Part 2

1.8K 123 3
                                    

Wei membuka matanya saat merasakan ada sesuatu yang aneh. Benar saja, ia membuka matanya lebih lebar ketika mendapati seorang gadis cantik berada disampingnya.

Tidur bersamanya, dalam satu ranjang.

Wei beranjak bangun tiba-tiba, bahkan ia sampai mengucek mata berkali-kali hanya ingin memastikan ini mimpi atau nyata!
Jika diperhatikan lagi, gadis di depannya tampak tak asing dimatanya.

Tapi Wei melihatnya dimana?

Dengan langkah gontai menuju kamar mandi, Wei masih sibuk memikirkan siapa gadis itu sebenarnya.

Queen membuka matanya perlahan saat sinar mentari mengganggu tidurnya yang nyenyak. Ia melihat ke sekeliling, dahinya berkerut tak mendapati Wei disampingnya.

 Ia melihat ke sekeliling, dahinya berkerut tak mendapati Wei disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan kemana?" Gumamnya pada diri sendiri.

Dengan telaten, Queen merapihkan tempat tidur juga isi kamar Wei yang menurut Queen berantakan. Ingat, mulai sekarang dia adalah pelayan bagi Wei. Berkat darah Wei ia bisa hidup kembali. Queen harus bersyukur, permintaannya saat menjelang kematian terkabul.

Setelah semuanya sudah rapih, Queen memutuskan untuk keluar dari kamar Wei. Ia melihat-lihat isi rumah Wei mulai dari ruang tamu, ruang makan dan dapur.
Ia memperhatikan dengan seksama, didunia nya tidak ada benda seperti itu. Seperti panci, wajan. Bahkan Queen menatap aneh pada kulkas dua pintu yang menjulang didepannya.

Selain tempat tidur, dan sofa. Benda lain dirumah Wei dianggap aneh oleh Queen.
Matanya terpaku pada lukisan seorang pria tampan dengan mata tajamnya. Queen merasa ini lukisan Tuannya, sebelum Queen memejamkan matanya semalam. Ia menyempatkan diri untuk memperhatikan wajah tampan Wei.

"Katakan siapa kau sebenarnya." Ujar Wei tiba-tiba membuat Queen terkejut setengah mati.

Gadis itu tersenyum canggung, ia menggaruk pipinya bingung mau menjawab bagaimana?
Jujur saja, jika ia menjawab dengan jujur apa Wei akan percaya padanya?

"Apa kau juga bisu?" Tanya Wei dengan nada dingin.

Queen mendelik tak terima, enak saja! Pria didepannya ini sangat lancang! "Nama saya Xia Queen." Ujar Queen memperkenalkan diri, tak lupa ia menunduk memberi hormat pada tuannya.

Wei menaikan sebelah alisnya melihat tingkah gadis didepannya. Hey, perkenalan gadis itu sangat kuno dengan menunduk begitu. Di jaman sekarang ketika kita akan berkenalan kita pasti berjabat tangan. Iya, Wei ingat dengan jelas tentang itu. Membuang pemikiran gadis itu yang aneh. Apalagi saat melihat pakai-tunggu. Wei ingat dengan jelas sekarang.
Gadis itu mirip seperti sosok yang berada dilukisannya semalam.

Dengan langkah cepat Wei masuk kedalam kamarnya dan...

Seketika mata Wei terbelalak mendapati lukisannya yang kosong. Meninggalkan latar kelamnya langit malam.

Ini pasti mimpi.. tapi saat Wei mencubit lengannya ia merasakan sakit.

Menyadari kebingungan Wei, Queen mendekati tuannya.
"Tuan, mungkin anda tidak akan percaya. Tetapi inilah kenyataannya." Queen melihat Wei menatapnya penasaran. Menanti apa yang ia katakan selanjutnya.

Dengan berani, Queen menatap Wei. "Saya hidup dengan darah tuan. Juga permintaan tuan yang tulus saat menginginkan saya hidup."

Kini dahi Wei berkerut mendengar kata-kata gadis itu. Tidak mungkin hanya karena setetes darahnya dia bisa hidup seperti manusia lainnya kan?
Ini.. kenapa tidak masuk akal sama sekali.

Wei menggaruk kepala belakangnya, masih sulit untuk mencerna apa yang terjadi. Ia melihat gadis yang bernama Xia Queen itu dari atas sampai bawah. Memang sekilas terlihat seperti manusia biasa. Hanya saja pakaian gadis itu tidak cocok untuk dikehidupan sekarang.

Wei membuka lemari, ia mengambil sweter milik nya.

Wei membuka lemari, ia mengambil sweter milik nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wei memberikannya pada Queen. "Pakai ini untuk sementara, aku akan membelikanmu pakaian." Ucap Wei pelan.
Yah.. mau bagaimana lagi. Walau pun penjelasan Queen membuatnya bingung. Tapi Queen cukup punya bukti untuk membuatnya percaya.

Queen menerima sweter dari Wei, pipinya memerah kala Wei mendorongnya untuk masuk kedalam kamar mandi.

Tak berapa lama, Queen keluar dengan mengenakan sweter Wei. Cukup kebesaran memang. Tapi lebih baik dari pada pakaiannya yang aneh tadi.
Wei menuntun Queen duduk dan dengan hati-hati mengepang simple rambut gadis itu.

"Ingat Queen, saat kita pergi. Kau jangan banyak bicara. Harus menuruti kata-kata ku oke?" Ucap Wei dengan menatap Queen lembut.

Queen mengangguk saja mengiyakan perintah Wei, seperti terkena sihir.

Wei tersenyum puas, ia mengambil sepatunya yang paling kecil dan menyuruh Queen memakainya. Gadis itu menurut saja apa kata tuannya. Sebelum pergi, Wei memakaikan mantel sepanjang sampai lutut Queen.
Ia tidak mau para pria diluar sana melirik Queennya.

Oh. Bahkan Wei telah mengklaim Queen sekarang untuk dirinya sendiri.
Wei akui, Queen memang cantik. Dengan hidung mancung, bibir tipis dan mata bulatnya mampu menyihir kaum pria.

Dengan santai Wei menggandeng tangan Queen keluar dari rumah mungilnya. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, banyak sekali pertanyaan yang ada didalam otak Queen. Namun tuannya itu menyuruhnya untuk tidak banyak bicara ataupun bertanya. Jadi, walaupun ia ingin sekali bertanya Queen harus rela menahan rasa penasarannya.

Wei senang Queen tidak banyak bicara, jujur saja Wei menyukai gadis penurut. Ia tidak suka di recoki.
Menghela nafasnya berat, tampaknya Wei harus menguras isi kartu debitnya kali ini.

Yah.. sekali-kali membuang uangnya tak masalah kan? Toh dia masih punya banyak.
Hanya dengan membelikan baju Queen tak membuatnya bangkrut.

Next....

21 Jan 2019

The Devil In The Painting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang