*ingat ya guys, ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama atau tempat bahkan jalan ceritanya. Itu hanya kebetulan saja.
.
.
Queen mengernyit saat melihat tanaman yang tak memiliki daun. Ingatannya kembali menerawang ke dunianya dulu. Apakah Queen kembali ke dunianya? Dimana para Iblis dan makhluk halus lainnya hidup?
Queen beranjak bangun dan berdiri walaupun tubuhnya sangat lemah. Queen yakin mereka akan mencemooh keadaannya yang seperti manusia biasa. Tanpa kekuatan sama sekali.
Queen ingat, sebelum ia bangun dan berakhir di sini. Ia tengah tidur didalam pelukan Wei setelah sepulangnya dari pameran lukisan.
Lalu kenapa ia bisa kembali lagi kesini? Queen yakin, bahkan dalam hati kecilnya pun ia tak menginginkan kembali ke tempat tinggalnya dulu.
Queen sudah nyaman tinggal bersama Wei, bahkan Queen perhatikan. Akhir-akhir ini Wei bersikap lembut padanya.
"Xia Queen."
Tenggorokannya tercekat saat mendengar panggilan tersebut. Walaupun Queen sudah tinggal lama di dunia manusia Queen tidak melupakan suara iblis itu.
Iblis jahanam yang membuat hati kecilnya hancur berkeping-keping.
Queen enggan menoleh, tapi ia merasakan pelukan ditubuhnya membuat Queen bergetar. Tangan kecilnya mencoba melepaskan kedua lengan kokoh yang seenaknya memeluknya erat.
Decakan kasar Queen dengar saat ia terus mencoba melakukan perlawanan.
"Kenapa Xia? Bukankah dulu kau sangat senang ketika aku peluk hm? Kenapa sekarang kau menolaknya?" Bisik pria itu dengan nafas yang memburu.
Bulu kuduk Queen berdiri, ia menipis kan bibir. "Dulu dan sekarang itu berbeda, cepat lepaskan tangan kotor mu dariku." Desis Queen berbahaya.
Ia bisa saja mengeluarkan kekuatannya, tapi itu akan membuat Queen semakin melemah.
Menyadari hal itu, membuat Ley Guan Fu tersenyum lebar. Ia memojokkan tubuh Queen di batang pohon. Ley Guan Fu menghirup aroma Xia Queen dengan rakus.
Membuat ketakutan Queen semakin membesar. Gadis Iblis itu ingin sekali menangis, namun jika ia melakukannya. Ley Guan Fu akan semakin senang melihat dirinya tak berdaya.
"Tuan Wei... Tolong aku." Teriak Queen dalam hati.
Ia yakin, Wei pasti akan mencarinya. Tapi keyakinan itu menipis karena Wei tak bisa ke dunianya sekarang. Pria itu hanya manusia biasa, bukan Iblis sepertinya ataupun Malaikat.
Queen mencoba menoleh untuk menghindari ciuman dari Ley Guan Fu. Queen tau, pria didepannya kesal setengah mati. Karena dirinya terus mencoba menolak sentuhan darinya.
Persetan!
Queen merasa jijik dengan dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia pernah jatuh cinta pada pria mesum itu.
.
Wei terbangun dari tidurnya, ia mengacak pelan rambutnya yang berantakan.
Wei melirik kesamping dan tak mendapati Queen disana.Pria itu mendengus, mungkin saja Queen pindah saat gadis itu terbangun ditengah malam. Karena saat Wei mengusap sisi itu, tangannya merasakan dingin.
Itu pertanda bahwa Queen sudah lama tak ada disampingnya.Wei pun memutuskan untuk membersihkan diri.
Tak berapa lama setelah Wei membersihkan diri, ia keluar kamar menuju ruang tamu. Namun Wei tak menemukan apapun disana. Tak menyerah, Wei mengetuk pintu kamar Queen berkali-kali.
Namun tak ada sahutan, setelah berpikir cukup lama. Akhirnya Wei masuk dan ternyata pintunya tak dikunci.
Perasaan tak enak hinggap di hati Wei, ia membuka pintu kamar mandi, tapi hal yang sama yang didapatkan Wei.Pria itu mendecak kasar, sebenarnya dimana Queen?
Tempat terakhir pun Wei periksa, meski Wei sendiri tak yakin. Padahal ia tahu Queen tak bisa memasak.
Dan kosong
Wei semakin frustasi, ia mengacak rambutnya yang sudah rapih.
