, cuma bisa menyimpulkan satu hal: apapun yang tertulis di sana, Jimin akan mendapatkannya.
Mungkin kertas itu adalah laporan nilai pelajaran di sekolah. Jimin belajar sangat giat dan rajin, rangking satu paralel di angkatannya sewaktu sekolah dasar disabet dengan mudah. Setiap penerimaan hasil pembelajaran, Jimin selalu membawa raportnya dengan gembira ke meja kerja ayahnya di lantai teratas Park Corporation, tapi tak pernah didapatnya kecup dan usakan di kepala seperti yang didapat Bogum.
Mungkin, kertas itu adalah sertifikat penghargaan, tanda juara dari kompetisi-kompetisi ternama. Jimin bekerja keras, berlatih tanpa kenal lelah, berusaha menyempurnakan gerakan tariannya dibimbing pelatih terbaik yang dipilihkan sang ayah karena melihat Jimin suka menari. Cideranya diabaikan, ditutupi dengan senyuman dan hentak semangat untuk terus mencoba lagi. Jimin sangat keras pada dirinya sendiri, sampai sekecil apapun kesalahan gerak membuatnya frustrasi dan ingin mengulang rutin latihannya, lagi, lagi, dan lagi. Usahanya berbuah manis, deretan trofi dan sertifikat lomba berskala nasional dan beberapa bahkan internasional berhasil diraih. Namun tidak dengan bentuk kontak fisik afeksi sang ayah. Semua berhenti di pujian dan tepuk tangan, hadiah dan senyuman. Sebuah agensi entertainment yang didirikan ayahnya sebagai tanggapan atas talenta dan kerja keras Jimin di bidang seni tari dibangun untuk sepenuhnya diwariskan pada Jimin--
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️| Scent [kth x pjm]
FanfictionTentang Kim Taehyung, Alpha beraroma tipis, dan Park Jimin, Omega berferomon bak seorang Alpha. Book 1 of 3 from "Pheromones" by limeslemonade [Warnings] ⚠️ May include mature content. Diharapkan menjadi pembaca yang bijaksana. ⚠️ Omegaverse!AU Star...