14. Out of Control

21.2K 1.3K 9
                                    

Please give me vote ⭐ and comment 💬. Thank you 🙆

Enjoy

Sekarang garis terlihat sangat nyaman dalam tidurnya, bergelimpangan makin merapat mencari kehangatan. Sesekali terbit senyum kecil diwajah cantiknya, lalu menepuk-nepuk sesuatu disampingnya.

Rasanya nyaman, hangat, dan menenangkan dengan bau mint dan wangi hutan favoritnya. Tapi aneh, kenapa yang ia raba ini terasa keras dan bergerak?

Perlahan ia membuka matanya, berkedip-kedip menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Dan melihat seseorang tengah tersenyum hangat memandanginya intens, seseorang yang sangat tampan dengan kemeja putih yang dua kancing atasnya dilepas.

"Selamat pagi" sapanya tersenyum, tangan pria itu terulur menyibakkan helaian rambut yang menutupi wajah sembab gadis itu.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Sesaat Angela masih belum sadar kalau dia menyentuh... Menyentuh... Perut pria itu! Dia kira ini mimpi hingga mengedipkan matanya beberapa kali.

Gadis itu langsung terbangun, dengan tatapan horor dan terkejutnya yang sangat kentara.

"Se-sejak kapan kau ada disini?!" Tanyanya berteriak.

James hanya tersenyum santai menanggapinya, perlahan dia menyenderkan tubuhnya.

"Sejak kemarin"

Angela ternganga. "Kapan aku membiarkannya?! Bagaimana kau bisa kes—"

"Tidur tiga hari sepertinya membuatmu lupa ingatan ya?"

"Maksudmu?" Gadis itu menyerit.

James mendesah pelan, meraih kedua tangan Angela yang langsung membuat gadis itu tersentak.

"Kau sudah berjanji padaku, bahwa kau tidak akan lari lagi. Dan kau akan menerima segala perlakuanku selayaknya seorang mate. Kau ingat?" James mengelus lembut punggung tangan Angela dengan ibu jarinya, sesekali memainkan jari-jari lentik garis itu.

Angela meringis, dia ingat sekarang. Gadis itu menyesalkan kenapa dia harus berjanji seperti itu, sekarang dia tidak bisa kabur lagi dari James.

"Ah iya waktu itu..."

James menatap Angela yang terlihat sedikit murung, mencoba menghindari kontak mata dengannya.

"Kenapa?" Tanya pria itu lembut.

Angela menggeleng kecil, menatap kedua tangannya yang digenggam hangat dalam sentuhan James.

"Bisakah kau menatapku?"

Gadis itu mendongak. "A-apa?"

James menarik dagu Angela lembut.

"Aku ingin kau hanya menatapku, jangan menunduk ketika bersamaku"

"Tapi—"

Hanya sebuah sentuhan, sentuhan lembut dan hangat yang mampu membuat Angela bungkam, mematung seakan seluruh jiwanya telah jatuh.

Kecupan lembut bibir pria itu di keningnya, terasa sangat nyata dan menenangkan seolah James tengah berusaha menyalurkan perasaannya lewat kecupan lembut dan lama.

James memejamkan matanya beberapa saat, ingin meresapi momen langka ini lebih lama lagi.

Pria itu kemudian menatap lembut pada Angela yang masih diam, dengan tatapannya yang tak bisa diartikan.

"Beginilah hal yang seharusnya dilakukan sepasang mate" ucapnya mengelus pipi memerah Angela dengan ibu jarinya.

James mengusap kepala Angela sayang, dengan senyum menawan yang tak pernah luntur di wajah tampannya.

Moonlight [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang