lima puluh

728 23 0
                                    

Vidio di atas di play ya...

Selamat membaca...

Sudah seminggu sejak Davin meninggal dan Kevin selalu menghabiskan hari-hari nya layaknya seorang mayat hidup, tatapannya kosong dan kantung matanya berubah menjadi sedikit kehitam.

Kevin berjalan menuju kamar yang pintu nya belum pernah ia tutup hingga saat ini, selama ini Kevin tidak pernah berani untuk datang ke kamar Davin karena pasti banyak hal yang akan membuat Kevin kembali mengingat Davin.

Satu langkah setelah melewati pintu Kevin sempat berhenti, rasa sakit itu kembali menyerang perasaan Kevin.
Kevin mengedarkan pandangannya ke setiap sudut yang ada di kamar Davin terasa hampa dan ada rasa kehilangan di dalam hatinya.

Setelah mengedarkan pandangannya Kevin terhenti pada setiap kertas kecil yang dulu ia tempel di setiap sudut kamar Davin agar adiknya bisa beraktifitas sepeti biasanya.

Kevin menarik satu kertas itu yang tertempel di nakas yang bertuliskan " bangun setelah itu mandi"

Mata Kevin terasa panas dan berembun, hatinya mencelos jatuh ke sebuah jurang kepedihan yang menyiksa, lalu Davin kembali berjalan ke sebuah kertas kecil lainnya yang bertuliskan "sarapan di meja makan pukul 06 : 30"

Kevin juga mengambil sebuah kaca mata yang sempat ia beli dengan Kirana dan Davin tempo hari, Kevin mengelus kaca mata tersebut saat rasa rindu kembali menyelimuti hatinya, Rindu ingin memeluk dan mengatakan jika Kevin sudah sangat-sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan Davin selama ini.

Tawa Davin mulai bergema di gendang telinga Kevin, mata itu, mata yang akan terlihat sepeti bulan sabit saat ia tersenyum berputar apik di dalan benak Kevin, Kevin berlutut di lantai kamar Davin karena rasa kehilangan sudah sangat menguras tenaganya, Kevin meremat kepalanya kuat sambil berteriak sekeras-kerasnya hingga suaranya terdengar ke setiap sudut rumah mewahnya.

"Kakak tidak pernah menyangka jika kehilangan kamu akan terasa menyiksa sepeti sekarang ini Dav, kakak ingin kembali ke masa di mana kamu baru saja di lahirkan ke dunia ini" Kevin menangis sambil terus memukul kepalanya beberapa kali berharap Kevin bisa melupakan wajah Davin yang selalu terbayang-bayang di benaknya.

Butuh waktu tiga jam untuk Kevin bisa kembali menormalkan emosinya, ya walupun tidak akan sama sepeti saat Davin masih ada di dunia ini.

Setelah puas menangis dan sempat tertidur di atas tempat tidur Davin selama beberpa saat
Kevin memutuskan keluar kamar jika dia tidak ingin perasaanya semakin kacau, dengan mata yang masih terlihat sembab Kevin melangkah menuju ruangan tengah.

"Kevin?"

suara wanita yang setiap hari tidak pernah absen datang ke rumahnya setelah Davin meninggal mengalihkan perhatiannya.

Alisa tersenyum manis sambil mendekat ke arah meja makan, setiap hari wanita itu selalu membawakan Kevin makan walau pun sudah sangat sering Kevin melarang Alisa namun gadis yang berhasil membuatnya tetap tegar itu bersikeras dengan alasan jika dirinya tidak percaya Kevin akan makan tepat pada waktunya.

"Makan dulu abis itu aku mau ngajak kamu ke suatu tempat" Alisa menepuk kursi yang ada di sebelahnya, Kevin menurut tanpa memberikan komentar apapun selain sebuah senyum tipis dari bibirnya.

"Mau pergi kemana memangnya?" Kevin mulai menyantap makanannya.

Alisa menuangkan air putih ke dalam gelas dan menyodorkannya ke dekat Kevin.

"Makan dulu saja, setelah selesai nanti akan aku katakan kepadamu" Kata-kata Kevin menurut tanpa banyak berkomentar.

Setidaknya Kevin sadar jika sekarang dia masih memiliki orang-orang yang menyayanginya, dia tidak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya karena telah menyia-nyiakan orang yang sudah menyayangi dan mempedulikannya dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlzheimerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang