Herman menatapku dengan penuh selidik. Keramaian di kafe ini tak mengusik konsentrasinya. Mungkin pikirannya saat ini sibuk menerka-nerka tujuanku mengajaknya bertemu di tempat ini.
"Tidak ada sianida di kopi itu, percayalah!" kataku meyakinkan.
Herman menggeleng. Ia masih menatapku tajam. Akhirnya, sedikit demi sedikit ia mau juga meneguk kopi yang kupesan untuknya itu.
Sesaat, mata Herman membelalak lebar. Terlihat tak percaya menatap cangkirnya yang separuh kosong.
Kubilang tidak ada sianida. Bukan berarti tidak ada apa-apa, ya, kan? Menurutmu, apa yang lebih pantas diberikan seorang lelaki pada selingkuhan istrinya?
Ah, tidak. Aku hanya memberinya jari kelingking Winna yang dulu selalu diacungkannya tiap kali ia mengucap janji.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepypasta (Mix & Original)
Mystery / ThrillerSuka baca bacaan ringan tapi bikin bulu kuduk bediri? Kamu menemukan bacaan yang tepat! Rasakan sensasi ngeri sekaligus penasaran dalam cerita ini. Beberapa cerita bukan murni buatan saya. Sebisa mungkin akan saya cantumkan sumbernya. Selamat Mem...