Mengatur nafas dengan tenang, Wei kembali ke kamar. Dan pandangan matanya tertuju pada lukisan seorang gadis yang tengah tertidur.
Seingat Wei, ia tak pernah melukis itu. Apalagi
Oh.. seketika detak jantung Wei terasa berhenti.
Wei tak lupa, ia masih ingat dengan benar bahwa, gaun itu. Gaun yang dipakai Queen semalam.
"Kenapa Queen bisa masuk kedalam sana?" Teriak Wei frustasi.
Ia tidak mau kehilangan Queen-nya.!!
Pria itu menatap lukisan tersebut gusar, menghela nafas berat.
Wei sibuk memikirkan bagaimana Queen bisa kembali ke dalam wujud manusianya.Puk
Pria itu menepuk dahinya keras, sampai meninggalkan bekas kemerahan disana.
Wei tersenyum miring, bagaimana dirinya bisa lupa bahwa Queen hidup karena darah miliknya?
Wei menggigit ibu jarinya, darah segar mengalir di sana. Dengan cepat, Wei mengambil kuas dan mulai melukis. Ia menatap lukisannya dengan tatapan kosong."Queen, kembali lah kesisiku."
Seketika lukisannya dipenuhi cahaya yang menyilaukan.
Wei beranjak dari kursi dan mundur beberapa langkah.Matanya yang tajam tetap memperhatikan lukisan tersebut dari celah telapak tangannya.
Beberapa menit kemudian, sinar itu padam dan menampilkan sosok gadis cantik yang menatap Wei sayu.Wei yang menyadari gadis cantik itu tidak dalam keadaan baik-baik saja. Ia segera menghampiri Queen dan memeluk tubuhnya.
"Queen, apa yang terjadi padamu?" Tanyanya dengan nada khawatir.Namun Queen tak menjawab, ia hanya membalas dekapan hangat Wei dengan lemah. Tapi saat Queen mencium aroma darah, seketika wajahnya memerah.
Gadis itu menelan ludahnya kasar, ia memejamkan matanya. Berusaha mencari tahu, dimana aroma tersebut."Haus... Wei, a-aku mau minum." Gumam Queen dengan setengah sadar.
Awalnya Wei ingin keluar dari kamar dan mengambil kan Queen air. Namun pria itu terkejut saat Queen menarik lengannya dan menghisap ibu jarinya yang terluka.
Wei tersenyum, ia mengusap kepala Queen lembut. "Minumlah, aku takkan kemana-mana." Bisik Wei menenangkan saat Queen menghisap darahnya dengan rakus.
"Sepertinya aku harus membeli pil penambah darah. Untuk berjaga-jaga, jika kejadian ini terjadi lagi." Batin Wei.
Matanya yang tajam sama sekali tak lepas dari sosok Queen, bahkan Wei seperti lupa bagaimana caranya menoleh.
"Cukup Queen, atau kau mau aku mati huh?" Bisik Wei lirih.Bisikan Wei membuat Queen sadar dan melepaskan gigitannya secara refleks.
Matanya yang memerah segara beralih menjadi hitam kelam."W-wei..." Panggil Queen terbata.
Pria itu tersenyum, ia mendekap erat Queen kedalam pelukannya. "Aku disini." Balasnya datar.
"Maaf aku.."
"Shht.. yang penting kau sudah kembali padaku." Bisik Wei lembut.
Wei mencium bibir Queen lembut, penuh kasih. "Aku takkan membiarkan kau pergi begitu saja. Kau adalah milikku Xia Queen."
Queen tak membantah sama sekali, terbukti memang ia seharusnya tidak akan pernah meninggalkan tuannya.
Apapun yang terjadi. Mereka harus bersama.
Queen semakin mengeratkan pelukannya pada Wei, ia mencoba menyamankan dirinya pada sang tuan.
"Aku memang tidak pernah berpikir untuk meninggalkan anda tuan, hidupmu adalah hidupku." Queen membatin.Sedangkan di negeri antah berantah, Ley Guan Fu mengumpat kasar karena gagal menyentuh Xia Queen
"Sialan!"
Next....
30 Jan 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil In The Painting [Completed]
Storie d'amoreWarning! Typo, EYED, Wei Xiang, pelukis ternama diusianya yang masih terbilang muda. Awalnya kehidupannya baik-baik saja, namun suatu hari setelah sang kekasih memutuskan hubungan dengannya. Wei mendadak berubah menjadi dingin dan pendiam, bahkan...